Penulis
Intisari-online.com - Hingga kini virus corona adalah permasalahan global yang belum ditemukansolusinya.
Baik vaksin maupun obatnya pun belum juga ditemukan, maka sebagi alternatif kini pasien virus corona hanya diberikan obat yang direkomendasikan.
Namun, itu tidak menjamin kesembuhan pasien pasalnya hingga kini setiap pasien bisa sembuh dengan cara beragam.
Meski demikian, baik ilmuwan maupun dokter terus mencari solusi untuk memecahkan masalah soal virus corona.
Kabar baiknya, kini Ilmuwan kembali temukan cara ampuh untuk menyembuhkan pasien virus corona.
Dikutip dari GridHealth, salah satu studi ilmuwan tahun 2020 yang terbit dalam Journal of the American Medical Association.
Menemukan bahwa ada cara lain untuk menyembuhkan pasien virus corona dengan mudah.
Cara menyembuhkan ini bukan menggunakan vaksin maupun obat namun dengan transfusi plasma darah.
Dengan tranfusi plasma darah dari pasien yang sudah sembuh, cara ini dinilai ampuh bahkan untuk menyembuhkan pasien dalam kondisi kritis sekalipun.
Dalam penelitian itu ada sejumlah pasien dala rentang usia 36-65 tahun.
Di antaranya ada 2 wanita, yang menerima ventilasi mekanik pada saat pegobatan dan semua telah menerima antivirus dan methylplrednisolone.
Setelah melakukan transfusi plasma darah, suhunya berubah menjadi normal dalam dua hari 4 dari 5 pasien itu.
Sindrom Distres Pernapasan Akut (ARDS) juga sembuh pada 4 pasien dalam waktu 12 hari setelah tranfus.
Kemudian 3 pasien disapih dari ventilasi mekanik dalam 2 minggu perawataan.
Dari 5 pasien, 3 telah dipulangkan dari rumah sakit dengan lama perawatan berkisar 53 hari, 51 hari, dan 55 hari.
Seentara 2 dalam kondisi stabil hanya dalam 37 hari setelah menerima tranfusi.
Pengobatan dengan menyuntikan transfusi plasma darah ini digadang menjadi cara paling ampuh untuk menyembuhkan pasien saat ini.
Antibodi dan plasma darah atau serum dari orang yang telah sembuh dari infeksi Covid-19 bisa menambah imunitas pasien yang baru terinfeksi.
Diketahui, antibodi ini mengandung serum darah yang bisa menteralisir SARS virus yang dipercaya adalah awal mula Covid-19.
Namun penelitian ini masih terus memerlukan evaluasi dalam uji klinis, dan penelitian ulang.
Meski demikian, setidaknya ini bisa menjadi harapan baru bagi kita semua untuk terbebas dari virus corona.
Di Indonesia, penelitian ini viral setelah seorang dokter sekaligus penulis, Dr Gia Pratama mempostingnya kembali dalam sebuah cuitan di Twitter Faheem Younus, Kepala Petugas Mutu dan Kepala Penyakit Menular di University of Maryland.
Dalam cuitannya, Faheem mengatakan saat ini pasien Covid-19 yang sembuh disuntikan dengan plasma darah pasien yang sudah sembuh.