Vaksin Covid-19 Dikabarkan Sudah Jadi, Lantas Kapan Siap Edar?

May N

Penulis

Intisari-online.com -Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 mewabah dengan sangat cepat.

Semenjak World Health Organization (WHO) mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi, semua mata tertuju pada pengembangan vaksin.

Sebab, hanya vaksin yang bisa mencegah seseorang terhindar dari sebuah penyakit.

WHO menyebutkan saat ini terdapat 20 perusahaan yang berlomba menciptakan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Seminggu Setelah Dinyatakan Sembuh, 2 Orang Ini Kembali Terinfeksi Covid-19, Apakah Mereka yang Pernah Terinfeksi Virus Corona Bisa Tertular Kedua Kalinya?

Empat di antaranya menjadi kandidat kuat karena telah dites pada hewan.

Satu di antara empat calon vaksin tersebut dibuat oleh Moderna, perusahaan bioteknologi berbasis di Boston, AS.

Calon vaksin ini akan segera diuji pada manusia dalam waktu dekat.

Percepatan pembuatan vaksin ini sebagian besar bisa terwujud karena China yang cepat menemukan materi genetik virus SARS-CoV-2.

Baca Juga: Seolah Tak Ada Kapoknya, Pasar di China Asal Corona Kembali Jual Daging Kelelawar dan Kalajengking

China menyebarkan runutan materi genetik ini pada Januari.

Tak ada yang menyangka pandemi saat ini disebabkan oleh salah satu jenis virus corona.

Para ahli memprediksikan pandemi akan lebih mengarah pada flu sebagai sumber penyakitnya.

“Waktu pengembangan kandidat virus ini banyak dihabiskan untuk mempelajari bagaimana cara mengembangkan vaksin untuk virus corona yang lain,” tutur Richard Hatchett, CEO dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) yang berbasis di Oslo, Norwegia.

Baca Juga: Paru-paru Jadi Hal Pertama yang Diserang Virus Corona, Maka Kita Wajib Jaga Kesehatan Paru-paru, Caranya Konsumsi 5 Makanan Ini!

Virus corona yang lain mengacu pada SARS-CoV-2.

Sementara dua virus corona sebelumnya yang juga dikenal adalah MERS dan SARS.

Melansir The Guardian, Minggu (29/3/2020), dalam dua kasus virus corona sebelumnya, vaksin dikembangkan usai outbreak berakhir.

Perusahaan Moderna sendiri meneliti vaksin untuk MERS lebih dulu lewat US National Institute of Allergy and Infectious Diseases di Bethesda, Maryland.

Baca Juga: Selama Ini Dirahasiakan, Jerman Ternyata Siapkan 'Rencana Gila' Ini Untuk Mengakhiri Pandemi Covid-19, Bagaimana Rencananya?

“Akselerasi dalam proses ini sangat dramatis. Dimulai dari SARS, kemudian MERS, kemudian digunakan untuk Covid-19,” tutur Dr Maria Van Kerkhove, Techical Lead dari WHO Emergencies Program seperti dikutip dari CNBC.

Namun, WHO mengingatkan butuh waktu lama untuk vaksin tersedia untuk keperluan publik.

Para ilmuwan mengatakan uji klinis dan keamanan membutuhkan waktu sedikitnya 18 bulan.

Prinsip dasar vaksin

Baca Juga: Ke Luar Rumah di Tengah Wabah Covid-19? Ini 7 Hal yang Wajib Kita Lakukan Ketika Sampai di Rumah

Semua vaksin memiliki prinsip dasar yang sama.

Vaksin memasukkan bakteri patogen ke dalam sistem imun manusia (biasanya dalam bentuk suntikan atau dosis rendah), kemudian mengambil antibodi akibat patogen tersebut.

Antibodi tersebut yang akan menangkal virus untuk kembali masuk.

Secara tradisional, imunisasi dilakukan dengan cara memasukkan virus yang sudah dilemahkan melalui proses kimia.

Baca Juga: Dianggap Virus Baru, Penyebab Covid-19 Disebut Pakar Kemungkinan Justru Sudah Menyebar pada Manusia Sejak Puluhan Tahun

Dosis yang tinggi atau beberapa kali injeksi memungkinkan seseorang mendapatkan proteksi tinggi terhadap sebuah virus.

Tes klinis, yang merupakan bagian paling vital dari pengembangan vaksin, melewati tiga tahapan.

Pertama adalah memberikannya kepada beberapa lusin relawan yang sehat untuk mengetes keamanan vaksin tersebut.

Tahap kedua menggunakan ratusan relawan yang terkena penyakit bersangkutan, untuk membuktikan seberapa efektif vaksin tersebut.

Baca Juga: 'Saya Rutin Minum Empon-empon', Cerita Pasien yang Sembuh dari Virus Corona, Ini 7 Manfaat Empon-empon

Sementara tahap ketiga, vaksin disuntikkan kepada beberapa ribu orang yang mengidap penyakit bersangkutan.

Dalam tiga tahap ini, trial and error ditemukan pada banyak calon vaksin.

“Tidak semua calon vaksin yang mulai duluan, akan selesai duluan,” tutur Bruce Gellin dari The Sabin Vaccine Institute di Washington DC.

Persetujuan penggunaan vaksin bisa dipercepat jika pemerintah pernah menyetujui vaksin serupa sebelumnya.

Baca Juga: Pandemi Corona, Pekerja Upah Harian Justru yang Terkena Imbas Paling Dahsyat, Jokowi Sampai Sebut 14 Ribu Pekerja Mudik dalam Seminggu

Vaksin flu misalnya, merupakan salah satu jenis vaksin yang modulnya di-update setiap tahun.

Kontras dengan itu, virus SARS-CoV-2 adalah senyawa baru dalam tubuh manusia dan mayoritas orang belum pernah terkena penyakit Covid-19.

Sampai saat ini, belum ada vaksin yang menggunakan materi genetik RNA atau DNA yang disetujui.

Fase selanjutnya Usai tes klinis, ada lagi masalah berikutnya.

Baca Juga: Sudah Dilarang Mudik, Nyatanya 14.000 Orang dari Jabodetabek Mudik ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY dalam 8 Hari Terakhir

Usai vaksin disetujui, dunia akan menginginkan jumlah yang besar untuk populasi yang banyak.

Banyak organisasi yang membuat vaksin Covid-19 tidak memiliki kapasitas produksi yang sepadan.

Itu hanyalah salah satu “cobaan” selanjutnya dari pengembangan vaksin.

Masalah selanjutnya adalah memastikan vaksin tersebut didistribusikan ke tangan yang benar.

Baca Juga: Perkeruh Suasana, Militer Amerika Kian Aktif di Laut China Selatan, Pakar Menyebut: Amerika Cari Masalah

“Hanya ada satu hal yang lebih berbahaya dibanding virus jahat, yaitu vaksin yang jahat.

"Kita harus sangat berhati-hati dalam mengembangkan setiap produk yang akan disuntikkan ke populasi besar,” tutur Dr Mike Ryan, Executive Director dari Emergencies Program WHO.

(Sri Anindiati Nursastri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Vaksin Corona atau Covid-19 Siap Diedarkan?"

Artikel Terkait