Find Us On Social Media :

Jika di Suriah Terjadi Perang Rudal Kisah Duel Rudal Dalam Perang Teluk pun Bisa Terulang

By Agustinus Winardi, Kamis, 19 April 2018 | 10:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Gempuran rudal pasukan AS dan koalisinya ke Suriah pada Sabtu dini hari (14/4/2018) sebenarnya menjadi ‘tidak seru’ karena militer Rusia yang berada di Suriah tidak melancarkan perlawanan.

Jika jet-jet tempur Rusia jadi terbang untuk menghadang jet-jet tempur AS, Inggris, dan Prancis di udara maka pertempuran yang diwarnai oleh duel rudal pun tak terelakkan.

Seperti duel rudal antara pasukan koalisi AS dan Irak pada Perang Teluk I (1990). 

Dalam Perang Teluk I yang dipicu oleh serbuan Irak ke Kuwait, peran kekuatan udara sangatlah menentukan.

Baik bagi Irak yang mampu menggasak Kuwait pada awal perang maupun AS yang sukses menggebuk Irak di akhir pertempuran.

Baca juga: Perang Teluk, Ajang Promosi dan Uji Coba Persenjataan Canggih 'Penebar Maut'

Karena kunci sukses keduanya ditentukan oleh superioritas air power.

Irak yang melancarkan serangan dadakan pada awal bulan Agustus 1990 ke Kuwait selain mengerahkan tank-tank lapis bajanya juga melakukan perlindungan udara (air cover) dengan mengerahkan pesawat tempur Sukhoi dan helikopter Mi-24 Hind buatan Rusia.

Walaupun sebenarnya jumlah pesawat tempur Irak yang terbang sangat terbatas pengaruh terhadap musuh (detterent effect ) sangat besar.

Untuk pertempuran selanjutnya invasi Irak ke Kuwait, lebih banyak ditentukan oleh kekuatan massif angkatan daratnya.

Serbuan dari darat dan udara memang membuat Kuwait kewalahan.

Namun demikian rudal-rudal darat ke udara,surface to air, yang diluncurkan AU Kuwait masih sanggup merontokkan 23 pesawat tempur Irak dari berbagai jenis.

Akhirnya, karena kehabisan rudal surface air missile (SAM), Kuwait dalam sehari berhasil dikuasai Irak.

Sedangkan para personel yang bertugas sebagai operator rudal dan sejumlah pilot Kuwait memilih kabur  menyelamatkan diri ke Arab Saudi.