'Kami Temukan Sejumlah Masalah di Italia', Kata Tim Medis China yang Datang ke Italia Untuk Membantu

Mentari DP

Penulis

Secara keseluruhan, China telah mengirim 35,4 ton pasokan medis dan obat-obatan untuk Covid-19 ke Italia.

Intisari-Online.com - Secara mengejutkan, Italia menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona tertinggi di dunia di luar China.

Hingga Sabtu (21/3/2020), otoritas Italia melaporkan total kasus di wilayah Italia kini mencapai47.021 kasus.

Dengam 4.032 orang meninggal dunia.

Bahkan dalam sehari, ada sekitar 627 kematian baru akibat virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Jakarta Tanggap Darurat Bencana Pademi Virus Corona, Anies Baswedan Minta Warga Tetap Diam di Rumah Sampai 5 April

Meliha hal ini, sebanyak 12 pakar medis dari provinsi Zhejiang China Timur dikirim ke Italia pada Selasa (17/03/2020) berdasarkan laporan Xinhua News.

Bantuan itu diberikan untuk bantu atasi virus corona di semenanjung Apennine, Italia.

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (21/3/2020), tim medis dari Zhejiang itu terdiri dari beberapa ahli rumah sakit provinsi dan pusat Zhejiang untuk pencegahan dan pengendalian penyakit.

Merekaberasal dari berbagai departemenseperti pernapasan, perawatan intensif, penyakit menular dan pengobatan tradisional China (Traditional Chinese Medicine).

Baca Juga: Malaysia Ambil Kebijakan Lockdown Selama 2 Minggu, WNA Dilarang Masuk hingga Pemerintah Jamin Stok Beras Cukup

Tak hanya itu, China jugamenyumbang beberapa alat kesehatan

Di antaranya peralatan ICU dan peralatan medis lain seperti puluhan set ventilator, monitor, pompa infus saluran ganda,dua mesin ultrasound warna portabel serta 60 ribu cairan reagen untuk pengujian.

Secara keseluruhan, China telah mengirim 35,4 ton pasokan medis dan obat-obatan untuk Covid-19 ke Italia.

Namun tim medis dari China tersebut melaporkan bahwa mereka menemukan sejumlah masalah di Italia.

Dilansir dari TIME,Sun Shuopeng, ketua eksekutif palang merah masyarakat China yang datang ke Italia untuk membantu melakukan press konferens di Milan paa 19 Maret 2020.

Menurutnya, ada beberapa masalah di Italia.

"Kami baru saja datang dari kota cordoba."

"Tetapi saya temukan di kota milan, yang merupakan daerah terparah oleh Covid-19, Anda (negara Italia) memiliki kebijakanlockdown yang sangat longgar," ucap Sun Shuopeng.

Alasannyatransportasiumum masih berfungsi, orang masih berjalan-jalan, dan masih berkumpul di hotel.

"Saya melihat banyak orang tidak memakai masker."

"Saya tidak tahu apa yang Anda pikirkan."

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Gubernur Anies Baswedan Pertimbangkan Lockdown Jakarta, Ini Pihak-pihak yang Menolak

Oleh karenanya,Sun Shuopeng menyarankan beberapa hal.

"Saat ini kita harus menghentikan waktu."

"Kita perlu menghentikan semua kegiatan ekonomi."

"Kita perlu mengurangi semua kegiatan ekonomi."

"Kita perlu menghentikan interaksi sosial yangbisa kita lakukan."

Sun Shuopeng meminta semua orang harus tinggal di rumah untuk karantina.

Apa yang disarankanSun Shuopeng merupakan hal mereka lakukan di Wuhan. Dari awal virus menyebar, ribuan orang terinfeksi dan meninggal dunia, hingga keadaan mulai membaik.

"Kehidupan semua orang adalah hal yang paling penting saat ini."

"Satu bulan setelah Wuhan lockdown, kami dapat merealisasikan perawatan di rumah sakit dan semua pasien COVID-19 dan mencapai titik puncak kesembuhan," tutupSun Shuopeng.

Lihat videonya di bawah ini:

Baca Juga: Bukan Lockdown, Tapi Pemerintah Sarankan Social Distancing untuk Cegah Penyebaran Virus Corona, Ini Perbedaan Keduanya

Artikel Terkait