Pecahkan Rekor Dunia dengan Korban Meninggal Terbanyak Akibat Virus Corona, Italia Kerahkan Pasukan Militer Untuk Angkut Jenazah Korban Covid-19

Afif Khoirul M

Penulis

Hal itu menjadikan Italia memecahkan rekor dunia dengan korban kematian terbanyak melebihi pusat pandemi di China.

Intisari-online.com - Wabah virus corona memang berasal dari China, maka tak heran jika jumlah korban di negara asalnya cukup banyak bahkan menjadi terbanyak di dunia.

Sejauh ini China mencatatkan jumlah korban terbanyak di dunia dengan total 81.120 orang terinfeksi.

Sementara Italia berada di belakang China dengan korban mencapai 41.035 orang terinfeksi virus corona.

Namun, itu adalah jumlah korban yang terinfeksi, sementara jumlah korban yang meninggal, Justru Italia kini pecahkan rekor dunia menjadi negara dengan kematian tertinggi akibat Covid-19.

Baca Juga: Kabar Baik Hari Ini, Balita Positif Corona di Yogyakarta Dinyatakan Sembuh, Begini Kondisinya

Menurut CNN pada Jumat (20/3/2020), jumlah korban di negara asal virus Corona, China hanya berada di angka 3.249 kematian, sementara Italia mencatat 3.405 kematian.

Hal itu menjadikan Italia memecahkan rekor dunia dengan korban kematian terbanyak melebihi pusat pandemi di China.

Kasus ini memicu babak baru bahwa Italia saat ini dalam situasi yang lebih mengkhawatirkan daripada China.

Sementara di Wuhan, kota yang pertama kali melaporkan wabah itu, justru mengalami penurunan, dan pada Kamis (19/3) mereka melaporka untuk peratama kalinya tidak ada warga sekitar yang terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Mengaku Sebagai Negara Terkuat Hadapi Virus Corona, Hingga Jarang Tersorot Media, Begini Situasi Rusia di Tengah Pandemi Covid-19

Sedangkan di Italia, kota Bergamo menjadi salah satu kota Italia paling bedampak.

Dilaporkan bahwa pasukan militer sampai dikerahkan untuk mengangkut jenazah korban virus corona.

Menurut kantor berita ANSA, kendaraan Angkatan Darat membawa puluhan peti mati menuju kawasan lain setelah krematorium setempat kewalahan.

Bahkan, Wali Kota Bergamo, Giorgio Gori menyatakan angka kematian sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.

Pasalnya, pasien yang menunjukkan gejala meninggal terlebih dahulu sebelum dites.

Jumlah kematian yang tinggi menyebabkan krematoium kewalahan dalam menangani jenazah.

Baca Juga: Membatalkan Acara Pertemuan dan Lakukan 'Social Distancing' Dapat Memperlambat Pandemi Virus Corona dan Selamatkan Orang Tersayang, Yuk Kompak!

Krematorium setempat bisa melakukan kremasi kepada 25 jenazah korban, itupun harus digeber hingga 24 jam penuh.

"Sangat jelas bahwa kami tidak bisa mengimbangi jumlah yang meningkat dalam beberapa hari terakhir," kata Giorgio Gori, kepada Sky News.

Kendaraan militer yang mengangkut peti mati itu membawa jenazah menuju daerah Modena, Acqui, Terme, Domodossola, Parma hingga Piacenza.

Jeanzah yang dikremasi akan dikembalikan ke kota Bergamo.

Pemakaman di Italia dilaporkan terjadi dua kali dalam satu jam, lapor Reuters.

Tingginya permintaan agar dimakamkan secara layak membuat banyak peti mati disiapkan di gereja yang terletak di kawasan pemakaman.

Baca Juga: China Memang Tidak Lagi Melaporkan Kasus Baru Pasien Positif COVID-19 Melalui Penularan Lokal, Tetapi Para Ahli Memperingatkan 'Hantaman Corona' Gelombang Kedua

Kemudian, kerabat korban yang meninggal diizinkan masuk area kuburan untuk memberikan pernghormatan terakhir, tapi dalam jumlah yang dibatasi.

Mereka juga diminta menjaga jarak demi pencegahan penularan.

Kemudian, harian setempat menerbitkan obituari mengenai korban yang meninggal, awalnya hanya dua halaman tapi kini menjadi 10 halaman.

Artikel Terkait