Find Us On Social Media :

Dokter James Marion, Dokter Bedah Organ Intim Wanita Paling Brutal!

By Adrie Saputra, Rabu, 18 April 2018 | 14:00 WIB

Intisari-Online.com - Sebuah patung pahlawan bernama Dr James Marion Sims, yang dikenal sebagai 'Bapak Ginekologi' yang bereksperimen pada wanita kulit hitam tanpa anestesi, telah diturunkan dari Central Park New York.

Namun, aktivis yang telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk menjatuhkan patung itu kecewa saat patung hanya direlokasi ke makam Sims di Brooklyn.

Mereka ingin patung itu dihancurkan, mereka juga masih kecewa saat tumpuan alas patung yang dihiasi dengan namanya masih terukir di sana.

Sims diangkat sebagai pelopor dalam bidang kesehatan wanita, dengan patung-patung yang didirikan di New York, Pennsylvania dan negara bagiannya di South Carolina.

Baca juga: Melihat Keperawanan Wanita Dari Cara Berjalannya? Ini Jawaban Dokter

Baca juga: Donorkan Spermanya Kepada Pasien yang Jalani Inseminasi Buatan, Dokter Ini Justru Dituntut

Namun sebenarnya dia dahulu telah dianggap melakukan operasi brutal pada budak perempuan tanpa pereda rasa nyeri.

Melalui teknik tak berperasaannya, ia menemukan spekulum vagina, yang masih digunakan dalam pemeriksaan ginekologi, serta cara untuk mengatasi robekan antara rahim dan kandung kemih saat persalinan.

Setelah bertahun-tahun patung tersebut diprotes, pejabat New York dengan suara bulat memberikan suara pada hari Senin (16/04/2018) untuk menurunkan patung di Harlem yang dianggap sebagai 'simbol kebencian' setelah peninjauan kembali.

Para aktivis meneriakkan aksi protes dan tudung ditempatkan di atas patung perunggu 14 kaki saat patung direlokasi ke Green-Wood Cemetery di Brooklyn, tempat Sims dikuburkan.

Baca juga: Lepas dari Uni Soviet, 5 Negara Ini Mantap Tampil dalam Asian Games Sejak 1994

Rencana sedang berlangsung untuk menggantikan patung itu dengan sebuah plakat yang didedikasikan untuk Anarka, Lucy, dan Betsey.

Mereka adalah tiga budak perempuan kulit hitam yang disiksa Sims untuk menguji teorinya, sementara pasien perempuan kulit putih diizinkan meminum obat penghilang rasa sakit.