Pandemi Virus Corona, Ilmuwan Berhasil Memetakan Bagaimana Sistem Kekebalan Tubuh Melawan Virus: Kuncinya Pada 4 Jenis Sel Imun

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Ini adalah kali pertama kami benar-benar paham bagaimana sistem kekebalan tubuh kita memerangi virus corona baru.

Intisari-Online.com - Para ilmuwan di Australia mengatakan mereka telah mengidentifikasi bagaimana sistem kekebalan tubuh melawan virus Covid-19.

Penelitian mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine pada hari Selasa (17/3) sebagaimana dilansir BBC, menunjukkan orang pulih dari virus seperti saat pulih dari flu.

Tak hanya itu, para ahli juga menentukan sel-sel kekebalan mana yang muncul guna membantu pengembangan vaksin.

Secara global, pihak berwenang telah mengkonfirmasi lebih dari 160.000 kasus virus corona dan sekitar 6.500 kematian.

Baca Juga: Kisah Ketika Bung Karno Ditembak Saat Salat Dari Jarak 7 Meter Tapi Meleset, Penembak: Bayangan Bung Karno Bisa Pindah-pindah Posisi

Rekan penulis, Prof Katherine Kedzierska mencatat bahwa penemuan ini penting dan berkata:

"Ini adalah kali pertama kami benar-benar paham bagaimana sistem kekebalan tubuh kita memerangi virus corona baru."

Penelitian oleh Institut Infeksi dan Kekebalan Peter Doherty di Melbourne telah dipuji oleh para ahli lainnya dengan menyebut hasil penelitian sebagai sebuah 'terobosan.'

Apa Temuan Hasil Penelitian Ini?

Baca Juga: Rudalnya Sudah Dipesan hingga Gelontorkan 200 Juta US Dolar untuk Memboyongnya, Indonesia Dikabarkan Bernegosiasi dengan China untuk Beli Kapal Perang dari Negeri Tirai Bambu Itu

Banyak orang telah pulih dari Covid-19, yang berarti sudah diketahui bahwa sistem kekebalan tubuh dapat berhasil melawan virus.

Tetapi untuk pertama kalinya, penelitian mengidentifikasi empat jenis sel kekebalan yang dihadirkan untuk melawan Covid-19.

Sel-sel inidiamati dengan melacak pasien yang memiliki kasus virus yang ringan hingga sedang dan tidak ada riwayat masalah kesehatan sebelumnya.

Baca Juga: Malaysia Mulai Berlakukan Lockdown Total, Justru Pengusaha Singapura Kalang Kabut dan Suruh Karyawan Malaysia Pulang, Ambil Baju, dan Segera Kembali, Kalau Tidak Terancam Hal ini

Wanita berusia 47 tahun dari Wuhan, Cina, telah datang ke rumah sakit di Australia. Dia pulih dalam 14 hari.

Prof Kedzierska mengatakan kepada BBC bahwa timnya telah memeriksa "seluruh respon imun" pada pasien ini.

Tiga hari sebelum wanita itu mulai membaik, sel-sel tertentu terlihat muncul dalam aliran darahnya.

Baca Juga: Indonesia Sudah Darurat Nasional Virus Corona, Pejabat PDAM Cianjur ini Malah Liburan Keliling Eropa, Bikin Bupati Geram Bukan Main

Pada pasien influenza, sel-sel yang sama ini juga muncul sekitar pada waktu yang sama sebelum pemulihan, kata Prof Kedzierska.

"Kami sangat gembira dengan hasil ini, kami dapat menangkap kemunculan sel-sel kekebalan pada pasien yang terinfeksi sebelum perbaikan klinis," katanya kepada BBC.

Lebih dari sepuluh ilmuwan bekerja sepanjang waktu selama empat minggu untuk menyampaikan analisis ini, tambahnya.

Baca Juga: 'Rasanya Seperti Seseorang Memasukkan Pisau ke Tenggorokan Saya', Cerita Seorang Dokter di Inggris tentang Pengalamannya Terserang Covid-19, Awalnya Hanya Dikira Jetlag

Bagaimana Temuan Penelitian Ini Membantu Melawan Covid-19?

Mengidentifikasi kapan sel-sel kekebalan muncul dapat membantu "memprediksi perjalanan virus", kata Prof Bruce Thompson, dekan ilmu kesehatan di Swinburne University of Technology.

"Ketika Anda tahu kapan berbagai respons terjadi, Anda dapat memperkirakan di mana posisi pasien berada dalam proses pemulihan virus," kata Prof Thompson.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan temuan itu juga dapat membantu "mempercepat" penemuan vaksin dan perawatan potensial untuk pasien yang terinfeksi.

Baca Juga: Kisah Profesor Penyintas Corona, Rajin ke Gym 5 Hari Seminggu yang Mulanya Sesumbar dan 'Pede' Tak Bakal Terinfeksi Virus Corona: 'Awalnya Seolah Ada Lempengan Besi Berat Menekan Dada'

Prof Kedzierska mengatakan langkah selanjutnya bagi para ilmuwan adalah untuk menentukan mengapa respons kekebalan lebih lemah dalam kasus yang lebih buruk.

"Penting untuk memahami apa kekurangan atau perbedaan pada pasien yang telah meninggal atau yang menderita penyakit parah - sehingga kita dapat memahami bagaimana melindungi mereka," katanya.

Dalam melakukan praktiknya, pusat penelitian ini menerima dana tambahan dari pemerintah Australia serta sumbangan dari miliarder China Jack Ma.

Baca Juga: Lansia Disebut Masuk Kelompok Paling Rentan Terinfeksi Virus Corona, ini Dia Tips Cegah Lansia Terinfeksi Covid-19

Artikel Terkait