Penulis
Intisari-Online.com – Sebuah cerita tentang Mahatma Gandhi. Ia mengerti tahu apa yang harus disepakati, meskipun ada perbedaan. Bahkan ketika ia tidak setuju, ia menghormati orang lain.
Ia tidak pernah menikmati dengan menggigit punggung. Ia tidak membandingkan dirinya atau rekannya dengan orang lain. Ia melupakan egonya. Dia mempraktikkan apa yang ia kotbahkan.
Ada insiden yang menyentuh dalam kehidupan Mahatma Gandhi. Suatu hari, seorang ibu datang kepadanya dan berkata, “Anak saya menderita penyakit ginjal. Para dokter telah memintanya untuk tidak makan garam, tetapi dia tidak mendengarkan. Dia minta khusus untuk menemui Anda dan dengan senang hati akan melakukan apapun yang Anda katakan.”
Mahatma Gandhi berkata padanya, “Bawa putramu kepadaku setelah seminggu!”
Baca juga:Nasihat Inspiratif Seorang Ayah untuk Anaknya tentang Semangat Pantang Menyerah
Setelah tujuh hari, ibu dan putranya bertemu dengan Mahatma Gandhi, yang lalu meminta bocah lelaki itu untuk tidak mengonsumsi garam. Bocah itu langsung setuju.
Sang ibu bingung dengan kejadian itu. Ia bertanya kepada Mahatma, “Mengapa Anda tidak memberikan saran itu seminggu sebelumnya?”
Mahatma berkata kepada sang ibu, “Ketika Anda datang kepada saya minggu lalu, saya biasa mengasup garam dalam makanan saya. Saya berkata pada diri sendiri bahwa sebelum saya dapat menyarankan yang lain untuk tidak makan garam, maka saya harus melakukannya sendiri. Sepanjang minggu ini saya telah menahan diri untuk tidak makan garam dan merasa pantas untuk memberikan saran itu.”
Sangat mudah bagi kita memberi nasihat kepada orang lain. Sangat mudah untuk memberi tahu pasangan kita untuk melakukan ini atau itu.
Tetapi jika kita tidak mempraktikkan apa yang kita khotbahkan, tidak akan ada yang memperhatikan.
Baca juga:Terkadang Kita Hanya Perlu Mendengar, Bukan Terburu-Buru Menasihati