Ada Titik Kritis Sebelum Virus Corona Membunuh Korbannya, Ini Orang-orang yang Biasanya Tak Mampu Melaluinya dan Harus Berakhir dengan Kematian

Mentari DP

Penulis

Satu dari tujuh pasien mengalami kesulitan bernapas dan komplikasi parah lainnya. Sementara 6% di antaranya menjadi kritis.

Intisari-Online.com – Seperti yang kita tahu, gejala virus corona adalah batuk.

Namun sebagian besar tidaklah mematikan.

Hanya bagi sebagian dari mereka yang kurang beruntung, infeksi virus corona bisa mencapai paru-paru.

Nah, bahaya dimulai ketika infeksi tersebut mencapai paru-paru.

Baca Juga: Ayah Balita 6 Tahun yang Dibunuh Remaja 15 Tahun Minta Pelaku Dihukum Seberat-beratnya, Apa Hukum Pidana yang Bisa Menjerat Pelaku?

Dilansir dari bloomberg.com pada Kamis (12/3/2020), satu dari tujuh pasien mengalami kesulitan bernapas dan komplikasi parah lainnya.

Sementara 6% di antaranya menjadi kritis.

Pasien-pasien ini biasanya mengalami kegagalan sistem pernapasan dan sistem vital lainnya, dan kadang-kadang mengalami syok septik, menurut sebuah laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia di China pada bulan lalu.

Dan menurut Bruce Aylward, asisten direktur jenderal WHO yang turut mengawasi kondisi di China, perkembangan kondisi dari ringan ke parah bisa terjadi sangat cepat.

Dijelaskan bahwa sekitar 10-15% dari pasien ringan sampai sedang berkembang menjadi parah dan dari mereka, 15-20% mengalami peningkatan menjadi kritis.

Baca Juga: Aktor Hollywood Tom Hanks, Istrinya Rita Wilson, dan Pemain NBA Rudy Gobert Positif Virus Corona

Jeffery K. Taubenberger, seorang ahli yang mempelajari infeksi pada korban flu Spanyol, mengatakan Covid-19 kemungkinan besar menyebar melalui tetesan yang dikeluarkan dari batuk, bersin, atau napas orang yang terinfeksi.

Infeksi umumnya dimulai di hidung.

Begitu masuk ke dalam tubuh, virus korona menyerang sel-sel epitel yang melapisi dan melindungi saluran pernapasan.

Jika infeksi menyerang di saluran napas bagian atas, biasanya mengakibatkan penyakit yang kurang parah.

Tetapi jika virus menjalar ke tenggorokan ke cabang-cabang perifer dari pohon pernapasan dan jaringan paru-paru, itu bisa memicu fase penyakit yang lebih parah.

Itu karena kerusakan penyebab pneumonia yang ditimbulkan langsung oleh virus, ditambah kerusakan sekunder yang disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap infeksi.

"Tubuh Anda segera berusaha memperbaiki kerusakan di paru-paru begitu itu terjadi," jelas Taubenberger.

Berbagai sel darah putih yang mengonsumsi patogen akan membantu menyembuhkan jaringan yang rusak sebagai responden pertama.

"Biasanya, jika ini berjalan dengan baik, Anda dapat ‘membersihkan’ infeksi hanya dalam beberapa hari."

Tapi dalam beberapa infeksi virus corona yang lebih parah, upaya tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri mungkin terlalu kuat.

“Alhasil ini malah mengarah pada penghancuran, tidak hanya sel yang terinfeksi virus, tetapi juga jaringan yang sehat,” kata Taubenberger.

Baca Juga: WHO Tetapkan Wabah Virus Corona Jadi Pademi Global, Bagaimana Nasib Piala Eropa 2020 dan Olimpiade Musim Panas 2020?

Contoh jaringan sehat yang mungkin terinfeksi adalah kerusakan pada epitel yang melapisi trakea dan bronkus.

Jika sudah seperti ini, Taubenberger menjelaskan bahwa tubuh kita sudah tidak memiliki kemampuan untuk menjaga area dari saluran pernapasan bagian bawah.

Akibatnya, paru-paru rentan terhadap infeksi bakteri sekunder invasif.

Ketika paru-paru Anda mengalami masalah, maka organ vital lainnya juga bisa bermasalah. Seperti ginjal, hati, otak dan jantung.

"Ketika Anda terkena infeksi yang buruk dan luar biasa, semuanya mulai berantakan," kata David Morens, penasihat ilmiah senior untuk direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.

“Dan ketika kita bisa melewati masa kritis, maka pada titik tertentu, kita tidak bisa bertahan lagi.”

Pada kasus virus corona, awalnya mereka yang lebih tua tidak bisa bertahan. Tapi orang dewasa muda yang sehat pun menyerah pada penyakit itu.

Contoh paling nyata adalah Li Wenliang, dokter berusia 34 tahun yang meninggal bulan lalu setelah menerima antibodi, antivirus, antibiotik, oksigen, dan darahnya dipompa melalui paru-paru buatan.

Pasien yang risiko tertinggi termasuk mereka yang berusia 60 tahun atau lebih tua.

Serta mereka yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Rekan Cristiano Ronaldo, Daniele Rugani Positif Virus Corona, Seluruh Pemain dan Staf Juventus Diisolasi

Artikel Terkait