Penulis
Intisari-Online.com - Meski dalam keadaan panik, jangan sembarangan berikan obat untuk menurunkan panas pada anak.
Ada waktu yang disarankan untuk memberikan obat penurun demam.
Rasa panik pasti menghinggapi hati dan benak para orangtua yang anaknya mengalami demam.
Namun, hal itu tidak boleh menjadi alasan para orangtua untuk teledor melakukan langkah yang keliru.
Saat panik, perlu para orangtua ingat bahwa demam merupakan hal biasa.
Gangguan kesehatan tersebut merupakan respon tubuh terhadap infeksi.
Itu juga sebabnya orangtua disarankan untuk tidak terlalu gampang memberikan obat penurun panas.
Lalu, kapan waktunya orangtua boleh berikan obat penurun panas?
Melansir Kompas.com, dr. Kiki Madiapermana Samsi, Sp.A, dari Kemang Medical Center Jakarta, mengatakan bahwa pemberian obat penurun panas sebaiknya dilakukan bila suku anak mencapai 39 derajat celcius.
Di bawah suhu itu, ia menyarankan untuk menahan pemberian obat penurun panas.
Hal itu dikarenakan pemberian obat penurun panas diibaratkan sebagai pisau bermata dua.
Di satu sisi ia akan menurunkan suhu tubuh, namun di sisi lain jika diberikan terlalu sering dapat mengakibatkan kerusakan hati.
"Kalau baru 37,5 derajat sebaiknya tahan dulu. Masalahnya pemberian obat penurun panas itu ibarat pisau bermata dua.
"Di satu sisi ia menurunkan suhu tubuh tapi di sisi lain bila sering-sering diberikan bisa merusak hati, padahal ini obat yang standar," kata dr.Kiki.
Selain itu, penundaan pemberian obat penurun panas juga dimaksudkan agar dokter bisa melihat pola sakit si kecil.
"Kalau baru 37,5 sudah dikasih obat bagaimana dokter bisa mendeteksi polanya," tambahnya.
Jika orangtua terlalu panik untuk membiarkan si kecil mengalami demam tanpa pemberian obat, dr. Kiki menyarankan untuk membawanya ke dokter saja.
Namun, menurutnya tidak perlu meminta obat.
"Bila orangtua merasa panik dan merasa perlu membawa anaknya ke dokter silakan saja,
"Tapi sebaiknya jangan minta obat kalau hari itu belum perlu obat, jangan memaksa untuk periksa lab kalau baru dua hari demam," ujar Kiki.
Sekalipun dokter memberikan obat, biasanya hanya dilakukan untuk mengurangi panik orangtua.
"Daripada membeli obat dengan dosis tak terkontrol, mending di kasih obat antibiotik dosis rendah, jadi meski penyebabnya virus tak akan berbahaya," paparnya.
Delapan puluh persen sakit demam yang disebabkan virus umumnya akan sembuh sendiri.
Hanya 20 persen saja yang membutuhkan perawatan.
Untuk perawatan demam atau menurunkan panas pada anak di rumah, berikut cara-cara yang bisa dilakukan para orangtua:
1. Kompres air hangat
Walau terdengar kuno, namun cara menurunkan panas pada anak yang satu ini sangat efektif.
Sebab, sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang kita.
Yang perlu Anda lakukan adalah menyiapakan air hangat dan sebuah kain.
Celupkan kain ke air hangat, lalu letakan kain di beberapa bagian tubuh. Bisa dahi, ketiak, lipatan tangan, dan lipatan kaki.
2. Gunakan kaos kaki basah
Cara menurunkan panas yang ketiga bisa Anda lakukan saat anak mau tidur.
Menurut University of Maryland Medical Center, cara menurunkan panas dengan kaos kaki basah juga ampuh untuk menurunkan panas.
Pertama, rendam sepasang kaos kaki katun dalam air hangat, peras sisa airnya, lalu pasangkan pada kaki anak.
Kemudian, pakai kaos kaki lebih tebal untuk melapisi kaos kaki basah tersebut.
Menurut beberapa peneliti, cara ini berguna untuk mengedarkan aliran darah yang kencang di ujung-ujung kaki dan merangsang aktivitas sistem imun tubuh.
3. Buat si kecil banyak minum cairan
Cara menurunkan panas yang keempat adalah banyak minum cairan.
Menurut dokter William Schaffner dari Vanderbilt School of Medicine, kita harus banyak minum cairan ketika sedang sakit.
Minum cairan di sini bisa air putih, teh tawar atau manis hangat, atau jus buah segar. Untuk jus buah, usahakan tidak menggunakan gula.
Silahkan meminumnya 1 hingga 2 cangkir per hari. Sebab, uap panas akan mengencerkan lendir dan memicu produksi keringat.