Titik Temu March Macro 2020, Pergumulan Fotografi Indonesia Mengumpulkan Rasa Menyisir Estetika

Hery Prasetyo

Penulis

Untuk kelima kalinya, March Macro sebagai pergumulan fotografi Indonesia kembali digelar di Yogyakarta, 13-15 Maret 2020.

Intisari-Online.com - Untuk kelima kalinya, March Macro sebagai pergumulan fotografi Indonesia kembali digelar di Yogyakarta, 13-15 Maret 2020.

Kali ini, panitia gathering fotografer Indonesia itu mengambil tema Titik Temu March Macro 2020.

Menurut penggagas acara tahunan yang digelar sejak 2014 ini, Teguh Santosa, March Macro 2020 akan lebih variatif dan unik.

Memang, macro identik dengan fotografi yang mengeksplorasi objek kecil.

Sebagian besar peserta March Macro juga penggemar fotografio macro.

Namun, kata Teguh Santosa, gathering kali ini akan melakukan kegiatan berbagai genre fotografi.

"Selain tetap melakukan kegiatan eksplorasi fotografi macro, kami juga akan ajak peserta untuk melakukan fotografi landskap, bodel, human interest, dan street," jelasnya.

Baca Juga: Lagi-lagi Kapal Pesiar Mewah 'Bermutasi' Jadi Kamp Kematian, 21 Orang Penumpang The Grand Princess Positif Mengidap Corona

Titik Temu March Macro 2020 akan dipusatkan di Resort Wulenpari, Patuk, Gunungkidul.

Ini seperti mengumpulkan saudara dan handai tauland sesama seniman foto dengan penuh rasa, sekaligus menyisir setiap estetika.

Maka, untuk lebih mengoptimalkan pergumulan fotografi, peserta akan diajak melakukan hunting foto human interest dengan tema penjual makanan tradisional.

Acara ini juga sekaligus dijadikan ajang lomba.

Selain itu, ada sesi hunting street photography di Malioboro Yogyakarta, foto human interest di Kota Gede, landskap di Guning Ireng, juga on the spot di Kali Oya.

Baca Juga: Hanya Jadi Ratu Selama 9 Hari, Hidup Lady Jane Grey pun Berakhir Tragis dengan Dipenggal, Hal Mengejutkan Inilah yang Dikatakannya Sebelum Eksekusi

Bahkan, peserta juga akan diajak melakukan pemotretan model di Ledok Tinjon, Prambanan.

Dijelaskan Teguh Santosa, Marc Macro diharapkan akan terus menjadi gathering fotografer setiap tahun.

Konsepnya bisa berubah-ubah, sesuai dengan konteks dan kebutuhan.

Baca Juga: Segera Lunasi Tunggakan Pajak Kendaraan, Kalau Tidak, Kendaraan Tunggak Pajak Dua Tahun Bakal Dilarang Beroperasi!

Tak sekadar gathering, diharapkan March Macro menjadi semacam pergumulan fotografi dalam mengeksplorasi estetika lewat pemotretan.

Pada akhirnya, karya-karya fotografi dari March Macro diharapkan tak hanya sebagai pengungkap dan pendokumentasian estetika beserta problem dan gerak kehidupan, tapi juga menjadi bagian dari karya budaya.

Bahkan, diharapkan pula karya-karya fotografi itu bisa memberi sumbangan dalam dinamika kebudayaan.

Selain acara pemotretan, juga ada sharing fotografi untuk lebih menajamkan imajinasi dan wacana, juga kemampuan.

"Rencananya kami juga akan mengundang pembicara pakar fotografi seperti WS Pramono, juga Shikei, Ck Suprapto Malang, dan Johntefon" katanya.

Artikel Terkait