Penulis
Intisari-online.com - Sejauh ini virus corona telah masuk ke Indonesia pada Senin (2/3/2020).
Virus ini telah menyebar ke berbagai negara di belahan dunia, dan membuatnya sebagai wabah tersebesar saat ini, sejak kemunculannya pertama kali di Wuhan, China.
Sementara di Indonesia, yang sebelumnya nyaris dua bulan belum melaporkan kasus virus corona, kini secara resmi telah melaporkan kasusnya untuk pertama kalinya.
Namun yang menjadi permasalahannya adalah, obat virus corona sampai saat ini belum ditemukan.
Dengan kata lain, penyakit yang telah membunuh lebih dari 3.000 orang ini belum ada vaksin yang tepat untuk mengobatinya.
Akan tetapi ilmuwan temukan salah satu obat yang dipercaya bisa menangkal virus corona.
Menurut berbagi sumber, termasuk Tribunnews, pada Kamis(20/2) ilmuwan mengklaim beberapa obat memiliki kecocokan untuk diikonsumsi penderita vrius corona.
Temuan obat ini sudah diumumkan pejabat setempat sejak Senin (17/2) lalu.
Terlebih obat ini ternyata selama ini sudah akrab dan sering dikonsumsi oleh orang Indonesia.
Nama obat itu adalah Chloroquine Phospate.
Obat Chloroquine Phosphate ini sangat familiar dengan orang Indonesia, jika Anda tidak mengenalinya.
Sementara di Indonesia Chloroquine Phosphate lebih dikenal dengan sebutan obat Anti Malaria.
Menurut Media berbasis di China Xinhua, wakil kepala Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Menyebut bahwa obat itu, sudah diterapkan dalam uji klinis, dan dipercaya ampuh melawan virus corona.
Chloroquine Phosphate sendiri sudah digunakan oleh manusia selama 70 tahun.
Baca Juga: Belajar Menjadi IT Security dari Ricky Setiadi (Blibli.com)
The Sun menambahkan, bahwa obat ini sudah melalui beberapa skrining uji coba dan kini siap digunakan.
Obat itu sudah mengikuti uji klinis dari 10 rumah sakit di Beijing serta Guangdong China Selatan, dan Provinsi Hunan di China Tengah.
Menurut uji klinis tersebut, Chloroquine Phosphate memiliki kemanjuran yang cukup baik.
Dalam ujicoba pasian yang mengonsumsi obat ini lebih baik kondisinya ketimbang pasin yang tidak mengonsumsinya.
Beberapa tanda berkurangnya dampak virus corona ialah, berkurangnya demam, peningkatan gampar pada CT paru-paru dan persentase pasien negatif dalam tes asam nukleat virus.
Pasien yang menggunakan obat ini, dikatakan hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk pulih.
Salah satu kasus percobaan dengan obat ini adalah pria berusia 54 tahun di Beijing yang dirawat empat hari di rumah sakit, karena virus corona.
Setelah 1 Minggu mengonsumsi Chloroquine Phosphate indikatornya membaik, asam nukleat dalam tubuhnya berubah negatif.
Sejauh ini, reaksi yang merugikan dan jelas terlihat ditemukan di antara lebih dari 100 pasien yang terdaftar dalam uji klinis.
Namun, perlu diketahui Chloroquine adalah obat keras yang berfungsi mematikan parasit yang menetap di dalam sel darah.
Pada kasus tertentu obat ini digunakan dengan obat lainnya seperti misalnya primaquine.
Sementara obat ini sering dikonsumsi orang Indonesia di wilayah Maluku, NTT, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Suamatera.
Karena penyakit malaria telah menjadi endemi di beberapa wilayah tersebut.