Indonesia Sudah Terpapar Virus Corona, Ilmuwan Bingung Temukan Fakta Tak Lazim Virus Corona, Orang dengan Kondisi Ini Rentan Meninggal Akibat Virus Corona, Tapi Orang dalam Kondisi Ini Malah Kebal Virus Corona

Afif Khoirul M

Penulis

Adapu para ahli menemukan orang-orang yang dianggap sangat berisiko terinfeksi dan meninggal dunia akibat virus corona.

Intisari-online.com - Jumlah kasus virus corona meningkat di seluruh dunia, dan saat ini Indonesia menjadi negara yang resmi terpapar virus asal Wuhan ini.

Kabar itu disampaikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo dalam konferensi persnya pada Senin (2/3/2020).

Hingga Selasa (3/3) total kasus infeksi yang tercatat di seluruh dunia sudah sebanyak lebih dari90.000 orang dengan kematian lebih dari 3.000 jiwa.

Sementara itu, ilmuwan terus mencari fakta-fakta seputaran virus corona untuk memecahkan masalah yang menjadi wabah dunia saat ini.

Baca Juga: Masih Ingat Program Televisi 'Benteng Takeshi'? Begini Kabar Raja Takeshi Sekarang yang Usianya Sudah Menginjak Kepala 7, Termasuk Jadi Profesor di Tokyo

Adapu para ahli menemukan orang-orang yang dianggap sangat berisiko terinfeksi dan meninggal dunia akibat virus corona.

Begitu pula sebaliknya, ada orang-orang tertentu yang ternyata bisa kebal dan bahkan memiliki angka kematian rendah terinfeksi virus corona.

Menurut WHO, virus corona sendiri adalah virua yang sangat mudah menular dan menginfeksi manusia.

Di antara mereka yang sangat mudah terinfeksi penyakit ini terutama adalah orang dewasa yang sudah berumur tua.

Baca Juga: Sering Dianggap 'Ikan Kecil' di Dunia Antariksa, LAPAN Menjawab Tantangan NASA untuk Luncurkan Roket Buatan Sendiri ke Orbit, Lokasi ini yang Akan Dijadikan Bandar Antariksa Mereka

Orang-orang tersebut, diketahui rentan terinfeksi penyakit ini, bahkan peluang kematiaanya juga cukup tinggi dalam kondisi tertentu.

Misalnya, orang dengan kondisi jantung lemah atau hipertensi, menghadapi risiko tinggi kematian karena virus corona.

Kesimpulan itu diambil dari statistik awal termasuk penelitian yang mencakup data 72.000 pasien di China.

Dari 44.7000 infeksi yang dikonfirmasi melalui tes laboratorium, pada pertengahan Februari lebih dari 80 persen kematian.

Berusia setidaknya 60 tahun dan separuhnya 70 tahun lebih, menurut data penelitian yang diterbitkan CDC Weekly China.

Laporan awal di luar China mengatakan hal yang serupa.

Baca Juga: Lagi-lagi China Disebut Biang Keladinya, Muncul Penyakit Misterius di Afrika, Pasien Alami Telapak Tangan dan Mata Menguning, Pendarahan Lalu Mati, Sudah Ada 2.000 Orang Mati

Sebanyak 12 korban pertama di Italia sebagian besar berusia 80 tahun ke atas.

Pria dalam penelitian ini cenderung rentan meninggal, daripada perempuangan dengan selisih 3 berbanding 2.

Alasan utamanya adalah perilaku dan kebiasaan pria yang lebih banyak merokok, atau faktor biologis lain seperti perbedaan hormon.

Sementara itu, ada juga yang kebal dan hampir tidak dilaporkan terinfeksi virus coron, mereka adalah kelompok anak-anak usia 10-19 tahun.

Satu persen infeksi menyerang kelompok itu, dan disebutkan anak kecil dengan usia di bawah 10 tahun kurang dari 1 persen.

"Kami masih berusaha untuk menutupi kekurangan kasus di antara mereka yang berusia di bawah 20," kata Dr Cecile Viboud, seorang ahli epidemiologi di Pusat Internasional Kesehatan Nasional Institut Fogarty AS, kepada AFP dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Korea Utara Minta Bantuan 1.500 Alat Tes Virus Corona ke Rusia, Virus Corona Bisa 'Jauh Lebih Mematikan' Jika Merebak di Korea Utara Daripada China

"Apakah itu karena anak-anak kecil lebih rentan daripada orang dewasa, dan dengan demikian tidak terinfeksi? Atau jika mereka terinfeksi, mereka tidak akan sampai parah."

Sangat mengejutkan bahwa infeksi pada orang-orang yang sangat muda sangat rendah, karena mereka cenderung menjadi yang paling rentan dengan infeksi pernapasan - apakah virus atau bakteri, kata Cecile.

Dr David Fisman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Toronto, juga kebingungan dengan fakta tentang virus corona dan anak-anak tersebut.

"Di mana anak-anak yang terinfeksi?" tulisnya dalam email.

"Ini penting mungkin anak-anak tidak diuji karena mereka memiliki gejala ringan."

Penjelasan lain yang mungkin adalah bahwa anak-anak di China tidak bersekolah untuk liburan Tahun Baru Cina ketika virus mulai menyebar secara luas pada bulan Januari lalu.

Artikel Terkait