Penulis
Intisari-online.com - Hingga detik ini sudah dua minggu berjalan, Indonesia tidak melaporkan kasus virus corona yang artinya masih aman dari serangan virus mematikan.
Padahal WHO sudah memperingatkan bahwa wabah ini sudah mulai berubah arah penyebarannya, dengan wilayah Timur Tengah Hingga Eropa kini dalam situasi genting.
Sementara Indonesia masih menjadi negara teraman dengan populasi penduduk yang banyak dan wilayah yang besar, Indonesia masih nihil kasus virus corona.
Namun bukan berarti Indonesia benar-benar bebas dari wabah mematikan tersebut.
Faktanya banyak pihak yang meragukan keakuratan Indonesia dalam mendeteksi virus yang berasal dari Wuhan tersebut.
Misalnya WHO sebelumnya meragukan keakuratan alat pengujian Indonesia, hingga Harvard yang menyebut virus corona tidak terdeteksi di Indonesia.
Kali ini Indonesia kembali disorot oleh seorang petinggi dari negeri tetangganya sendiri, yang menyebut Indonesia tak sengaja melakukan kebohongan.
Melansir Daily Mail pada Kamis (28/2/20) Perdana Menteri Australia Scott Morrison angkat bicara soal nihil kasus virus corona di Indonesia dan ungkapkan datanya.
Morrison mengatakan kepada stasiun radio 3AW bahwa tingkat infeksi nol di Indonesia kemungkinan besar karena kemampuan pengujian yang rendah.
Ketika ditanya apakah dia yakin klaim Indonesia tidak memiliki kasus virus corona.
Perdana Menteri Australia mengatakan kepada pembawa acara radio Neil Mitchell bahwa itu hampir pasti merupakan fungsi dari kemampuan Jakarta untuk menguji.
"Ini adalah negara yang sangat besar dengan banyak pulau dan akan sangat sulit untuk dapat memberikan jaminan absolut tentang angka-angka itu," katanya.
Morrison mengatakan dia tidak bermaksud untuk tidak menghormati Indonesia tetapi memiliki sistem kesehatan yang berbeda dengan Australia dengan kapasitas yang berbeda untuk memberikan jaminan.
Para ahli mengatakan Indonesia tidak sengaja berbohong, karena mereka tidak mendeteksi kasus-kasus yang kemungkinan besar ada di sana.
Indonesia memiliki populasi lebih dari 267 juta orang, tetapi Indonesia dilaporkan hanya menguji 136 orang untuk COVID-19, semuanya dengan hasil negatif.
Negara tetangga, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia memiliki populasi lebih kecil daripada Indonesia telah melakukan tes setidaknya sepuluh kali lebih banyak, dan semuanya telah melaporkan sejumlah kasus.
New South Wales saja, dengan populasi lebih dari 8 juta telah menguji lebih dari 2.200 orang untuk virus, dan menemukan empat kasus.
Saat ini ada 25 kasus coronavirus yang dikonfirmasi di Australia. Sebanyak 15 dari kasus ini dilaporkan telah pulih dan sisanya masih dalam kondisi stabil.
Sembilan orang yang terkena dampak melakukan perjalanan dengan pelayaranDiamond Princessdan dipulangkan dari Jepang.
Di seluruh dunia lebih dari 2.800 telah meninggal karena virus corona dan jumlah kasus di seluruh dunia telah melampaui 83.000.
Sekitar 1,3 juta orang Australia mengunjungi Bali pada tahun 2019 dengan sekitar 25.000 orang terbang antara Australia dan Bali setiap minggu.
Diperkirakan lebih dari 100.000 orang telah melakukan perjalanan sejak wabah Covid-19 dimulai menjelang akhir Desember.
Bali juga merupakan tempat wisata utama bagi China, pusat gempa coronavirus, dengan sekitar 1,2 juta wisatawan Tiongkok bepergian ke pulau itu pada 2019, Sydney Morning Herald melaporkan.
Indonesia memberlakukan larangan perjalanan Tiongkok pada tanggal 5 Februari yang menolak masuk dan transit ke orang asing yang telah berada di daratan Tiongkok selama 14 hari sebelumnya karena epidemi Covid-19.
Ketakutan semakin besar bahwa virus corona sudah menyebar di Bali tapi tidak terdeteksi.