Penulis
Intisari-Online.com- Untuk mempersiapkan tim gulat bertanding pada Asian Games 2018 Agustus nanti, Indonesia telah berusaha menempuh beberapa pelatihan.
Bahkan untuk mencapai target kemenangan, tim Indonesia menjalani latihan di Bulgaria untuk beberapa pertandingan uji coba.
Namun tahukah Anda bagaimana gambaran Gulat dalam kisah-kisah di penjuru kebudayaan dunia sepanjang abad?
Dilansir dari Today I Found Out, Gulat sudah ada setidaknya 4000 tahun yang lalu.
Karya sastra zaman Mesopotamia, The Epic of Gilgamesh yang ditulis sekitar tahun 2100 SM sudah menyebutkan Gulat dan menggunakannya sebagai bentuk perlawanan.
Alkisah dua tokoh utama, yakni raja Gilgamesh yang memerintah wilayah Uruk (Irak) bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
Dewa pun menciptakan Enkidu, manusia-hewan yang untuk bergulat melawan Gilgamesh dan mengubahnya menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.
Selain itu, saling adu kekuatan satu lawan satu atau Gulat juga digunakan oleh Mesir Kuno sebagai alat pelatihan tentara.
Orang Yunani Kuno bahkan secara formal mengorganisir pergulatan ke dalam kompetisi atletik yang dimuliakan.
Hingga menciptakan sekolah-sekolah gulat, yang dikenal sebagai palaestras, di hampir setiap kota besar Yunani.
Baca Juga:‘Selangkah Lagi akan Diserang Korut’, Direktur CIA Minta Donald Trump Segera Ambil ‘Tindakan Nyata’
Ketika peradaban semakin matang, Gulat pun tetap tidak ditinggalkan.
Selama Abad Pertengahan, gulat bahkan menjadi olahraga terkenal di Eropa Utara.
Namun, dalam kategori olahraga, Gulat dan kemudian Tinju ternyata sering diasosiasikan sebagai olahraga yang beradab.
Ya mungkin karena terkesan mengadu manusia secara bar-bar, meski adat di Yunani Kuno justru memuliakannya.
Bagaimana menurut Anda? Apakah olahraga ini terlalu berbahaya?
Baca Juga:Jangan Pernah Lagi Makan Nasi Sisa Kemarin, Akibatnya Bisa Sangat Berbahaya