Find Us On Social Media :

Tumpahan Minyak Mematikan Terus Menyebar di Laut Kalimantan, 4 Orang Tewas, Belasan Orang Alami Masalah Kesehatan

By Ade Sulaeman, Sabtu, 7 April 2018 | 09:15 WIB

Intisari-Online.com - Indonesia menyatakan keadaan darurat Selasa (3/4/2018) setelah tumpahan minyak mematikan di lepas pantai pulau Kalimantan terus menyebar, laporan BBC.

Setidaknya empat orang tewas dan ratusan penduduk setempat mengatakan mereka telah mengalami masalah kesehatan sejak tumpahan itu dilaporkan terjadi pada Sabtu (31/3/2018) pagi di dekat kota pelabuhan Balikpapan di provinsi Kalimantan Timur Indonesia.

Tumpahan tersebut, yang sekarang meliputi area seluas tujuh mil persegi, juga mengancam perairan nelayan di pulau tropis.

Pihak berwenang berhasil memadamkan api setelah tumpahan minyak terbakar selama dua hari, Agence France-Presse melaporkan.

(Baca juga: Mengerikan! Inilah 5 Hasil Gagal Operasi Plastik yang Paling Parah di Dunia, Nomor 3 Ternyata Seorang Pria)

“Api itu cukup besar, tingginya sekitar dua kilometer [1,2 mil]. Ini bisa dilihat dari kota Balikpapan dan baunya ada di mana-mana, ” kata seorang pejabat senior agen pencarian dan penyelamatan Kalimantan Timur kepada AFP.

Penyebab tumpahan, yang terjadi di dekat kilang yang dioperasikan oleh perusahaan minyak dan gas milik negara Pertamina, menurut Direktur Kriminal Khusus Polda Kaltim Kombes Pol Yustan Alpiani diduga karena terseret jangkar kapal.

"Dengan penelitian-penelitian lebih lanjut ini minyak mentah, setelah pipa itu terputus dengan jumlah luasan besar,"ujar Togar di hari dan kesempatan sama.

"Minyak mentah milik Pertamina," akunya kepada Tribun Kaltim.

(Baca juga: Taman Neraka Adalah 1 dari 5 Tempat Wisata Unik yang Ada di Dunia, Berani Mengunjunginya?)

Pertamina telah menolak bertanggung jawab atas bencana itu, menurut BBC.

Produksi Berkurang

Pipa minyak bawah laut milik Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, yang menghubungkan terminal Lawe-lawe ke fasilitas pengilangan unit 5, ikut berdampak menurunya produksi kilang itu.

(Baca juga: Jika Telinga Anda Berdenging, Maka Itu Merupakan Pertanda dari 5 Hal Ini)

Manager Pertamina RU 5, Togar MP menjelaskan, di fasilitas pengilangan itu, terdapat dua skema pengolahan minyak, primary/utama dan sekunder.

Togar mengakui, akibat kejadian ini, suplai utama mengalami penurunan sebesar 50 persen, sementara suplai sekunder masih mampu produksi 70 persen. Diketahui kilang ini mampu memproduksi 260 ribu barrel minyak olahan per hari.

"Dengan adanya (putusnya pipa) ini, kami akses produksi menggunakan cadangan (minyak) di tanki," ungkap Togar.

Mengetahui adanya penurunan produksi ini, pihaknya langsung ambil langkah antisipasi guna menjaga produksi minyak kedepan.

(Baca juga: Tubuh yang Membusuk dari Dalam, Inilah 5 Konsekuensi Mengerikan Penggunaan Radium Abad ke-20)

"Hal ini sudah direncanakan, sandar kapal tanker untuk operasikan untuk meningkatkan kapasitas produksi Togar tak menyebut sampai kapan proses perbaikan dan suplai itu berlangsung. Termasuk berapa barrel minyak yang akan dipasok lewat kapal tanker itu.

"Barrel saya lupa, demikian kami tetap pertahankan operasi untuk menunaikan tanggungjawab suplai BBM,"ujarnya.

Dari info yang dihimpun dari berbagai sumber terpercaya, kilang Balikpapan menyuplai sekitar 26 persen kebutuhan BBM Indonesia, dan termasuk kilang terbesar kedua setelah kilang Cilacap. Fasilitas pengilangan ini, direncanakan akan ditingkatkan produksinya menjadi 360 ribu barrel/hari, lewat program refinery development masterplan program.