Find Us On Social Media :

Dari Joseph Stalin Sampai Kim Jong-Il, Inilah 9 Jenazah Pemimpin Negara yang Diawetkan Setelah Meninggal

By Mentari DP, Jumat, 6 April 2018 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com – Vladimir Ilyich Ulyanov atau yang lebih dikenal dengan Vladimir Lenin adalah seorang adalah revolusioner komunis, politikus, dan penggagas teori politik berkebangsaan Rusia.

Lenin yang lahir pada tanggal 22 April 1870 meninggal dunia di usia 53 tahun pada tanggal 21 Januari 1924.

Ketika Lenin meninggal, banyak orang yang mengharapkan adanya penguburan di pemakaman tertutup.

Tapi, musim dingin saat itu memungkinkan tubuh Lenin bisa disaksikan hampir dua bulan lamanya oleh orang-orang yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin mereka.

(Baca juga: Kisah Mayat dengan Penampilan Paling Mewah di Dunia Ini Ternyata Menyimpan Masa Lalu yang Tragis)

(Baca juga: Mumi Rosalia Lombardo, Mumi Tercantik yang Dijuluki Sleeping Beauty dan Bisa Berkedip)

Hal ini memunculkan ide pada segelintir pejabat untuk mengawetkan tubuhnya dalam jangka waktu yang lebih lama.

Akhirnya, para peneliti dan ilmuwan Sovietlah yang ditunjuk bertanggung jawab untuk mengawetkan dan merawat jasad Lenin, dengan teknik pembalsaman yang dikembangkan oleh ahli anatomi Vladimir Vorobiev dan ahli biokimia Boris Zbarsky.

Percobaan pengawetan pertama berlangsung sejak Maret hingga akhir Juli 1924.

Nah, dilaporkan Rusia kembali mengawetkan tubuh Vladimir Lenin untuk merayakan ulang tahunnya ke 145 tahun.

Tapi tahukah Anda bahwa tidak hanya Lenin mendapatkan metode pengawetan setelah meninggal?

Ya, diceritakan oleh Alexei Yurchak, profesor sosial antropologi di University of California, Berkeley yang menulis buku berjudul Everything Was Forever, Until It Was No More: The Last Soviet Generation, beberapa pemimpin dunia juga sempat diawetkan setelah meninggal.

Contohnya Joseph Stalin, pemimpin Uni Soviet sejak tahun 1920-an, sempat diawetkan selama sekitar sepuluh tahun sebelum akhirnya dikebumikan.

(Baca juga: Inilah Bagian Tubuh Tokoh yang Diawetkan: Dari Jari Tengah Galileo hingga Gigi Buddha)

Lalu ada Negarawan Vietnam, Ho Chi Minh yang meninggal pada tahun 1969.

Karena ia meninggal di masa perang, para petugas yang mengawetkan tubuhnya harus melakukannya di dalam sebuah gua di hutan Vietnam.

Pemimpin sosialis China pun diawetkan tubuhnya. Sejak Mei 1977, tubuh Mao Zedong dibaringkan di mausoleum Lapangan Tiananmen, Beijing.

Ada lagi Ferdinand Marcos yang meninggal pada 1989 diawetkan di mausoleum umum di Filipina. Sementara istrinya, Imelda Marcos, berjuang untuk memakamkannya di pemakaman kepresidenan.

(Baca juga: Mengenal Welupuk Elosak dan Wim Motok Mabel, Mumi Tertua yang Berasal dari Indonesia)

Para ahli juga mengawetkan Eva Peron, istri presiden Argentina Juan Peron, dengan cara mengeringkan cairan tubuh dan menggantinya dengan lilin, membuatnya seperti patung lilin.

Saat Juan Peron digulingkan dari kepemimpinan, jari Eva Peron dipotong untuk melihat apakah tubuhnya palsu atau asli.

Para ahli pengawetan dari Rusia ini juga datang ke Pyongyang, Korea Utara untuk mengawetkan jenazah Kim Il Sung (wafat pada 1994) dan Kim Jong il yang meninggal pada 2011.

Negarawan terakhir yang melewati proses ini setelah meninggal adalah Hugo Chavez dari Venezuela setelah meninggal pada 2013.

Ini dilakukan supaya masyarakat selalu bisa melihat dan menemui sang mantan presiden ini.

(Baca juga: 'Pesan dari Alam Baka' Ditemukan dalam Makam Kuno Berusia 2.000 Tahun yang Berisi 40 Mumi Lebih)

(Artikel ini sudah tayang di cewekbanget.id dengan judul “9 Tokoh Dunia Yang Diawetkan Tubuhnya Setelah Meninggal”)