203 Tahun Letusan Tambora: Meski Sangat Dahsyat, Ternyata Ada Gunung Lain di Indonesia yang Letusannya Jauh Lebih Dahsyat

Ade Sulaeman

Penulis

Erupsi pada tahun 1257 itu mengakibatkan pendinginan cuaca secara mendadak, bahkan panen yang digadang-gadang membuahkan hasil maksimal menjadi gagal begitu saja.

Intisari-Online.com -Jauh sebelum letusan Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada 1815 menggegerkan dunia, tetangganya, Gunung Samalas di Lombok, ternyata sudah membuat ribut masyarakat internasional.

Pada abad ke-13, terjadi erupsi misterius. Dan, Gunung Samalas di Lombok, Nusa Tenggara Barat, disebut-sebut sebagai biang keroknya.

Para pakar berhasil mengaitkan jejak sulfur dan debu yang didapat dari kutub dengan data dari Lombok.

Para pakar kemudian menyimpulkan, Gunung Samalas adalah penyebabnya, seperti yang tertuang di jurnalProceedings of the National Academy of Sciences.

(Baca juga: (Foto) Mayat-mayat Ini 'Dihidupkan' Kembali Justru dalam Acara Pemakamannya, Aneh Sekaligus Mengerikan!)

Dari catatan yang ditemukan dari zaman Eropa abad pertengahan, erupsi pada tahun 1257 itu mengakibatkan pendinginan cuaca secara mendadak, bahkan panen yang digadang-gadang membuahkan hasil maksimal menjadi gagal begitu saja.

Sebelum menentukan Samalas sebagai “si biang kerok”, beberapa nama gunung sempat dicatut dan dikaitkan-kaitkan dengan peristiwa ini, di antaranya adalah gunung api Okataina di Selandia Baru dan El Chichon di Meksiko.

Akan tetapi, keduanya gagal memenuhi kriteria lantaran gagal dalam penanggalan radiokarbon dan jejak geokimia.

Saat ini gunung Samalas hanya menyisakan danau kawah yang besar. Orang-orang mengenalnya dengan Segara Anakan.

(Baca juga: Terkuak! Oknum Perawat National Hospital Leluasa Bertindak Cabul, Ternyata Pasien Cantik Itu Habis Operasi Ini)

Soal erupsi terdahsyat di Indonesia, orang lebih mengenal Krakatau yang meletus pada 1883. Demikian juga dengan Gunung Tambora pada 1815 yang masuk kategori ledakan termega.

Tapi ternyata, Gunung Samalas di Lombok memiliki ledakan delapan kali lipat lebih besar dibanding dua gunung tersebut. Abu akibat letusannya diperkirakan menyebar sampai ke dua kutub, selatan dan utara.

Studi Oppenheimer di Lombok menunjukkan sebanyak 40 km kubik batuan dan abu terlempar dari gunung api tersebut. Tingginya mencapai 40 km ke atas atau lebih.

Meletusnya Gunung Samalas juga dikaitkan dengan hancurnya Pamatan, ibu kota kerajaan setempat.

(Baca juga: Catat! Mulai Hari Ini WhatsApp Tak Bisa Lagi Dipakai di Smartphone Berikut)

Teks yang tertulis dalam Babad Lombok menceritakan tentang kematian ribuan orang oleh abu vulkanik dan aliran piroklastik.

Meski tidak ada tanggal pasti, tapi para arkeolog menduga itu terjadi sebelum akhir abad ke-13, sesuai dengan bukti sains dan erupsi. (Habib)

(Baca juga: Operasi Plastik Berujung Maut, Sebelum Kematiannya Bagian Tubuh Ini yang Ingin Dirombak oleh Wanita Cantik Ini)

Artikel Terkait