Find Us On Social Media :

Nahas! Usai Melahirkan, Jarum Bedah Tertinggal di Organ Intim Wanita Asal Cepu Ini

By Masrurroh Ummu Kulsum, Kamis, 5 April 2018 | 08:00 WIB

Intisari-Online.com – Nasib kurang mujur dialami oleh seorang Ibu, Sunti Suprapti (24), warga Kelurahan Cepu, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Jarum yang digunakan untuk menjahit robekan pada bagian alat vital usai proses persalinan di Puskemas Cepu patah. 

Patahan jarum itu akhirnya tertinggal di dalam bagian intim tersebut. 

Akibat insiden nahas itu, Sunti terpaksa harus menjalani operasi di Rumah Sakit Umum (RSU) Cepu.

BACA JUGA:

Beruntung, tim medis berhasil mengidentifikasi hingga mengeluarkan patahan jarum sepanjang 3 sentimeter tersebut.

Nurul Sujidah (39), kakak kandung Sunti, menyampaikan bahwa jarum yang tertinggal di area alat vital adiknya itu posisinya sudah bergeser jauh dari posisi semula.

Bahkan, menurut Nurul, begitu dikeluarkan melalui operasi, jarum itu kondisinya patah dan warnanya sudah menguning.

Nurul mengungkapkan, sebelum dilakukan operasi oleh petugas di Rumah Sakit Umum (RSU) Cepu, dilakukan rontgen ulang. 

Ternyata, jarum sudah tidak berada di posisi semula seperti hasil rontgen dari klinik laboratorium kesehatan.

"Sehingga harus dilakukan rontgen ulang sebelum dilakukan operasi. Jarum sudah menguning dan patah karena lubang jarum sudah tidak ada. Menurut dokter yang menangani, jarum sudah berjalan dan hampir sampai pinggang. Kalau dibiarkan terus bisa sampai ke jantung," kata Nurul saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/4/2018).

Nurul dan keluarga mengaku bersyukur jarum tersebut berhasil dikeluarkan oleh tim medis yang melakukan operasi.

"Alhamdulillah berhasil diambil jarumnya dari tubuh adik saya. Jarum yang patah itu dibawa keluarga saya," ujarnya.

Nurul dan pihak keluarga pun sejatinya tidak mempermasalahkan hal itu lantaran ada pertanggungjawaban dari Bidan Puskesmas Cepu yang menangani.

BACA JUGA: 

Namun, mereka sedikit gerah dengan pernyataan Kepala UPT Puskesmas Cepu, Puji Basuki, yang seolah menutup-nutupi hal yang sudah terjadi.

"Jawabannya tidak sesuai. Jarumnya patah tidak utuh. Dikatakan juga tidak ada penyitaan handphone. Padahal, handphone adik saya itu dibawa bidan dan ditaruh di dalam sakunya. Kemudian adik saya tidak diperbolehkan menghubungi keluarga," ungkapnya. 

Bahkan seusai operasi, sambung Nurul, bidan tersebut berpesan supaya keluarga Sunti tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain.

"Biar saya yang bertanggung jawab semuanya," ungkap Nurul menirukan pesan bidan tersebut.

"Jelaskan saja apa yang terjadi. Kami tak masalah kok karena sudah ditangani dengan baik," ucap Nurul.

BACA JUGA:

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul