Find Us On Social Media :

Perceraian Makin Marak, Mari Kita Kenali Gangguan Neurosis Yang Bikin Perkawinan Tak Harmonis

By Ade Sulaeman, Rabu, 4 April 2018 | 13:45 WIB

Karena selalu dimanja oleh orang tua, ia juga ingin selalu dimanja suami. Padahal, perilaku demikian tidak disukai para suami. Ia tetap ingin seperti anak kecil, enggan menjadi dewasa. Sebab, menjadi dewasa dan matang dibutuhkan usaha yang dirasakan terlalu berat baginya.

(BACA JUGA: Cinta Suci Rahwana)

Bagaimana dengan ciri-ciri para suami? Sebenarnya ada empat tipe utama suami, namun keempat tipe itu bisa dikelompokkan menjadi dua kategori seperti berikut:

1. KELOMPOK SUAMI MASKULIN AGRESIF

Kelompok ini ada yang bersifat positif, ada yang negatif. Kepribadian yang positif seimbang dan mampu bergaul dengan siapa saja. Ia mengatakan hal yang benar pada saat yang tepat. Tidak memperbudak istri dan istri pun tidak merasa didominasi olehnya. Ia dinamis, progresif, dan penuh percaya diri.

Segala yang direncanakan tidak untuk kepentingan pribadi. Temperamennya stabil dan lebih suka berdiskusi daripada berdebat. 

Ia tidak lupa untuk memberikan pujian pada masakan sang istri walaupun mungkin ia sendiri pintar memasak. Ia juga suka memuji sang istri di hadapan orang lain, ingat hari ulang tahunnya, serta perayaan-perayaan lain. Ia pandai menciptakan suasana enak dalam rumah dan tidak keberatan pada pendapat istri bahwa ia merupakan inspirasi di belakang kesuksesan suami.

Dalam kehidupan seksualnya pun ia mencapai kepuasan. Mempunyai rasa humor dan dapat menghargai pandangan wanita dalam segala hal. Suami yang baik sebenarnya tak perlu harus memiliki semua persyaratan ini. Kalaupun hanya memiliki 50%-nya, hidup perkawinan sudah lumayan bagus asalkan istri pun wanita yang baik dan penuh kasih.

Sedangkan kelompok pria agresif yang bersifat negatif lebih mementingkan diri sendiri dan penuntut. Istri diharapkan dapat mengikuti semua kehendaknya. Ia menikah hanya untuk mendapatkan kesenangan guna memenuhi keinginan serta kepuasan seksual.

Suka memperbudak istri, mudah melontarkan kemarahan, dan berpendapat bahwa kegiatan wanita hanya sekitar dapur dan kamar tidur. Dalam kenyataan, tidak banyak pria yang bertabiat buruk seperti itu. Namun, bila sifat buruknya cukup tinggi, kepribadiannya perlu diteliti dengan saksama dan ditemukan penyebabnya, sebelum beralih ke neurosis yang lebih berat.

(BACA JUGA: Bingung Menulis Huruf Tebal Atau Miring Di WhatsApp, Ini Cara Praktisnya!)

2. KELOMPOK PRIA PASIF AGAK FEMININ

Tipe yang positif mungkin bisa disebut pula tipe filsuf. Suami bertipe demikian juga bisa dibilang "ideal". Pasalnya, filosofinya mudah dimengerti. Menurut tipe ini, pria tidak perlu adu argumentasi dengan wanita. Memberikan pujian lebih baik daripada mengkritik.

Umumnya mereka mudah bergaul dengan istri tipe apa pun, entah penurut entah agresif. Ia jarang mengeluh dan hidup perkawinannya penuh romantika. Ia pun memperlakukan istrinya sebagai kekasih sekaligus sahabat.

Namun hidup perkawinannya bisa sukses, bisa tidak. Soalnya, tidak semua wanita menghargai tipe pria lembut dan kurang menantang ini. Kalau sifat baiknya ini tidak diimbangi dengan sifat tegas, bisa jadi sang istri kurang menghargai sifat yang dianggapnya kurang "jantan" ini.

Wanita pintar akan lebih tertarik pada pria yang lebih "jantan" dan lebih aktif dalam kehidupan seksualnya. Bisa saja suatu saat istri meninggalkannya karena merasa bosan.  Sifat ini juga akan menjadi negatif kalau ditambah sifat manja. Mungkin suami macam ini masih ingin berlindung "di bawah ketiak" ibunya.

Ia juga pemalu, takut dikritik, serta mudah tersinggung atau sakit hati. Setiap terbaring sakit, ia minta begitu banyak perhatian. Dalam hal hubungan seksual, ia suka kikuk, pasif, kurang cakap, atau malah menderita gangguan seksual. (Agus Surono)

(Baca juga: Wanita Ini Pecandu Berat Film Biru Hingga Akhirnya Menemukan Pencerahan di Bali)