Penulis
Intisari-Online.com - Memiliki kebangsaan adalah satu hal yang kita anggap biasa.
Lalu bagaimana bila kita hidup tanpa warganegara?
Orang tanpa kewarganegaraan tidak bisa mendapatkan paspor perjalanan atau visa dan biasanya sulit untuk menerima layanan sosial, termasuk pendidikan, perbankan, dan perawatan kesehatan.
Lalu, bagaimana mungkin orang-orang ini menjadi tidak memiliki kewarganegaraan, padahal sejak lahir harusnya mereka langsung mempunyainya?
Ada banyak alasan.
(Baca Juga:Jika Anda Bersedia Menjadi Warga Negara di Sini, Maka Anda Akan Dibayar Hingga Rp27,5 Juta, Tertarik?)
Dalam contoh yang paling langka, beberapa orang meninggalkan kewarganegaraan mereka.
Ada juga yang gagal memenuhi beberapa persyaratan.
Video: 7 Desa yang benar-benar tersembunyi di tempat yang tak terduga
Mari kita simak kisah beberapa orang yang tidak memiliki kewarganegaraan.
10. Vasily Babina
Vasily Babina (58), baru menyadari bahwa ia masih menjadi warga Uni Soviet pada Februari 2017, 26 tahun setelah republik itu runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara bagian.
Babina berada di penjara pada saat negara asalnya bubar.
Dia bahkan tidak seharusnya bisa keluar karena dia terpidana mati karena kasus perampokandan pembunuhan.
Penjaranya berakhir di bawah kendali Rusia, yang menangguhkan hukuman mati enam tahun setelah perpecahan dari Uni Soviet.
Babina mendapat 26 tahun penjara sebagai gantinya dan dibebaskan pada bulan Februari 2017.
Saat itulah dia menyadari bahwa dia tidak memiliki kewarganegaraan karena Uni Soviet tidak ada lagi.
Pengadilan Rusia yang tidak masuk akal segera menyatakan Babina sebagai imigran gelap.
Rusia ingin mendeportasi Babina ke Kazakhstan, di mana dia dilahirkan, meskipun keluarganya tinggal di Altai, Rusia.
9. Mike Gogulski
Pada tahun 2008, Mike Gogulski masuk ke kedutaan AS di Slovakia dan meninggalkan kewarganegaraannya di AS.
Setelah itu, dia membakar paspornya.
Ia diyakini satu-satunya orang yang hidup yang sengaja membuat dirinya tanpa kewarganegaraan.
Gogulski mengatakan ia meninggalkan kewarganegaraan AS karena dia tidak suka dengan cara kerja pemerintah AS.
Tidak adanya paspor membuat Gogulski tidak dapat meninggalkan Uni Eropa.
Dia juga tidak bisa mendapatkan paspor lain, karena dia tidak punya kewarganegaraan.
(baca Juga:Taman Neraka Adalah 1 dari 5 Tempat Wisata Unik yang Ada di Dunia, Berani Mengunjunginya?)
8. Mehran Karimi Nasseri
Mehran Karimi Nasseri dulunya seorang yang berkewarganegaraan di Iran.
Kemudian Iran mencabut kewarganegaraannya setelah ia memberontak melawan Syah Iran pada tahun 1970-an.
Mereka juga mengasingkan Nasseri dari negaranya karena mereka tidak ingin dia berkeliaran.
Dia akhirnya mencari bantuan ke Belgia dan permintaannya dikabulkan.
Sesuai dengan peraturan Uni Eropa, status pengungsi Nasseri memungkinkannya untuk tinggal di negara anggota Uni Eropa manapun yang ia pilih.
Dia memilih tinggal di Inggris.
Namun, pihak berwenang Inggrismendeportasinya ke Prancis karena dia kehilangan koper yang berisi dokumen identitasnya.
Deportasinya membuat otoritas Prancis dalam kebingungan.
Mereka juga tidak bisa mendeportasinya, karena dia tidak punya negara yang harus dituju.
Pilihan ketiga adalah mengirimnya ke penjara, tetapi itu tidak masuk akal karena dia masuk ke negara itu secara legal.
Satu-satunya pilihan yang tersisa adalah meninggalkannya di ruang keberangkatan bandara, dan orang Prancis melakukan itu.
Nasseri tetap di sana dari 1988 hingga 2006.
Ada upaya untuk membantu Nasseri mendapatkan dokumen pengungsi baru dari Belgia, yang akan memungkinkannya masuk ke Prancis.
Namun, hukum Belgia mengharuskannya mengunjungi negara itu secara pribadi.
Belgia mengotak-atik hukum mereka untuk mengizinkan Nasseri kembali dengan syarat bahwa ia akan diawasi oleh pekerja sosial selama masa tinggalnya.
Dia menolak.
Itu adalah Inggris atau tidak sama sekali.
Dia tetap di terminal keberangkatan bandara sampai kesehatannya memburuk dan memaksanya masuk ke rumah sakit Perancis pada tahun 2006.
Dia diizinkan untuk tinggal secara resmi di Paris pada tahun 2008.
7. Sonia Camilise
Pada tahun 2008, Sonia Camilise tiba-tiba mendapati dirinya tanpa kewarganegaraan setelah Republik Dominikamenolak kewarganegaraannya karena dia tidak dapat menunjukkan dokumen.
Dia harus menunjukkan dokumen yangmembuktikan bahwa ayah imigrannya Haiti telah menjadi penduduk sah Republik Dominika.
Haiti juga menolak kewarganegaraannya karena dia seharusnya sudah menjadi warga negara Republik Dominika.
Hukum Haiti melarang kewarganegaraan ganda.
Camilise pernah tinggal di Republik Dominika sepanjang hidupnya.
Dia belum pernah ke Haiti.
Ibunya juga lahir di Republik Dominika.
Camilise dalam kesulitan karena dia tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau menikah di Republik Dominika tanpa kewarganegaraan.
Lebih buruk lagi, dia tidak bisa meninggalkan negara tanpa paspor.
Dan dia tidak bisa mendapatkan paspor karena dia tidak memiliki kewarganegaraan.
(Baca Juga:Mengerikan, Bayi Baru Lahir Ini Diculik Kera dan Dibuang ke Dalam Sumur Hingga Tewas)
6. Eliana Rubashkyn
Lahir di Kolombia, Eliana Rubashkyn pernah menjadi Luis Rubashkyn sampai dia menyadari bahwa dia adalah interseks.
Artinya, dia memiliki kromosom laki-laki dan perempuan.
Dia menjalani perawatan untuk menekan hormon laki-lakinya dan mengaktifkan hormon wanita.
Hasilnya adalah dia mulai tumbuh payudara dan efektif menjadi seorang wanita.
Ini menjadi masalah setelah pihak berwenang Universitas Taipei, Taiwan, di mana dia bersekolah, meminta agar dia memperbarui paspornya.
Eliana memutuskan untuk memperbarui paspornya di konsulat Kolombia di Hong Kong karena Kolombia tidak memiliki konsulat di Taiwan.
Otoritas bandara Hong Kong awalnya menolak karena seharusnya data harus sama sebagaimana dinyatakan pada paspornya.
Mereka akhirnya mengizinkannya masuk tanpa paspor.
Dia terjebak di Hong Kong selama beberapa bulan di mana dia tidur di jalanan dan di sebuah kontainer pengiriman.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya memberi Eliana status 'pengungsi gender'.
Sebagian besar negara menolak memberikan kewarganegraan karena menganggap dia menjalani operasi penggantian kelamin dan bukan hanya terapi hormonal.
Pada tahun 2014, Selandia Baru akhirnya setuju untuk memberikan warganegara kepadanya.
Tapi dia harus memenuhi syarat untuk kewarganegaraan, yaitu setelah tinggal di negara itu selama lima tahun.
5. Muhammad Idrees
Muhammad Idrees adalah korban yang malang dari hubungan yang 'tegang' antara India dan Pakistan.
Dia menghabiskan 10 tahun di penjara India untuk memperpanjang visanya.
Idrees lahir di India tetapi bermigrasi ke Pakistan setelah menikah.
Ia menjadi warga negara Pakistan dan tetap di negara itu sampai tahun 1999 ketika ia pergi mengunjungi ayahnya yang sakit di India.
Ayahnya meninggal segera setelah kedatangannya, menyebabkan dia memperpanjang visanya hingga tiga hari.
Dia mendekati otoritas India untuk perpanjangan, tetapi mereka segera menahannya karena dicurigai menjadi mata-mata Pakistan.
Dia dibawa ke penjara di mana dia tinggal selama 10 tahun sampai pengadilan membebaskannya.
Mereka juga mendenda dia 9,17 dollar (sekitar Rp126 ribu) untukmemperpanjang visanya.
Idrees mencoba kembali ke Pakistan tetapi ditolak karena dia tidak lagi dianggap sebagai warga negara.
Otoritas Pakistan mengklaim bahwa ia telah berpisah dari istrinya dan telah ditolak oleh keluarganya.
Paspor Pakistan yang ia gunakan untuk melakukan perjalanan ke India juga menjadi tidak berguna.
Hampir lima tahun setelah 10 tahun hukumannya, dia tetap terjebak di India tanpa kewarganegraan.
(Baca Juga:Foto yang Bikin Syok, Bayi Terkapar di Tangga Tapi Orang di Sekitarnya Pura-pura Buta dan Tuli)
4. Eun-ju
Eun-ju seharusnya menjadi warga Korea Utara atau Cina tetapi tidak diakui oleh kedua negara tersebut.
Ibunya dan Park Hyeon-sun, neneknya, adalah orang Korea Utara sampai mereka melarikan diri dari negara Korea Utara ke China.
Di sana, ibunya menikah dengan pria Korea-Cina.
Ibu Eun-ju hilang ketika mencoba bermigrasi dari Cina ke Korea Selatan pada 2006, dan ayahnya meninggal dalam kecelakaan pada tahun 2007.
Eun-ju dan Park menetap di China sampai 2012.
Kemudian Park bermigrasi ke Korea Selatan melalui Laos dan Thailand setelah mengetahui bahwa salah satu putrinya menderita kanker.
Park mencoba mendapatkan kewarganegaraan Korea Selatan untuk Eun-ju, tetapi permintaan Park ditolak.
Hukum Korea Selatan melarang penerbitan kewarganegaraan kepada siapa pun tanpa orangtua yang masih hidup, bahkan jika kakek adalah satu-satunya keluarga yang masih hidup.
Tanpa kewarganegaraan, Eun-ju tidak bisa pergi ke sekolah, membuka rekening bank, atau bahkan mengunjungi rumah sakit.
Meskipun dia menghadiri sekolah alternatif, dia tidak akan diizinkan untuk mengikuti ujian kualifikasi.
3. Sze Chung Cheung
Sze Chung Cheung adalah putra dari seorang ibu dari Belgia dan ayah asal Hong Kong.
Namun dia bukan warga negara dari kedua negara tersebut.
Ia dilahirkan di Hong Kong dan dulunya memiliki kewarganegaraan Belgia, yang kemudian hilang.
Rupanya, hukum Belgia mewajibkan warganya lahir di luar Belgia untuk tinggal di negara itu antara usia 18–28 atau menyatakan keinginan mereka untuk tetap menjadi warga negara Belgia sebelum usia 28.
Dia tidak memenuhi salah satu persyaratan.
2. Frederick Ngubane
Kisah Frederick Ngubane adalah kisah menarik lainnya tentang seseorang yang tanpa sadar menjadi tanpa kewarganegaraan.
Dia mengatakan dia adalah orang Afrika Selatan, tetapi Afrika Selatan tidak mengakuinya.
Ngubane juga mengklaim bahwa orang tuanya yang meninggal adalah orang Afrika Selatan.
Namun, ia kehilangan akte kelahirannya, yang akan membuktikan klaim kewarganegaraannya, ketika taksi di mana ia bepergian dibajak.
Menurut Ngubane, dia baru berusia tiga tahun ketika dia dan ibunya pergi ke Kenya setelah kematian ayahnya.
Ibunya dibunuh pada tahun 2002, dan dia mengikuti salah seorang temannya dari Kenya ke Uganda.
Teman ibunya meninggal pada tahun 2008, sehingga Ngubane membuat keputusan untuk kembali ke Afrika Selatan pada tahun 2009.
Ngubane mengunjungi konsulat Afrika Selatan di Kenya dan meminta visa Afrika Selatan.
Konsulat menolak permintaannya dan menyuruhnya mengunjungi Home Affairs di Afrika Selatan.
Ngubane pergi ke Afrika Selatan dan diizinkan masuk ke negara itu dengan menunjukkan akte kelahirannya.
Tapi dia kehilangan akte itu ketika taksinya dibajak.
Negeri tidak mau memberinya visa karena dia tidak punya bukti untuk membuktikan bahwa dia orang Afrika Selatan.
1. Maha Mamo
Maha Mamo lahir di Lebanon untuk orang tua Siria.
Namun, dia dan dua saudara kandungnya tidak memiliki kewarganegaraan.
Mereka tidak dianggap orang Lebanon karena ayah mereka bukan orang Lebanon sebagaimana diwajibkan oleh hukum Lebanon.
Mereka bukan warga Suriah, karena pemerintah Suriah tidak mengakui pernikahan antara ayah Kristen mereka dan ibu Muslim.
Kurangnya kewarganegaraan membuat masalah makin serius.
Mamo dan saudara-saudaranya tidak bisa bekerja atau bepergian.
Mereka bahkan tidak bisa mendapatkan kartu SIM.
Keberuntungan datang pada 2014 ketika kedutaan Brasil di Lebanon memberi mereka visa kemanusiaan dan dokumen perjalanan.
Namun, Mamo memiliki rintangan lain untuk menyeberang karena mereka tidak mengenal siapa pun di Brasil.
Seorang teman memperkenalkannya kepada keluarga di Brasil yang setuju untuk melindungi dia dan saudara-saudaranya meskipun mereka belum pernah bertemu.
Mamo dan saudara-saudaranya hanyalah salah satu dari lebih dari 8.000 warga Suriah yangtelah menerima visa kemanusiaan dari Brasil sejak 2013. (Adrie P. Saputra)
(Baca Juga:10 Efek yang Merugikan Kesehatan Bila Kita Suka mengonsumsi Mi Instan, Ibu Hamil Masih Berani Makan Nih?)