Penulis
Intisari-Online.com - Jalur air baru menjadi malapetaka bagi lahan pertanian, jalanan, bahkan mengancam kota.
Setelah malam hujan lebat, Ana Risatti terbangun karena raungan yang tidak menyenangkan di luar rumahnya, ia kemudian keluar untuk melihatnya.
“Saya hampir pingsan ketika saya melihat apa itu sebenarnya,” ujar penduduk lokal berusia 71 tahun ini.
Bukan dari langit, air yang didengarnya mengalir deras dalam sungai nan lebar di luar pagar kawat di sekitar rumahnya.
BACA JUGA:(Video) Sadis, Nenek Ini Pukuli dan Tendangi Cucunya Sebanyak 23 Kali Saat Berbelanja di Supermarket
Kemunculan tiba-tiba jaringan sungai baru di provinsi tengah Argentina, San Luis telah membingungkan para ilmuwan.
Tidak hanya itu para pencinta lingkungan juga khawatir, terlebih para petani yang merasa kecewa.
Ini juga menimbulkan kerugian atas biaya lingkungan akibat ketergantungan Argentina pada kacang kedelai, tanaman ekspor utamanya.
"Raungannya menakutkan," kata Risatti, teringat pagi di tahun 2015 lalu.
“Tanah terbuka seperti ngarai. Air mendorong sejauh yang saya bisa lihat. Gundukan tanah, rumput, dan pohon besar sedang terbawa di sepanjang permukaan air."
Jurang yang terbentuk tersebut kini tumbuh sepanjang 25 km, titik terdalamnya mencapai 60 meter dengan lebar 25 meter.
Transformasi Argentina menjadi penghasil kacang kedelai telah menyebabkan deforestasi yang meluas memakan 60% lahan subur negara itu.
Sekitar 2,4 juta hektar hutan asli telah hilang dalam 10 tahun terakhir, menurut Greenpeace.
BACA JUGA:(Foto) 6 Momen Mengerikan Saat Kita Berhadapan dengan 'Penghuni' Bawah Air
Esteban Jobbagy, seorang ahli lingkungan di University of San Luis, mengatakan kemunculan tiba-tiba dari sungai-sungai baru disebabkan oleh konvergensi tiga faktor.
“Nomor satu, kita telah mengalami tahun-tahun hujan di masa lalu, iklim telah berubah."
"Selanjutnya, sifat tanah yang kita miliki di sini, cukup tidak stabil."
"Ketiga, fakta daerah aliran sungai ini menjadi lahan pertanian untuk pertama kalinya," tuturnya dilansir dari The Guardian.
Pengubahan fungsi lahan membuat Argentina menjadi negara penghasil kacang kedelai terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil dengan menyumbang 18% dari produksi global.