Penulis
Intisari-Online.com -Sebagai negara kepulauan, Indonesia dikenal kaya akan ikannya.
Salah satu yang terkenal adalah ikan tunanya. Tangkapan ikan tuna Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Setiap tahun Indonesia memproduksi atau menangkap ikan tuna hingga 613 ribu ton atau 11% dari potensi produksi ikan tuna dunia.
Sayangnya, produksi yang besar tidak diimbangi oleh konsumsi dan permintaan di dalam negeri.
Sebanyak 70% produksi ikan tuna Indonesia justru diekspor ke Thailand, Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Masyarakat Indonesia lebih suka mengonsumsi cakalang dan tongkol.
Apa bedanya tuna, tongkol, dan cakalang?
(Baca juga: Terancam Punah Tuna Diusulkan untuk Dilarang Ditangkap Demi Tujuan Komersial)
Sebenarnya mereka sama tapi beda. Sama, karena mereka sama-sama dari keluarga Scombridae.
Beda, karena mereka berbeda marga. Dari bentuknya, mereka mirip-mirip. Tetapi kalau diperhatikan dengan seksama, perbedaan itu tampak nyata.
Ikan tongkol warnanya agak gelap dan langsing. Panjangnya sekitar 60 cm.
Punggungnya berwarna biru gelap metalik dengan pola garis-garis yang unik.
Ikan cakalang warnanya lebih terang dibanding tongkol. Oleh karena itu beberapa masyarakat menyebut ikan ini tongkol putih.
Panjangnya sama dengan tongkol, sekitar 60 cm, tetapi badannya lebih gemuk. Punggungnya berwarna biru keungu-unguan hingga gelap.
(Baca juga: Makan Ikan Tuna Bisa Memperbaki Mood yang Buruk)
Kalau ikan tuna yang paling tampak menonjol adalah ukurannya yang super besar.
Bayinya saja sebesar tongkol atau pun cakalang dengan berat sekitar 5 kilogram. Kalau yang tuna dewasa beratnya mulai 35 kilogram sampai 350 kilogram.
Tongkol banyak dikonsumsi masyarakat di Pulau Jawa dan Sumatera.
Cakalang menjadi santapan favorit masyarakat daerah Sulawesi dan Maluku.
Sedangkan tuna segar menjadi santapan favorit orang Jepang dengan menu makanan sashimi.