Tetangga Anda Tidak Memenuhi 6 Kriteria Tetangga yang Baik Berikut Ini? Bisa Jadi Dia Tak Punya Empati

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com – "Bicara soal kesepakatan sosial, berarti kita tidak hanya membicarakan diri sendiri melainkan orang-orang yang ada di sekitar kita," kata Ratih Adjayani Ibrahim, M.Psi. dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUl), Jakarta.

Kesepakatan sosial dibuat agar setiap anggota masyarakat mendapat kenyamanan bersama. Jika masyarakat tersebut mencakup wilayah pemukiman, maka kesepakatan tersebut berkaitan dengan etika bertetangga yang semangatnya adalah saling berempati.

Setiap kali akan berbuat sesuatu di rumah, pertanyakan apakah tetangga kita akan terganggu atau tidak.

Empati dalam bertetangga paling sering harus ditunjukkan dalam hal-hal berikut ini:

(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)

Pagar

Pagar umumnya dibangun demi keamanan, disamping menjaga privasi. Agar etika bertetangga tetap terjaga sebaiknya perhatikan kondisi lingkungan sebelum membangun pagar.

Kalau lingkungan perumahannya terbilang aman, sebaiknya pagar dibuat relatif rendah, sekitar 1 m, dan tidak tertutup rapat. Apalagi kalau sudah ada aturan dari pihak pengembang, mau tidak mau ya kita mengikutinya.

Jika angka kriminalitas di lingkungan perumahan memang cukup tinggi, tak ada salahnya membangun pagar rumah cukup tinggi dan tertutup rapat. Tentu saja asalkan sebagai penghuni di situ kita lantas tak merasa terisolasi dan tetap bisa menjaga hubungan baik dengan tetangga.

Jika hendak meninggikan pagar samping atau belakang, permisilah dulu ke tetangga-tetangga yang bersebelahan atau saling punggung.

Bagian dari pagar kita yang terekspos ke rumah tetangga tentunya harus diplester dan dicat rapi agar si tetangga tidak disuguhi pemandangan buruk.

Kebisingan

"Tetangga kita yang satu ini kok enggak tahu etika banget sih!" ucap Rina jengkel ketika mendengar dentaman musik dari rumah sebelah. Bisa dimaklumi karena saat itu Adnan, suaminya, sedang sakit dan butuh cukup istirahat.

(Baca juga: Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang)

Suara bising manalah yang bisa membuatnya beristirahat dengan tenang. Kebisingan tentu bisa mengganggu kenyamanan bertetangga. Jadi, jagalah volume suara saat berkaraoke atau mendengarkan musik dan TV.

Kalau memang punya hobi mendengarkan musik atau berkaraoke dengan suara lantang, ciptakan ruang kedap suara khusus untuk keperluan ini di rumah.

Berteriak-teriak dan memanaskan mobil/motor dengan menggasnya terus-menerus pun harus dihindari untuk menjaga ketenteraman bersama.

Bebauan

Cermati bau-bauan menyengat yang bisa mengganggu tetangga. Biasanya yang mengandung komentar ringan sampai berat adalah aroma masakan yang sangat menusuk, bau sampah yang membusuk, asap sampah yang dibakar, asap kendaraan, atau malah bau tak sedap dari septic tank yang penuh.

Aroma masakan menyengat dapat diredam dengan cerobong asap tinggi atau cooking hood di atas kompor. Bekerjasamalah dengan petugas pengangkut sampah atau pemulung (biasanya sudah dikoordinasikan oleh RT/RW atau pengembang) agar bak tidak penuh dan sampahnya membusuk di situ.

Muatan septic tank pun harus selalu dicek, seperti juga emisi kendaraan agar tak menimbulkan polusi.

Penyelenggaraan pesta

Kemeriahan pesta umumnya memunculkan kegaduhan dan kemacetan di sekitarnya. Sebelum menyelenggarakan pesta yang agak besar di rumah, sebaiknya beritahukan dulu petugas RT/RW dan tetangga-tetangga terdekat.

Sampaikan permintaan maaf atas kendaknyamanan para pemakai jalan terutama jika pesta berlangsung sampai malam, dimeriahkan panggung musik, atau jalan di depan rumah terpaksa ditutup.

Melalui pembicaraan seperti ini jauh-jauh hari, tetangga pun pasti akan maklum. Toh pesta tidak kita adakah sebulan sekali. Hanya saja, pertimbangkan waktunya, mengingat pada malam hari, anak-anak tetangga harus tetap tidur nyenyak.

Tanaman

Tak ada yang melarang kita memperindah dan melengkapi pekarangan rumah dengan menanam berbagai pohon. Namun, cobalah cermati agar niat baik kita tidak justru memunculkan gangguan atau bahaya bagi lingkungan sekitar.

Contohnya, daun-dauh kering dari pohon di halaman kita yang jatuh ke halaman atau jalanan depan rumah tetangga, biasanya membuat mereka kesal. Lebih baik potong dahan yang menjorok ke rumah tetangga.

Apalagi jika besar kemungkinan bakal roboh saat hujan deras disertai angin kencang.

Kebersihan

Memelihara kebersihan juga tidak bisa diabaikan, termasuk kebersihan pekarangan. Pasalnya, antara satu rumah dengan rumah lainnya di perumahan yang sama biasanya merupakan satu kesatuan estetika.

Kalau ada satu rumah yang jorok, maka rumah lain, bahkan seluruh rumah di kompleks tersebut akan rusak citranya. Dengan kata lain, mengabaikan kebersihan lingkungan termasuk perbuatan yang melanggar etika bertetangga.

Bahkan perumahan real estate umumnya tak hanya mengharuskan pemilik/penghuninya menjaga kebersihan, tapi juga menjaga agar tampak depan rumah mereka dibiarkan seperti aslinya.

Tujuannya apalagi kalau bukan menjaga estetika sekaligus mempertahankan kekhasan perumahan tersebut.

Parkir

Parkir kendaraan pribadi pun perlu mendapat perharian serius. Sebaiknya parkirlah kendaraan di garasi atau carport dan tidak di pinggir jalan.

Parkir di jalanan kecil, meskipun itu merupakan bagian depan rumah sendiri jelas menghambat siapa pun yang lalu lalang di situ. Jika rumah kita tergolong mungil dan jalanan di depannya sempit, carilah tempat penyewaan parkir.

Anjangsana

Berkunjung ke tetangga sebelah perlu dilakukan jika Anda merupakan pendatang baru. Maksudnya tentu untuk mengenalkan diri.

Setelah itu, guna membangun kebersamaan dan persaudaraan, saling berkunjung minimal dilakukan saat tiba hari raya keagamaan. Jangan segan untuk mengulurkan bantuan saat tetangga membutuhkannya.

Ingat, saat kita mengalami musibah, tetanggalah yang paling cepat bisa datang dibanding kerabat yang mungkin tinggal di luar kota. Selain itu, aktiflah terlibat dalam kegiatan sosial di lingkup perumahan.

Hewan peliharaan

Memelihara hewan peliharaan pada dasarnya boleh-boleh saja asalkan hewan itu tidak dibiarkan buang hajat sembarangan atau kelaparan sehingga mencuri makanan di rumah tetangga.

Kondisi lingkungan sekitar juga mesti diperhatikan, apakah hewan peliharaan kita mengganggu kenyamanan para tetangga atau tidak.

(Ditulis oleh Irfan Hasuki. Seperti pernah dimuat di Tabloid Nakita Februari 2008)

(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)

Artikel Terkait