Find Us On Social Media :

Menurut Profesor Ini, Cara Kita Memasak Nasi Selama Ini Ternyata Salah dan Justru Berbahaya Bagi Kesehatan

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 28 Maret 2018 | 08:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika memasak nasi, yang ada di benak kita hanyalah bagaimana membua nasi itu pulen dan enak dimakan.

Pernahkah kita berpikir tentang kandungan gizi nasi tersebut?

Dalam sebuah studi yang dilakukan awal tahun 2017 lalu menyebut bahwa cara kita memasak nasi selama ini ternyata salah.

Alih-alih membuat sehat, cara memasak seperti itu dianggap berbahaya bagi tubuh.

(Baca uga: Ingin Memasak Nasi yang 'Umami'? Begini Caranya)

Menurut studi itu, nasi yang dimasak dengan cara yang kurang tepat masih meninggalkan jejak arsenik yang disebabkan oleh racun industri dan residu pestisida yang tertinggal di tanah.

Lalu bagaimana caranya menghilangkan racun itu?

Untuk mendapatkan nasi yang baik dari segi kesehatan, kita harus memasaknya dengan jumlah air yang dua kali lipat dari yang biasa kita lakukan.

Jika tidak begitu, kita juga bisa meredamnya semalaman sebelum memasaknya.

Dalam program BBC berjudul “Trust Me, I'm a Doctor”, Profesor Andy Meharg, dari Universitas Queens Belfast, mengetes tiga cara memasak beras untuk melihat tingkat arsenik yang paling banyak.

Tes pertama: memasak beras dengan menggunakan metode satu gelas beras, dua gelas air.

Hasilnya, masih ada jejak racun arsenik dalam nasi tersebut.

Tes kedua: menggunakan lima gelas air untuk satu gelas beras.

Dengan cara ini nasi memang menjadi lebih lembek seperti bubur tapi tingkat racun arsenik di dalamnya hampir setengahnya.

(Baca juga: Banyak yang Bilang Nasi Putih yang Didiamkan Semalaman Baik untuk Penderita Diabetes, Benarkah?)

Tes ketiga: sebelum dimasak, beras direndam semalaman. Prof. Meharg menemukan bahwa cara ini bisa menurunkan racun arsenik hingga 80%.

Begitulah, ketika memasak nasi jangan hanya mencari enaknya tapi pikirkan juga sehatnya.

Jangan sampai nasi yang seharunya membuat lebih berenergi dan sehat, eh, justru membuat kita jadi pesakitan.