Find Us On Social Media :

Catat, Ini 8 Kesalahan Terbesar Saat Membeli Rumah Pertama, Jangan Ikuti Ya!

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 24 Maret 2018 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Saat ini terdapat banyak tawaran penjualan rumah yang dapat kita pilih. Agar tidak menyesal, maka kita harus hati-hati.

Berikut 8 kesalahan terbesar saat membeli rumah pertama versi CNBC.

1. Mengontrak vs membeli rumah

Meskipun memiliki rumah sendiri memberikan kebahagiaan tersendiri, kita dapat mempertimbangkan untuk mengontrak rumah.

Pilihan mengontrak bisa jadi lebih baik secara finansial.

Ketika menyewa, kita tidak perlu khawatir tentang asuransi rumah, pajak, notaris, biaya perawatan rumah yang tidak terlihat, dan lainnya. Itulah keuntungan dari menyewa.

(Baca juga: Cermat Membeli Rumah saat Rupiah Melemah)

2. Tidak siap

Tidap semua harga rumah setinggi langit seperti perumahan elit di mana permintaan jauh melebihi pasokan yang ada.

Yang perlu diingat adalah suku bunga KPR dan harga rumah akan terus meningkat di seluruh negeri selama beberapa tahun ke depan.

Oleh karena itu kita perlu menyiapkan finansial sedini mungkin.

Kita harus siap untuk membuat keputusan sangat cepat karena pasar penjualan rumah memanas. Seperti kita tahu, sebagian besar barang dengan harga murah pergi dengan cepat.

Bahkan, sebelum memulai pencarian Anda harus sudah menyiapkan uang muka.

Kesalahan terbesar saat membeli rumah pertama yang sering dilakukan adalah tidak siap secara finansial. Ingat, perlu banyak waktu untuk mempersiapkan pembelian rumah.

(Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membeli Rumah Bekas)

3. Membeli mobil sebelum membeli rumah

Menjadi pilihan sulit ketika harus memutuskan membeli rumah atau mobil terlebih dahulu.

Di Amerika Serikat, banyak mahasiswa yang sudah kredit mobil.

Akan jauh lebih mudah untuk memiliki rumah jika kita dapat menunjukkan sejarah tabungan dan tidak melilitkan diri dalam hutang yang terlalu banyak.

Memang semua disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Yang pasti cicilan hutang tidak boleh lebih dari 30% pendapatan.

Untuk mobil nilainya tidak akan bertambah untuk tahun berikutnya.

Untuk rumah harganya bisa jadi naik. Ketika kita membeli rumah, kita dapat menyewakannya sehingga dapat digunakan untuk membayar cicilan. 

4. Terlalu percaya pada informasi pinjaman online

Di zaman digital ini, internet memang membantu ketika ingin memeriksa kota dan daerah untuk membeli rumah. Tujuannya untuk melihat apakah kita memenuhi syarat untuk proses pinjamannya.

Menurut survei terbaru dari PricewaterhouseCoopers, setengah dari peminjam mengaku telah memahami pinjaman dasar, namun 2 dari 5 pengalaman buruk berasal dari kesalahpahaman atas biaya, persyaratan, dan biaya kepemilikan.

(Baca juga: Hanya 17 persen Generasi Milenial di Jakarta yang Mampu Membeli Rumah)

Pergi ke tempat peminjaman secara langsung akan mempermudah komunikasi.

Bertemu tatap muka juga membuat respon dapat berjalan cepat dan langsung. Informasi pinjaman online kadang memberikan informasi yang kurang jelas. 

5. Terlalu percaya pada iklan online

Ketika memeriksa rumah dan lingkungan secara online, hati-hati dengan situs pembelian rumah.

Gambar atau video yang muncul bisa saja dilebih-lebihkan. Tidak sesuai dengan kenyataan.

Menyusuri lingkungan dan menyoroi seluk-beluk pasar mungkin tidak terwakili oleh iklan online. Inilah yang terkadang luput saat kita menilai harga rumah.

Jadi datang langsung akan lebih meyakinkan.

6. Tidak memeriksa dengan detail

Menurut Bill Loden, presiden dari American Society of Home Inspectors mengatakan sekitar 10% rumah yang baru dibeli tidak diperiksa.

Kita berusaha memotong biaya inspeksi rumah. Kita mungkin memeriksa cacat material, tetapi tidak memeriksa kerusakan jalan.

Di Amerika, ada berbagai tarif pemeriksaan untuk rumah berdasarkan ukuran rumah dan bagaimana rumah itu dibangun.

Dibutuhkan mata yang terlatih untuk melihat masalah rumah yang tidak tampak oleh mata biasa. Kita juga harus ikut untuk memeriksa dan mengajukan pertanyaan tentang noda air, bau aneh, dan lainnya.

Loden mengingatkan bahwa selalu ada cacat laten yang tidak dilihat inspektur. Kita juga harus memeriksa kondisi tanah dan fondasi rumah. 

(Baca juga: Tips Membeli Rumah Bebas Banjir)

7. Bertanya di saat yang tidak tepat

Penjual akan memelih menjual rumah pada orang yang benar-benar terlihat menyukainya. Kebanyakan dari kita tidak sadar ketika mereka diwawancara oleh broker atau perantara.

Jika kita mengeluah maka itu akan membuat kesan pertama yang buruk. Memang penting untuk menanyakan retak dan hewan pengerat potensial di sekitar rumah.

Namun, kita tidak harus terpaku pada hal ini sambil melihat-lihat rumah. Simpan pertanyaan untuk broker yang akan membantu kita melakukan kesepakatan setelah tur rumah.

8. Menganggap rumah adalah investasi

Banyak pembeli rumah pertama kali menginvestasikan tabungan ke dalam rumah. Berharap menghasilkan keuntungan yang menjanjikan enam atau tujuh tahun ke depan.

Untuk tingkat tertentu, menyewakan rumah memang menjadi sebuah aset. Tetapi ketika rumah itu ditinggali oleh Anda sendiri, bersiaplah untuk biaya pemeliharaan yang tak terlihat. 

Bisa jadi saham adalah investasi yang jauh lebih daripada rumah.

“Saya belum pernah memanggil tukang pila karena reksadana mulai bocor,” kata Art Carden, asisten profesor ekonomi di Samford University Brock School of Business. 

Itulah 8 kesalahan terbesar saat membeli rumah pertama.

(Baca juga: Indonesia Jadi Negara Tujuan Investasi Terbaik di Dunia Tahun 2018. Apa Sih Istimewanya?)