Kasus Kematian Pertama di Dunia, Seorang Wanita Meregang Nyawa Setelah Akupuntur Lebah

Masrurroh Ummu Kulsum

Penulis

Sebelumnya, selama dua tahun wanita ini telah rutin menjalani pengobatan akupuntur lebah, sampai pada kunjungan terakhirnya ia tidak terselamatkan.

Intisari-Online.com – Kasus ini diyakini sebagai kematian pertama dari apitherapi, pengobatan yang menggunakan berbagai macam produk dari lebah.

Seorang wanita di Spanyol meninggal setelah menjalani perawatan rutin akupuntur lebah, membuat dirinya menderita alergi hingga koma.

Akupuntur lebah dilakukan oleh seorang spesialis yang menyuntikkan racun lebah ke dalam tubuh pada titik-titik tertentu.

Dalam beberapa kasus, praktiknya menggunakan lebah hidup untuk menyengatkan langsung racunnya ke tubuh pasien.

BACA JUGA:Namanya Memang Kalah Gaung dari Mahatma Gandhi, tapi Inilah Sosok yang Dianggap sebagai Syahid Terbesar di India

Melansir scmp.com, kasus di Spanyol ini melibatkan lebah hidup menurut Journal of Investigational Allergology dan Clinical Immunology.

Pasien yang berusia 55 tahun setiap empat minggu selalu melakukan pengobatan tersebut selama kurang lebih 2 tahun.

Ia bermaksud mengobati ototnya yang kaku dan stres.

Wanita tersebut tidak memiliki riwayat penyakit lain, misalnya asma, penyakit jantung, atau alergi terhadap gigitan serangga.

Dalam dua tahun menjalani pengobatan, ia baik-baik saja.

Sampai pengobatan terakhirnya, tiba-tiba ia memiliki reaksi yang buruk terhadap sengatan lebah.

Wanita itu dibawa ke rumah sakit, tetapi meninggal beberapa minggu kemudian.

Selama reaksi alergi, tekanan darahnya turun ke titik yang menyebabkan stroke dan koma yang mengarah pada kegagalan organ multiple.

BACA JUGA:Merawat Wajah dengan Air Kelapa, 5 Manfaat Ini akan Anda Dapatkan dan Berikut Caranya!

Laporan itu tidak menyebutkan secara spesifik klinik atau kapan perawatannya dilakukan di Spanyol.

“Sepengetahuan kami, ini adalah kasus kematian pertama yang dilaporkan dari apitherapi," tulis Co-Authors Paula Vazquez-Revuelta dan Ricardo Madrigal-Burgaleta Rumah Sakit Universitas Ramon y Cajal di Spanyol.

"Kejadian yang merugikan terkait dengan terapi racun lebah sering terjadi," kata penulis laporan itu.

“Oleh karena itu, praktisi terapi racun lebah harus memenuhi kuakifikasi dan berhati-hati dalam praktik klinis sehari-hari," pungkasnya.

BACA JUGA:Hati-hati Ada Bahaya Tersembunyi di Balik Kuis Lucu-lucuan di Facebook, Data Pribadi Anda Taruhannya

Artikel Terkait