Bertemu Jokowi, Ini Tiga Permintaan Nyak Sandang yang Sumbangkan Hartanya untuk Pesawat Pertama Indonesia

Ade Sulaeman

Penulis

Nyak Sandang yang saat itu berusia 23 tahun kemudian menjual sepetak tanah dan 10 gram emas dengan harga Rp100. Nyak Sandang pun menyerahkan hasil penjualan hartanya itu kepada negara.

Intisari-Online.com - Keinginan Nyak Sandang untuk bertemu Presiden Joko Widodo akhirnya terwujud.

Nyak Sandang merupakan salah satu warga negara yang ikut menyumbangkan harta kekayaannya kepada pemerintah agar bisa membeli pesawat terbang pertama di Indonesia.

Pada Rabu (21/3/2018) petang, selepas Maghrib, ia bertemu Presiden Jokowi di Istana Presiden, Jakarta.

"Ini Pak Jokowi, Ayah," kata Maturidi, salah satu putranya, kepada Nyak Sandang, ketika Jokowi berdiri di hadapannya.

(Baca juga: Pesan Suara Misterius dari 'Korban MH370' Ini Diduga Berasal dari Indonesia, Ungkap Sosok Penculik Mereka)

Penglihatan Nyak Sandang sudah mulai kabur seiring usianya yang sudah memasuki 9 1tahun karena penyakit katarak.

Nyak Sandang terbang ke Jakarta dari kampung halamannya di Aceh pada Selasa (20/3/2018).

Ia senang luar biasa. Nyak Sandang terus berkata-kata memakai bahasa tradisional Aceh saat bertemu Jokowi.

"Dia (Nyak Sandang) senang sekali bisa bertemu Presiden," kata Maturidi kepada Presiden, menerjemahkan kata-kata yang diucapkan ayahnya.

Tiga permohonan

Dalam pertemuan tersebut, Nyak Sandang mengutarakan sejumlah permohonan kepada Jokowi.

Pertama, Nyak Sandang memohon bantuan agar ia mendapatkan layanan operasi katarak. Presiden Jokowi berjanji mengurusnya.

"Baik, nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya," kata Presiden.

(Baca juga: (Foto) Pas Banget, Foto Ini Tunjukan Detik-detik Sebelum Sebuah Kejadian Menimpa Seseorang)

Kedua, Nyak Sandang juga memohon Presiden Jokowi mendirikan masjid di kampung halamannya di Lamno, Aceh.

Presiden juga berjanji akan mengirimkan tim untuk mengecek terlebih dahulu kondisi di sana.

Ketiga, Nyak Sandang ingin sekali menunaikan ibadah haji.

Soal ini, Jokowi mengatakan bahwa ibadah haji memerlukan sejumlah syarat.

Ia akan mengomunikasikan hal ini terlebih dulu dengan Menteri Agama.

Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, Presiden menawarkan Nyak Sandang untuk pergi umrah terlebih dahulu.

"Mengingat haji kan ada antreannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama ya," kata Jokowi lagi.

Penyumbang harta pasca-kemerdekaan

Selain mengungkapkan permohonannya, Nyak Sandang juga sempat menunjukkan surat obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950.

Nyak Sandang ikut menyumbangkan harta kekayaannya kepada pemerintah agar bisa membeli pesawat terbang pertama di Indonesia.

Ia bercerita, hal itu berawal dari kunjungan proklamator Soekarno ke Aceh pada tahun 1948.

Saat itu, Soekarno sedang mencari dana untuk pembelian pesawat pertama pasca-kemerdekaan RI.

Nyak Sandang yang saat itu berusia 23 tahun kemudian menjual sepetak tanah dan 10 gram emas dengan harga Rp100.

Nyak Sandang pun menyerahkan hasil penjualan hartanya itu kepada negara.

Saat itu, Soekarno menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebesar SGD 120.000 dan 20 kilogram emas murni.

Dengan uang itu, Soekarno membeli dua unit pesawat terbang yang masing-masing ia beri nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.

Kedua pesawat terbang itu merupakan cikal bakal maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Di penghujung pertemuan, Nyak Sandang mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah meluangkan waktu untuk mendengar keluh kesahnya.

"Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami," kata Nyak Sandang. (Fabian Januarius Kuwado)

(Baca juga: Wanita Ini Temukan Trik untuk Hemat Tagihan Listrik Hingga 80% dan Terbukti Ampuh!)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahagianya Nyak Sandang, Penyumbang Pembelian Pesawat Pertama RI, Saat Bertemu Jokowi...".

Artikel Terkait