Find Us On Social Media :

Kulit Domba Menyulap Susu Menjadi Keju dan Kini Berkat Louis Pasteur Pembuatan Keju Menjadi Industri Skala Besar

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 21 Maret 2018 | 21:30 WIB

Intisari-Online.com – Alkisah, seorang pedagang Arab sedang melakukan perjalanan melintasi gurun menggunakan kuda. Sebagai bekal minum ia mengisi kantung kulit dari perut domba dengan susu.

Ketika haus dan mau minum susu dari kantungnya, ia terkejut bukan main. Sebab, susunya terpisah menjadi dua bentuk. Yang satu kental cenderung padat, satunya lagi berupa cairan.

Konon, dari situlah awal mula orang mengenal keju seperti yang kita kenal sekarang: bagian yang kental dan cenderung padat.

Setelah ditelusuri, susu bekal musafir Arab itu bisa berubah wujud gara-gara kantung kulit itu berasal dari binatang muda yang mengandung rennin, enzim penggumpal.

Nah, ditambah dengan terpaan sinar Matahari dan goyangan tubuh kudanya, susu bekalnya berubah wujud menjadi keju.

(Baca juga: Para Ilmuwan Ini Terkejut Setelah Temukan 3 Fosil Hewan Langka di Pulau Sumba!)

Si  pengembara mendapati cairan (yang ternyata air sisa setelah susu menjadi keju) itu tetap bisa diminum dan kejunya bisa dimakan.

Keju sudah dikenal sejak zaman Sumeria purba, 4.000 tahun Sebelum Masehi. Tradisi tertua yang melibatkan ekstraksi dan crafting susu berasal dari Mesopotamia (kini Irak).

Sebuah catatan yang berkisah tentang Dewi Ninchursag menyebutkan bahwa keju sudah diproduksi saat itu.

Penemu keju tidak diketahui pasti. Pada zaman Yunani kuno nama Aristaeus, anak dari Apollo dan Cyrene, disebut-sebut dalam Kitab Suci Perjanjian Lama sebagai si penemu.

Di zaman Romawi keju sudah menjadi industri rumahan. Pada rumah yang lebih besar, ada  ruang khusus yang digunakan untuk memasak keju. Dibikin pula dapur khusus untuk memrosesnya.

Pembuatan makanan enak dan bergizi dari susu ini dilakukan dengan keterampilan dan pengetahuan serta menggunakan standar tinggi.

(Baca juga: (Foto) Unik! Rasakan Sensasi Menikmati Kopi di Kafe Domba Ini)