Teriakan Putus Asa Hantui Rumah Sakit, Pasien Virus Corona Membludak di Rumah Sakit Wuhan dan Dibaringkan di Lantai Akibat Kehabisan Ranjang Pasien, Simak Videonya

May N

Penulis

Intisari-online.com -Tahun Baru Imlek terasa sangat kontras bagi seorang wanita di Wuhan bernama Xiaoxi (36).

Tidak ada perayaan olehnya dan suaminya, yang justru kini lemah tidak berdaya karena virus Corona.

Xiaoxi lebih parah lagi, kondisinya yang sehat membuatnya mengurus suaminya agar dapat berjuang melawan penyakitnya.

Namun sayang, pagi itu, Xiaoxi hanya mampu berdiri dalam kepanikan saat suaminya harus mengantre untuk mendapatkan pertolongan pertama di salah satu rumah sakit.

Baca Juga: Kisah ABG Kehabisan Uang, Nekat Jual Diri dengan Tarif Rp600 Ribu, Maraknya Bisnis Prostitusi di Indonesia Ternyata Membuatnya Masuk Urutan ke-12 Dunia

Rumah sakit itu adalah rumah sakit kesekian yang ia datangi untuk mengobati suaminya.

Sudah tidak terhitung berapa banyak rumah sakit yang menolak suaminya menjadi pasien baru karena mereka sudah penuh.

Tidak ada rasa tenang dan lega yang tergambarkan di Tahun Baru Imlek di Wuhan kali ini.

Justru, di kota yang telah 'terkunci' dan hampir alami kelumpuhan akibat mewabahnya virus Corona, hanya kepanikan yang mengisi seluruh kota.

Baca Juga: Tak Seperti Saat Duduk di Singgasana Kerajaan Agung Sejagat, Begini Kehidupan Getir Fanni Aminadia Usai Mendekam di Balik Jeruji Besi

Tidak ada rumah sakit yang kosong oleh pasien, semua terisi penuh dengan para pasien yang terjangkit virus Corona.

Baik para penderita maupun staff medis terlihat kelelahan dan panik, hanya kengerian yang menyelimuti bangsal-bangsal penuh teriakan putus asa.

Namun ada juga teriakan para staff medis dengan baju pelindung lengkap, berteriak agar mereka diberi jalan melewati antrian pasien.

Ada satu momen saat pasien yang sakit hanya duduk bersandar pada kursi, wajah pucatnya gambarkan betapa berat sakit yang ia derita.

Baca Juga: Di Balik Misteri Surat Wasiat Petunjuk Harta Karun Soekarno Bernilai Milyaran di Swiss, Istri Ketujuhnya Justru Ungkapkan Fakta Menyedihkan Akhir Hidup Sang Proklamator Ini

Wanita yang bersamanya berdiri sembari gemetaran.

Video direkam oleh seseorang yang menunggu untuk dites virus Corona, dan dipublikasikan ke portal berita Mirror Online oleh sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Warga tersebut mengatakan, "rumah sakit kewalahan dengan jumlah orang yang dites Corona.

Baca Juga: Pemandangan Mengerikan Warga Wuhan Tumbang di Kerumunan dan Pinggir Jalan, Tunjukkan Kengerian Virus Corona 'Saudara' Penyakit SARS dan MERS

"Hal tersebut sebabkan banyak orang jadi jatuh sakit dan bahkan mereka pingsan.

"Kepanikan melanda negara ini, banyak orang lebih sakit dari apa yang mereka akui. Mereka tidak dapat mengontrolnya."

Pagi ini, 25/1/2020 dilaporkan 41 warga China meninggal dunia akibat virus Corona 2019.

Wanita yang bernama Xiaoxi tersebut mengatakan: "aku sudah tidak punya apa-apa, tidak ada pakaian pelindung, dan aku berdiri di luar rumah sakit dalam keadaan hujan.

Baca Juga: Coba Madu dan Merica Hitam untuk Redakan Radang Tenggorokan Anda, Pasti Manjur!

"Aku putus asa, aku sudah kehabisan waktu. Aku bahkan tidak tahu apakah kami masih bisa menikmati tahun baru kali ini."

Baginya, tahun baru terasa seperti 'kiamat' saat tidak ada tempat yang dituju baginya dan suaminya di kota yang telah lumpuh tersebut.

Jika para pasien putus asa, para perawat rupanya sudah mencapai titik maksimal mereka.

Baca Juga: Tindakan Penuh Kasih Sayang dari Suami ke Istri Ini Justru Buat Polisi Geram, Sampai-Sampai Keduanya Ditahan oleh Polisi, Apa Sebenarnya yang Terjadi?

"Aku memberikan sekotak tisu ke seorang perawat. Dia menangis saat dia mencoba untuk menggerakkan orang-orang agar bergerak maju, tetapi tidak ada yang merespon," ujar Xiaoxi.

Suami Xiaoxi kini bergabung dengan mereka yang ada di unit gawat darurat dengan harapan staff medis akan segera merawatnya.

10 hari lalu, suaminya mengalami demam dan mulai batuk berdarah, tetapi empat rumah sakit telah menolaknya, mengatakan jika mereka kehabisan tempat dan tidak dapat melakukan tes lebih lanjut.

Xiaoxi mengatakan, mereka bahkan menolaknya saat dia memanggil ambulans.

Baca Juga: Ikhlas Istrinya Berhubungan Intim dengan Pria Lain, Rupanya Pria Ini Punya Rencana Culas di Otaknya yang Membuat Semua Orang Tercengang

"Rumah sakit pertama mengatakan kami agar pulang dan memberikan kami obat flu.

"Namun demam suamiku semakin parah dan kami berakhir berpindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain hanya untuk diberitahu agar pulang dengan antibiotik.

"Suamiku belum makan berhari-hari dan kondisinya menjadi semakin parah. Orang-orang sekarat, tidak ada yang merawat tubuhnya.

"Jika seperti ini terus menerus, kami semua akan mati."

Baca Juga: Tidak Hanya Sebagai Bumbu Saat Memasak Cabai Hijau juga Miliki Manfaat Kesehatan, Salah Satunya Bantu Turunkan Berat Badan

Pemerintah telah menawarkan untuk menanggung biaya pengobatan semua pasien yang terjangkit virus tersebut.

Namun, mereka yang belum mendapat pengujian ditinggalkan untuk membayar tagihan pengobatan mereka sendiri.

Xiaoxi sendiri telah membayar biaya sangat besar untuk pengobatan suaminya.

"Aku membayar dari 100 sampai 1000 yuan (200 ribu sampai 2 juta rupiah) sehari untuk pengobatan.

Baca Juga: Begini Cara Mengelola Sariawan pada Bayi yang Biasanya Hilang Tanpa Perlu Obat Kimia

"Banyak lagi yang seperti kami, aku juga melihat orang-orang yang tidak dapat membayar tagihannya.

"Mereka menyerah datang ke rumah sakit dan kemudian pulang."

Peringatan publik dirilis oleh Pemerintah Wuhan di Jumat yang menyuruh pihak berwenang lokal mengidentifikasi pasien dengan gejala virus tersebut dan mengatur mereka untuk dites di rumah sakit tertentu, yang sama sekali tidak diperbolehkan untuk menolak pasien.

Peringatan tersebut juga menyarankan pasien yang tidak dianggap terinfeksi seharusnya dikarantina di rumah untuk dijadikan pengamatan.

Baca Juga: 15 Tahun Tidak Dibahas di Depan Umum, Inul Akui Memendam Kekesalan Sampai Muak dengan Rhoma Irama, Kini Terkuak Apa yang Dilakukan Rhoma Terhadap Pedangdut Itu

Video tunjukkan anggota keluarga berdebat dengan para dokter dan perawat, mencoba mendapatkan diagnosis atau ranjang.

Tidak hanya itu, video juga tunjukkan mereka yang tidak selamat jenazahnya dibaringkan di koridor rumah sakit karena rumah sakit kewalahan mengurusi semuanya.

Xiaoxi sendiri sekarang menginap di penginapan dekat dengan rumah sakit dan mengatakan sudah merasa tidak enak badan.

Baca Juga: Mau Bisa Tidur dengan Nyenyak? Ini Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan Sebelum Tidur

Ia takut untuk pulang ke anak gadisnya yang berumur 6 tahun.

"Aku tidak bisa pulang untuk menginfeksi anakku dan mertuaku," ujarnya.

Artikel Terkait