Penulis
Intisari-Online.com -Pakar pengobatan alternatif Ningsih Tinampi benar-benar tak pernah berhenti menuai kotroversi di masyarakat.
Pernyataan bahwa dirinya mampu memanggil malaikat serta para nabi.
Pengakuan Ningsih Tinampi tersebut muncul dalam sebuah video di channel Youtube Ningsih Tinampi yang berjudul "Ningsih Tinampi, Penujukan Ilmu Milik Ningsih".
Tak ayal, masyarakat, termasuk MUI, kemudian banyak yang melontarkan kritik kepada Ningsih Tinampi.
Sebelum video kontroversial ini muncul, Ningsih Tinampi juga pernah menuai kontroversi pada akhir Desember 2019.
Saat itu, masih dalam bentuk video, Ningsih Tinampi menyebut seorang wanita menjadi korban perkosaan karena ulahnya sendiri.
Ningsih menilai pakaian minim menjadi penyebab seorang wanita menjadi korban perkosaan.
Namun, siapa sangka, tidak sampai satu bulan, Ningsih Tinampi justru harus kena tamparan keras terkait pernyataannya tersebut.
Pernyataan kontroversial tersebut sendiri berawal saat Ningsih Tinampi tampak sedang mengomentari seorang wanita.
Kemudian Sri Ningsih Tinampi berkata jika korban pelecehan seksual yang bersalah.
Seharusnya korban pelecehan seksual tidak melakukan hal yang dapat membuat birahi menjadi naik.
Kemudian, Sri Ningsih mengatakan seharusnya wanita tidak memakai baju yang terbuka.
Berikut cuplikan ucapannya.
"Orang diperkosa itu jangan menyalahkan orang yang merkosa. Bapak-ibu punya anak-anak perempuan, orang yang merkosa, jangan menyalahkan orang yang merkosa.
"Karena apa? Orang yang memperkosa itu nafsunya datangnya dari orang yang diperkosa. Jadi semua itu salahe wong'e (salah orangnya), salahe wedhok'e (salah perempuannya).
"Dia pakai baju yang minim minim dan dia selalu genit-genit di depan orang jadi itu yang membuat munculnya pemerkosaan. Jadi pemerkosaan bukan berarti orang yang merkosa sing salah (yang salah).
"Tidak. Nek bagi aku, sing tak salahno sing diperkosa. dipamer-pamerno yo ora? (yang saya salahkan yang diperkosa, dipamer-pamerin)."
Siapa sangka, pernyataan Ningsih Tinampi tersebut lantas terbantahkan secara telak melalui sebuah kasus pelecehan seksual.
Sebuah kasus pelecehan seksual yang terjadi di bilangan Kaliabang, Bekasi Utara, Rabu (15/1/2020) seolahmenjadi bukti langsung bahwa pernyataan Ningsih Tinampi sangat kelirus.
Sebab, korban pelecehan dalam kasus ini sangat jauh dari ciri-ciri wanita yang rentan menjadi korban versi Ningsih Tinampi.
perkosBaca Juga: Tak Bisa Dikenai Pasal Perkosaan, Reynhard Sinaga akan Dapat Hukuman yang Jauh Lebih Ringan Jika Dirinya 'Beraksi' di Indonesia, Ini Penjelasannya
Bayangkan, bukan hanya tak berpakaian minim, wanita yang jadi korban pelecehan di Bekasi ini juga menutupi seluruh tubuhnya.
Dia mengenakan jilbab panjang berwarna hitam saat menjadi korban pelecehan.
Sebuah kondisi, yang bagi Azriana R Manalu, seorang aktivis perempuan, menjadi buktibahwa pakaian korban sama sekali tak berkorelasi terhadap peluang korban jadi target pelecehan seksual.
Pelecehan seksual terjadi murni dari isi kepala dan niat pelaku.
"Jadi yang harus kita perbaiki bukan pakaiannya korban, tetapi otaknya pelaku," lanjut dia.
Setuju, Bu Ningsih Tinampi?