Penulis
Intisari-Online.com -Tahun 2020 baru berjalan 17 hari, namun sudah ada berita mengejutkan di Indonesia.
Dilaporkan, ada sebuah kerajaan muncul. Kerajaan tersebut konon disebut penerus Kerajaan Majapahit.
Namanya kerajaan itu adalahKeraton Agung Sejagat.
Layaknya sebuah kerajaan, Keraton Agung Sejagat juga dipimpin oleh seorang raja dan ratu.
Baca Juga: Belajar dari Tri Rismaharini, Hanya Dalam 3 JamBanjir Surabaya Surut
Istana kerajaan ini berpusat di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah.
Sang Raja biasa dipanggil Sinuwun Totok Santoso Hadiningrat. Sedangkan, sang Ratu dikenal dengan panggilan Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.
Merespon viralnya keberadaan Keraton Agung Sejagat, yangdisebut penerus Kerajaan Majapahit, polisi pun turun tangan untuk mengklarifikasi.
Tak lama,Sang Raja dan Ratu diamankan Polda Jawa Tengah.
Setelah menjalani pemeriksaan, polisi menetapkan Totok Santoso Hadiningrat dan Fanni Aminadia(nama asli Raja dan Ratu) ditetapkansebagai tersangka.
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, polisi memiliki bukti permulaan adanya motif penarikan dana dari masyarakat.
Mereka menarik dana dengan cara tipu melalui penggunaan simbol-simbol kerajaan palsu.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, Toto dan Fanni juga diketahui bukan sepasang suami istri. Rycko mengatakan, keduanya hanya berstatus sebagai teman.
"Sementara Fanni Aminadia yang diakui sebagai permaisuri ternyata bukan istrinya, tetapi hanya teman wanitanya," kata Rycko.
Atas perbuatannya, Totok Santoso dan Fanni Aminadia dijerat Pasal 14 UU RI Nomor 1 tahun 1946 tentang menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran.
Keduanya juga diancam Pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Mengapa Totok Santoso Hadiningrat berpikir dirinya seorang raja?
Berdasarkan perilaku Totok Santoso Hadiningrat yang mengaku sebagai Raja, kata psikolog, diduga menderita gejala gangguan waham, skizofrenia paranoid, gangguan kepribadian skizotipal, atau bipolar.
Psikolog Alexandra Gabriella mengatakan, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis alasan perilaku Totok jika dilihat dari sisi psikologis.
"Memang perlu ada pemeriksaan lebih lanjut, tidak bisa ada diagnosa sebelum diperiksa dan di observasi," kata Alexandara saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (17/1/2020).
Secara psikologis, orang yang mengalami delusi dan halusinasi disebut psikosis.
Tapi, jangan salah. Mendengar suara mungkin sudah sangat ekstrem.
Karena ada tanda-tanda halus yang sebenarnya mengindikasikan seseorang mengalami psikosis.
Sering tidak disadari sehingga kondisi itu berkembang menjadi delusi dan halusinasi parah.
Memang membutuhkan profesional untuk mendiagnosis seseorang mengalami psikosis atau tidak.
Namun lima tanda ini bisa menjadialarmbagi kita agar psikosis yang mungkin saja kita atau orang yang kita kasihi alami, tidak semakin parah.
1. Suasana hati yang depresi
Depresi bisa menjadi indikator seseorang mengalami psikosis.
Apalagi jika mengalami kombinasi dengan keyakinan yang delusional, salah mempercayai sesuatu, dan sangat pesimis.
2. Kecemasan
Ia merasa gelisah dan tidak nyaman saat sendiri maupun bersama orang lain.
Indikasi semakin kuat jika ia mengalami paranoia terhadap sesuatu.
3. Mudah marah
Seseorang yang mengalami psikosis bisa saja ditandai dengan emosi yang tidak stabil sehingga sangat mudah marah.
Apalagi setelah mengonsumsi alkohol. Ketika marah juga tidak sekadar marah ringan, namun amarah yang besar.
4. Gangguan tidur
Psikosis sering disertai dengan kelainan atau gangguan tidur. Ia sangat jarang bisa tidur dengan nyenyak.
5. Hipokondria
Ia merasa curiga, khawatir, dan takut kalau-kalau dirinya sedang terjangkit penyakit tertentu.
Bisa jadi pula ia merasa takut mengalami kejadian buruk yang belum tentu terjadi.
(Rindi Nuris Velarosdela/Tika Anggreni Purba)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Halusinasi Seorang Warga Pinggiran Rel sebagai Raja Keraton Agung Sejagat")