Namun, perempuan 55 tahun ini santai-santai saja.
Dia sama sekali tak merasa terganggu jika metode pengobatannya dikerling miring—bahkan oleh rekan sejawat.
“Ha-ha-ha, I’m happy with that. Orang Indonesia memang riskan kalo jadi kritis, kan. Karena perkembangan kesadaran moral rata-rata kita masih dalam tahap orientasi apa kata kelompok.”
“Bukan stands out for value apalagi kebenaran. Kita butuh proses buat ke sana. Makanya saya pun masih hati-hati banget, rem kudu pakem. Prinsipnya enggak boleh ada kaki yang keinjek, ha-ha-ha,” ungkap dr. Tan.
Baca Juga: Benda yang Selama Ini Kita Abaikan Ini Ternyata Ampuh Untuk Mengusir Semut Dari Rumah
Jika dr. Tan tetap teguh pada prinsipnya, antara lain karena dia juga memiliki mimpi: suatu saat kesehatan bukan hanya milik kementerian kesehatan.
Melainkan tanggung jawab semua orang, semua lembaga, semua instansi.
Kenapa ingin melakukan perubahan itu?