Penulis
Intisari-Online.com– Apakah Anda pernah makan bersama-sama dengan makanan disajikan di atas lembaran daun pisang seperti foto di bawah ini?
Cara ini umum dilakukan ketika masa orientasi atau hanya sekedar mempererat hubungan pertemanan dalam organisasi.
Cara makan seperti ini cukup unik.
Baca Juga: Kinerja Mesin Sepeda Motor Kurang Optimal Jika Sering Gonta-ganti Merek Oli? Mitos atau Fakta?
Dan nyatanya hampir setiap daerah memiliki tradisi seperti ini.
Bahkan kini beberapa restoran ada yang menyajikan makanan di atas daun pisang juga.
Di Sunda, cara makan seperti ini disebut denganbalakecrakan!
Biasanya tak ada piring dan sendok-garpu di sini. Kalaupun ada hanya digunakan untuk mengambil lauk atau nasi ke “piring” masing-masing.
Baca Juga: Alami Biduran? Ini Cara Atasi Biduran Tanpa Obat, Sangat Mudah!
Sebagai piringnya, digunakan lembaran daun pisang di tepian yang kosong.
Setelah nasi dan lauk pauknya ditaruh di “piring” masing-masing, maka tangan-tanganlah yang kemudian berfungsi sebagai sendok. Mengantarkan makanan ke mulut.
Di daerah tapal kuda di ujung timur Pulau Jawa pun ada tradisi seperti itu.
Sebuah meja panjang di gelar daun pisang kemudian nasi dan lauk ditaruh di atasnya.
Tradisi yang memiliki filosofi kebersamaan dan persaudaraan ini kembali digali.
Daerah tapal kuda meliputi Bondowoso, Jember, Pasuruan, Banyuwangi, Probolinggo, dan Situbondo.
Di Minahasa Utara pun dikenal makan bersama di atas daun pisang.
Bahkan Bupati dan Wakilnya, Vonny Aneke Panambunan dan Joppy Lengkong, giat menyosialisasikan salah satu tradiisi ini.
Makan bersama di atas daun pisang meruntuhkan sekat-sekat derajat seseorang.
Namun, di balik tradisi itu tersimpan pula kelebihan-kelebihan penggunaan daun pisang ini.
Baca Juga: Salah Satunya Suara Berubah Serak, Ini 7 Gejala Anda Terserang Kanker
Jika kita melihat ke dunia kuliner Indonesia, daun pisang banyak digunakan sebagai bungkus makanan.
Aroma yang keluar dari daun pisang ketika kena panas menciptakan aroma yang istimewa. Bahkan bisa menggugah selera kita.
Hal ini dikarenakan daun pisang mempunyai lapisan lilin alami.
Lapisan ini akan meleleh dan membaur dengan makanan jika terkena panas makanan tersebut sehingga muncullah bau penggoda selera tadi.
Daun pisang yang digunakan sekali pakai juga menghindarkan kita dari penyakit akibat wadah yang dipakai berulang-ulang.
Apalagi wadah plastik yang jika terkontaminasi dengan panas akan mengeluarkan zat berbahaya.
Belum lagi dalam penyajiannya tak perlu ribet. Cukup dibersihkan saja.
Tak hanya itu, daun pisang mengandung senyawa polifenol yang disebutepigallocatechin gallate(EGCG).
Polifenol merupakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan mencegah masuknya penyakit.
Terakhir, warnanya yang hijau memiliki sifat menyegarkan. Makan dalam suasana sedih tentu akan mengurangi kenikmatannya.
Nah, ketika melihat warna hijau, hati kita terasa tenang.
Daun pisang yang berwarna hijau alami ini tentu akan menambahkan nuansa segar dalam makanan kita. (Agus Surono)
Baca Juga: Ely Sugigi Potong Gigi Bagian Depannya: Ini Efek Samping Potong Gigi Menurut Dokter