Penulis
Intisari-online.com -Ajang Kecantikan Miss World telah dilaksanakan pada hari Sabtu (14/12/2019) berhelat di ExCel, London, Inggris waktu setempat.
Pemenang Miss World kali ini adalah Toni-Ann Singh (23) asal Jamaika yang menerima mahkota Miss World dari pemenang tahun lalu, Vanessa Ponce dari Meksiko.
Mahasiswi berumur 23 tahun tersebut sedang aktif mengambil kuliah kedokteran untuk tujuannya menjadi dokter.
Dengan penobatan ini, berarti kelima titel kontes kecantikan di tahun 2019 telah dipegang oleh para wanita kulit hitam.
Dilansir dari time.com, Toni-Ann Singh menyusul Zozibini Tunzi sebagai Miss Universe, Cheslie Kryst sebagai Miss USA, Kaliegh Garris sebagai Miss Teen USA, dan Nia Franklin sebagai Miss America.
Ini merupakan pertama kali dalam sejarah kelima titel kecantikan dipegang oleh para wanita kulit hitam bersamaan.
Hal ini merupakan momen penting dalam sejarah karena industri kontes kecantikan selalu diisukan memiliki masalah utama berupa ras.
Berpuluh-puluh tahun wanita dengan kulit berwarna dilarang untuk mengikuti ajang kompetisi ini yaitu Miss America dan Miss USA.
Tercatat, tidak ada wanita Afro-Amerika berpartisipasi di dalam ajang Miss America sampai akhirnya Cheryl Browne mewakili Iowa di tahun 1970.
Wanita kulit hitam akhirnya dapat mengklaim kemenangannya pertama kali pada kemenangan Vanessa Williams di tahun 1983.
Tiga tahun yang lalu, Miss Teen USA mengalami masalah setelah cuitan bernada rasis milik Karlie Hay, pemenang di waktu tersebut, muncul dan membuat banyak orang mengkritisi kontes kecantikan tersebut.
Banyak yang menyayangkan mengapa ajang kecantikan tersebut kurang beragam di antara para kontestannya.
Cheslie Kryst, mengatakan dalam acara Good Morning America sebelum kemenangan Toni-Ann Singh jika dia terkadang merasa sebal saat orang-orang tidak mengerti mengapa kemenangan grup itu terasa sangat indah.
Dilansir dari Time, dia mengatakan, "Kupikir ada beberapa waktu aku kecewa, karena orang-orang terkadang akan berkomentar dalam media sosial kami dan berkata seperti 'kenapa kita membahas rasmu? kalian berempat adalah empat wanita luar biasa.' Ya, memang kami luar biasa tetapi ada masa-masa di mana kami benar-benar tidak dapat menang!"
Singh juga menulis di akun Twitternya, ditujukan kepada gadis-gadis di Jamaika ataupun di belahan dunia lain, berisikan dorongan untuk percaya pada diri mereka sendiri.
Meskipun begitu, wanita kulit hitam masih menghadapi diskriminasi ketika berkompetisi, seperti melansir Deshauna Barber, Miss USA tahun 2016 yang melaporkan kepada BBC.
Dia berkata, "jika kamu datang dari kelompok manusia yang jarang terwakilkan, sangat sulit untuk memahami cara mewakili yang benar."
Kesulitan yang dialami wanita kulit hitam adalah menghadapi isu jika mereka tidak cocok dengan standar cantik tradisional yang dipegang dalam kontes kecantikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Gabriela Taveras, wanita kulit hitam pertama yang memenangkan Miss Massacchusetts kepada BBC.
"Ide kecantikan di masa lalu adalah wanita kulit putih."
Dengan itu, keputusan sulit yang harus dia ambil dalam berkompetisi adalah bagaimana mengatur rambutnya, karena rambut keriting masih terasa kurang cantik dibandingkan rambut lurus.
Taveras takut menggunakan rambut alaminya yang keriting karena merasa tidak memenuhi standar kecantikan Eropa.
Akhirnya, dia memutuskan untuk berkompetisi dengan rambut alaminya dan ternyata dia mengilhami anak kecil yang senang karena 'melihat Miss Massachusetts memiliki rambut sepertinya'.
Saat itulah dia yakin dia mengambil langkah yang benar.
Namun, banyak juga pemenang kontes kecantikan berkulit hitam yang mendapat kritik jika mereka menang karena warna kulitnya.
Ke depan, banyak wanita kulit hitam berharap Miss Universe dimenangkan oleh wanita dengan ukuran tubuh lebih atau wanita berhijab.