UN yang Dianggap Turunkan Kemampuan Siswa Akan Dihapus, Ternyata Dana Ratusan Miliarnya Akan Dialokasikan Untuk Ini

Mentari DP

Penulis

Kemdikbud berencana melakukan penghapusan Ujian Nasional (UN) dan untuk alokasi anggaran akan digunakan untuk tujuan ini.

Intisari-Online.com – Ujian Nasional (UN) merupakan sistem evaluasi standar pendidikan di Indonesia.

Umumnya, UN dilakukan siswa kelas 6, 9, dan 12 dan dilakukan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003.

Namun beberapa hari terakhir ini, ada isu UN akan dihapus.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memperkirakan penghapusan Ujian Nasional (UN) untuk menjadiassessmentkompetensi dan survei karakter akan berpengaruh pada penganggaran ke depan.

Baca Juga: Kisah Ibu Hamil yang Melahirkan di Pondok Pinggir Jalan Karena Jalan Rusak: Bolehkan Seorang Ibu Hamil Melahirkan Bayinya Sendiri Tanpa Bantuan Siapapun?

"UN nanti kan tidak ada lagi atau diganti keassessment,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana seperti dilansir kontan.com pada Sabtu (14/12/2019).

Erlangga menyebutkan, kajian mengenai penghapusan UN telah dilakukan dengan melibatkanstakeholderterkait.

Sebab itu, dalam waktu dekat rencananya kajian tersebut akan disampaikan kepada Komisi X DPR dalam rapat kerja selanjutnya.

Anggota Komisi X DPR Putra Nababan mengatakan, DPR saat ini tengah menunggu cetak biru (blue print) program pemerintah ke depan setelah adanya rencana penghapusan UN.

Baca Juga: Kisah Ismed Sofyan, Nikahi Ibu Angkatnya Sendiri dan Disebut 4 Kali Berselingkuh: Orang yang Pernah Selingkuh Memang Akan Kembali Selingkuh di Lain Waktu

Cetak biru yang dimaksud adalah semua hal yang terkait dengan kurikulum, pengembangan guru, penganggaran dan hal lain yang berkaitan dengan pendidikan ke depannya.

"Kalau kita bicara cetak biru, kita tidak hanya bicara untuk 2 tahun, 3 tahun, kita bicara untuk 5 tahun, 10 tahun.”

“Jangan ganti menteri ganti kebijakan, ganti kurikulum," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ramli Rahim berharap, Ujian Nasional dihapuskan bukan di tahun ajaran 2020-2021.

Tetapi seharusnya sudah dihapuskan di tahun ajaran 2019-2020.

Ia meminta Pemerintah harus mengupayakan segala cara agar anggaran yang dibutuhkan untuk pengangkatan guru.

"Mengingat 52% guru kita saat ini tidak jelas statusnya, tidak jelas pengangkatannya dan juga tidak jelas pendapatannya," ujar Ramli.

Ramli menilai, Ujian Nasional faktanya tidak memberi manfaat signifikan baik terhadap respon Pemerintah terhadap sekolah-sekolah yang tertinggal, maupun upaya-upaya pemerintah sebagai dampak dari hasil Ujian Nasional tidak terlihat sama sekali di lapangan.

"Jika Ujian Nasional dianggap sebagai sebuah pemetaan maka sesungguhnya Ujian Nasional ini tidak berarti sama sekali," ungkap dia.

Baca Juga: Bikin Pembeli Rela Antri Berjam-jam, Begini Spesifikasi dan Harga dari Sepatu Compass ‘Darahku Biru’, Termasuk Cara Membelinya

Ramli mengatakan, Ujian Nasional turut berpartisipasi terhadap semakin menurunnya kemampuan anak-anak Indonesia.

Karena anak-anak bukan lagi belajar bagaimana mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat, mengembangkan kemampuan daya nala, dan bukan pula bagaimana mereka mampu menguasai teori-teori dasar.

Akan tetapi, mereka melakukan segala macam cara untuk mendapatkan nilai tinggi di Ujian Nasional.

"Bimbingan-bimbingan belajar berjamuran untuk kebutuhan Ujian Nasional dan seleksi masuk PTN bukan untuk meningkatkan kemampuan siswa.”

“Tetapi hanya untuk membuat siswa-siswa kita mampu menjawab soal dengan benar, meskipun tidak paham maksud dari soal tersebut," jelas dia.

Sementara Ade Erlangga Masdiana mengatakan, alokasi anggaran yang sebelumnya digunakan untuk pelaksanaan UN, ke depannya akan digunakan untuk pengembangan infrastruktursekolah.

Selain itu, anggaran juga bisa dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, serta peningkatan kompetensi atau pemberdayaan guru.

“Itu yang selama ini biaya ratusan miliar yang kemudian bisa kita alokasikan misalnya untuk pengembangan infrastruktur sekolah,” tutup Ade Erlangga Masdiana.

(Vendi Yhulia Susanto)

(Artikel ini telah tayang dinasional.kontan.co.iddengan judul "UN dihapus, anggaran dialokasikan untuk infrastruktur sekolah dan kesejahteraan guru")

Baca Juga: Kisah Wanita yang Tidak Bisa Buang Air Kecil Selama 5 Tahun: Ini Penyebab Seseorang Tidak Bisa Buang Air Kecil

Artikel Terkait