Kehidupan Ashanty Berubah 180 Derajat Usai Didiagnosis Autoimun: Disebut Sebagai Penyakit yang Tak Bisa Disembuhkan, Begini Cara Mendeteksi Autoimun

Mentari DP

Penulis

Setelah tahu bagaimana kondisi kesehatannya, kehidupan Ashanty pun berubah 180 derajat. Pertama, berat badannya turun sekitar 4 kilogram.

Intisari-Online.com – Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa penyanyi dan public figure Ashanty didiagnosis menderita autoimun beberapa waktu lalu.

Kini, setelah tahu bagaimana kondisi kesehatannya, kehidupan Ashanty pun berubah 180 derajat.

Dilansir dari Nakita.grid.id pada Senin (2/12/2019), kondisi Ashanty mengalami perubahan.

Pertama, berat badannya turun sekitar 4 kilogram.

Baca Juga: Kasus Wanita Asal Kalimantan yang Tewas Usai Makan Mi Instan, Benarkah MSG di Dalam Mi Dapat Sebabkan Kematian?

Kedua, dia mulai mengubah gaya hidupnya, mulai dari memerhatikan makanan hingga pola tidur.

"Sekarangkayakjam tidur, aku lebihkayaklebih teratur,” cerita Ashanty.

“Terus akukayaknggak mau banyak pikiran yangnggakpenting-penting.”

"Makan nggak mau terlau berlebihan, kalo dulu kan yang kayak pagi, siang, sore, malemngemilmacem-macem.”

“Makan ya jam makan,ngemilya nggak terlalu yang berlebihan, dijaga banget sekarang," tambahnya.

Istri dari Anang Hermansyah ini juga mulai mengonsumsi makanan organik.

Bagaimana cara kita mendeteksi gejala autoimun?

Perlu Anda tahu, autoimun punya banyak gejala.

Untuk kasus Ashanty, dia mulai aware ke setelah mengalami bentol di sekujur tubuhnya. Bentol itu diduga karena autoimun yang dideritanya.

Baca Juga: Kasus Wanita yang Saling Hujat di Media Sosial Divonis 2 Tahun Penjara: Ini Hukumnya Jika Saling Hujat di Media Sosial

Dilansir dari kompas.com yang melansir laman Healthline pada Jumat (22/11/2019), penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh sendiri.

Padahal, sistem kekebalan berfungsi melindungi diri dari bakteri dan virus.

Namun, pada penderita gangguan autoimin, sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh.

Akibatnya, justru akan menyerang bagian tubuh kita sendiri, seperti sendi atau kulit, karena menganggapnya sebagai sel asing.

Jenis gangguan autoimun

Gangguan autoimun terdiri dari beberapa jenis, yang dikelompokan berdasarkan organ dan sistem tubuh yang dipengaruhinya.

Berikut beberapa jenis gangguan autoimun:

- Diabetes (Tipe I)

Memengaruhi pankreas. Gejala termasuk haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.

- Penyakit Grave

Memengaruhi kelenjar tiroid. Gejalanya di antaranya penurunan berat badan, peningkatan detak jantung, kecemasan dan diare.

- Penyakit radang usus

Termasuk kolitis ulserativa dan mungkin, penyakit Crohn. Gejalanya meliputi diare dan sakit perut.

- Multiple sclerosis

Memengaruhi sistem saraf. Tergantung pada bagian mana dari sistem saraf yang terpengaruh. Gejalanya dapat mencakup mati rasa, lumpuh dan gangguan penglihatan.

- Psoriasis

Mengaruhi kulit. Fitur termasuk pengembangan sisik kulit yang tebal dan memerah.

- Rheumatoid arthritis

Memengaruhi sendi. Gejalanya, persendian yang bengkak dan cacat. Mata, paru-paru dan jantung juga bisa menjadi sasaran.

Baca Juga: Kasus Anak Lompat dari Lantai 39 Karena Tak Tahan Dengar Pertengkaran Orangtuanya: Ini 5 Dampak Negatif Jika Orangtua Bertengkar di Depan Anak

- Scleroderma

Memengaruhi kulit dan struktur lainnya, menyebabkan pembentukan jaringan parut. Fitur termasuk penebalan kulit, borok kulit dan sendi yang kaku.

- Lupus erythematosus sistemik

Mengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang sistem organ tubuh. Gejalanya di antaranya peradangan sendi, demam, penurunan berat badan dan ruam wajah yang khas.

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis akurat.

Mendeteksi autoimun

Sangat sulit untuk mendeteksi gangguan autoimun.

Apalagi, jika gangguan yang dialami masih dalam tahap awal dan banyak organ atau sistem yang terlibat.

Meski demikian, metode diagnosa yang bisa dilakukan adalah: Pemeriksaan fisik Riwayat kesehatan Tes darah, termasuk yang mendeteksi autoantibodi Biopsi Sinar X.

Selain itu, tidak ada pemeriksaan tunggal yang dapat mendeteksi sebagian besar penyakit autoimun.

Dokter biasanya akan menggunakan kombinasi tes serta memeriksa gejala dan fisik kita untuk memberikan diagnosa pasti.

Biasanya, tes antibodi antinuklear (ANA) seringkali menjadi salah satu tes pertama yang digunakan dokter ketika pasien menunjukan gejala penyakit autoimun.

Tes antibodi anti-nuklear berfungsi untuk mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh (reaksi autoimun).

Namun, tes tersebut tidak dapat memberikan hasil pasti jenis gangguan autoimun apa yang terjadi pada pasien.

Untuk mendapatkan hasil spesifik, dokter juga memeriksa peradangan dalam tubuh yang disebabkan oleh penyakit ini. (Ariska Puspita Anggraini)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mengenal Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya...")

Baca Juga: Kasus Kikiam, Nasi, dan Telur Disajikan Untuk Atlet SEA Games 2019, Ahli Nutrisi: Itu Sangat Buruk bagi Atlet!

Artikel Terkait