Penelitian: Bayi yang Lahir dari Ibu yang Sudah Berumur Cenderung Alami Masalah Jantung

K. Tatik Wardayati

Penulis

Wanita yang hamil di usianya yang tidak lagi muda, umumnya mengalami perubahan pada plasentanya. Lalu, apa yang terjadi?

Intisari-Online.com – Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, perubahan terjadi pada plasenta pada ibu hamil yang lebih berumur yang mengarah pada kemungkinan kesehatan yang buruk pada keturunan laki-laki.

Wanita yang hamil di usianya yang tidak lagi muda, umumnya mengalami perubahan pada plasentanya.

Ini berarti bayi laki-laki yang dilahirkan oleh ibu yang demikian lebih mungkin mengembangkan masalah jantung di kemudian hari, demikian menurut sebuah penelitian.

Perubahan terjadi pada plasenta pada ibu hamil yang sudah ‘berumur’ mengarah pada kemungkinan yang lebih besar mengalami kesehatan yang buruk pada keturunan laki-laki mereka.

Baca Juga: Cerita 'Bayi Setan' yang Hidup Dalam Kondisi Janin Tak Lazim Hingga Dilahirkan dengan Plasenta Robek

Demikian penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.

Janin laki-laki dan perempuan tidak tumbuh sebesar pada ibu yang lebih tua, tetapi ada perbedaan spesifik jenis kelamin dalam perubahan perkembangan dan fungsi plasenta.

Ini cenderung memainkan peran sentral dalam peningkatan kemungkinan masalah jantung di kemudian hari dan tekanan darah tinggi pada pria.

Wanita berusia di atas 35 dianggap usia lanjut untuk hamil dan dalam penelitian ini, para peneliti mengamati tikus hamil dengan usia yang sebanding.

Baca Juga: Ingin Hamil Secara Alami? Ini 4 Obat Alami Untuk Tingkatkan Kesuburan Wanita

Di mana plasenta janin betina menunjukkan perubahan bermanfaat dalam struktur dan fungsi yang akan memaksimalkan dukungan pertumbuhan janin.

Dalam beberapa kasus, plasenta bahkan mendukung janin perempuan lebih baik daripada plasenta ibu dengan umur yang lebih muda.

Namun dalam kasus janin laki-laki, plasenta menunjukkan perubahan yang akan membatasi pertumbuhan janin pada tikus hamil yang berusia lanjut.

Kehamilan pada ibu yang lebih tua dikaitkan dengan risiko komplikasi yang tinggi bagi ibu dan bayinya dengan kondisi seperti preeklampsia, yaitu tekanan darah yang meningkat pada ibu selama kehamilan, diabetes gestasional, kelahiran mati, dan pembatasan pertumbuhan janin.

Baca Juga: Seorang Wanita Diceraikan Suaminya Saat Hamil, Saat Bayinya Lahir Mantan Pacarnya yang Dulu Disakitinya Justru Lakukan Hal Tak Terduga Ini

“Dengan usia rata-rata kehamilan pertama pada wanita menjadi lebih tinggi dan lebih tinggi, dan terutama di negara-negara maju, sangat penting untuk memahami bagaimana usia ibu dan jenis kelamin bayi berinteraksi untuk menentukan kehamilan dan kesehatan masa depan anak itu.”

Demikian kata pemimpin penulis penelitian, Dr Amanda Sferruzzi-Perri, seorang anggota Royal Society di Pusat Penelitian Trophoblast di Departemen Fisiologi, Pengembangan, dan Ilmu Saraf Universitas Cambridge.

Plasenta mengangkut nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin, mengeluarkan faktor pensinyalan ke ibu sehingga ia mendukung perkembangan janin, dan merupakan penghalang pelindung utama janin terhadap racun, bakteri, dan hormon, seperti hormon stres, dalam darah ibu.

Ini sangat dinamis di alam, dan fungsinya dapat berubah untuk membantu melindungi pertumbuhan janin ketika kondisi menjadi kurang menguntungkan untuk perkembangannya, misalnya melalui kekurangan nutrisi atau oksigen atau ketika ibu sedang stres.

Baca Juga: Polusi Udara Masuk ke Plasenta Diduga Bisa Bahayakan Kesehatan Janin Loh!

Penelitian ini menemukan bahwa usia ibu lanjut usia mengurangi efisiensi plasenta janin laki-laki dan perempuan.

Ini mempengaruhi struktur dan fungsi plasenta lebih nyata untuk janin laki-laki, mengurangi kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan janin.

"Kita sekarang tahu bahwa pertumbuhan, serta ekspresi gen dalam plasenta, dipengaruhi pada ibu yang lebih tua dengan cara yang sebagian tergantung pada jenis kelamin: perubahan dalam plasenta janin laki-laki umumnya merugikan," kata penulis pertama Dr Tina Napso, pasca Doktoral di Universitas Cambridge.

Baca Juga: Apa Pendapat Ahli tentang 'Aksi' Kim Kardashian Memakan Plasentanya Sendiri?

Artikel Terkait