Penulis
Intisari-Online.com -Sebuah video yang memperlihatkan seorang kakek yang menjadi korban penipuan menjadi perhatian warganet.
Dalam postingan yang diunggah akun Instagram makassar_iinfo pada Senin (11/11/2019) terlihat seorang kakek berada di sebuah toko.
Ternyata kakek yang memakai topi dan jaket itu tengah berada di apotek untuk membeli obat sesak sebanyak 4 strip.
Namun yang menjadi sorotan adalah ketika kakek itu hendak membayarnya.
Ternyata yang dibawanya adalah uang mainan yang menyerupai uang asli nominal Rp50.000.
Penjaga apotek langsung memberi tahu si kakek jika uang yang dibawanya bukan uang sungguhan.
Sang kakek yang mendengar ucapan si penjaga apotek langsung terdiam dan tampak terbengong, seolah-olah tampak ingin sedikit menangis.
Penjaga apotek kemudian menanyakan kepada kakek itu dari mana ia mendapatkan uang tersebut.
Cerita sang kakek pun langsung membuat penjaga apotek terkejut bukan main.
Saat ditanya, kakek tua itu mengaku jika uang tersebut didapatkannya dari hasil menjual sayur di pasar.
Ada seorang pembeli yang membeli dagangannya sejumlah 60 kilogram dan membayarnya dengan uang tersebut.
Namun karena kakek tersebut sudah tua, matanya sudah rabun dan tak bisa membedakan uang asli atau palsu yang diterimanya, ia pun tak protes dan langsung menerima uang yang diberikan pembeli.
Namun nahas, uang tersebut hanya uang mainan, dan sang kakek sudah menjadi korban penipuan.
Berdasarkan laporan, kejadian tersebut terjadi di Cingkariang Kampuang Tengah, Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
Usai video tersebut viral, banyak netizen merasa geram atas perbuatan pembeli yang tega memperdayai dan menipu sang kakek.
Bahkan banyak netizen membanjiri kolom komentar dan mendoakan agar sang kakek mendapatkan gantinya dan oknum yang menipunya mendapatkan ganjaran yang setimpal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan lebih lanjut dari kakek maupun penjaga apotek tersebut.
Baca Juga: Disebut Ramen Terenak, Begini Sejarah Indomie, Omzet Penjualan Hampir Rp1 Triliun pada Tahun 1990
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng pada tahun 2017 silam, langkah 3D masih berlaku untuk membedakan uang asli dan yang palsu.
Adapun 3D yang dimaksud adalah metode pengecekan uang secara manual yang bisa dilakukan seluruh masyarakat.
Diketahui 3D adalah dilihat, diraba, dan diterawang.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi mengatakan, ada 8-12 unsur pengaman di dalam uang rupiah.
Semakin tinggi pecahannya, maka semakin banyak unsur pengamannya. Contohnya, di dalam uang Rp100.000 ada 12 unsur pengaman.
"Unsur pengaman, baik yang ada di bahan uang itu sendiri seperti watermark, benang pengaman, maupun yang ada di proses cetak," kata Suhaedi seperti dilansir dari kompas.com.
Melalui metode "dilihat", masyarakat dapat melihat warna uang lama maupun uang baru tersebut. Apakah berwarna terang atau kusam.
Sedangkan melalui metode "diterawang", masyarakat dapat menerawang uang yang diterima.
Apakah watermarknya terlihat, gambarnya masih terlihat, kesesuaian bentuk, hingga gambar pahlawan yang ada di uang tersebut.
"Kemudian diraba, ada bagian tertentu memang sengaja dibuat agak kasar.”
“Khusus mengenai uang baru tahun emisi 2016, untuk tunanetra bisa diraba khusus agak kasar dan kemudian ada beberapa lagi yang bisa berubah warna kalau dilihat dengan kemiringan tertentu," kata Suhaedi.(Siti Maesaroh)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judulDitipu Pembeli dengan Uang Mainan, Kakek Tua ini Tak Sanggup Menahan Kesedihan Saat Uangnya Ditolak Ketika Membeli Obat Sesak Napas di Apotek