Penulis
Intisari-Online.com - Insiden seperti pembantaian My Lai selama perang Vietnam atau Jalan Raya Kematian dalam Perang Teluk diketahui oleh sebagian besar penduduk dunia.
Namun, masih ada beberapa kekejaman yang tak terhitung jumlahnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh militer AS.
Salah satunya adalah Penyiksaan Bagram, sebuah pelecehan pada tahanan Afganistan yang dilakukan oleh pasukan AS.
Menurut dokumen The Guardian, mereka menemukan bukti beberapa pelanggaran di pusat penahanan utama Bagram dekat Kabul.
Dokumen itu menunjukkan bahwa tentara AS menutupi dan menyalagunakan para tahanan di Afganistan dan Irak pada 2004 silam.
Seribu halaman bukti dari penyelidikan militer AS yang dirilis American Civil Liberties Union setelah pertempuran hukum yang panjang.
Diberitakan oleh Guardian, menunjukkan bahwa seorang Irak yang ditahan di Tikrit pada September 2003 dipaksa untuk menarik laporan penganiayaannya setelah tentara mengatakan kepada dia akan ditahan tanpa batas waktu.
Kemudian salah seorang tahanan Palestina bernama Hussain Mustafa misalnya mengaku disodomi dengan sebatang tongkat.
Kemudian pria lain bernama Wesam Al Deemawi digantung dan diancam dengan anjing.
Sementara bagi Khalid Sheikh Mohammed, dalang di balik serangan 9/11, Bagram dikatakan telah membuat "Guantanamo terlihat seperti hotel penyiksaan".
Salah satu contoh penyiksaan terburuk melibatkan korban yang merupakan seorang sopir taksi muda bernama Dilawar.
Selama empat hari, ia digantung di langit-langit dan kakinya dipukuli, begitu parah sehingga, setelah kematiannya, seorang dokter militer menulis mengatakan, nasi telah menjadi bubur.
Afganistan juga pernah menuduh AS melakukan serangan brutal di Teluk Guantanamo, di mana warga Afganistan yang ditahan AS berakhir memilukan.
Delapan orang tewas di dalam tahanannya.
Termasuk kasus terpisah yang diungkapkan oleh The Guardian, dua mantan tahanan AS di Afganistan mengajukan tuntunan terhadap Amerika.
Dalam tuntutan itu, sumpah tertulis pada pengacara hak asasi manusia Inggris-Amerika, meski keduanya telah dibebaskan.