Penulis
Intisari-online.com - Sudah sebanyak tiga kali, muncikari asal Bogor, Y (28) dan GG (29), memberikan obat keperawanan kepada pekerja seks komersial (PSK) yang dipekerjakan.
Obat keperawanan tersebut akan membuat seolah PSK tersebut mengeluarkan darah ketika berhubungan intim.
Dengan cara ini, muncikari dapat mematok tarif hingga Rp 20 juta kepada pria hidung belang yang menggunakan jasa PSK yang ditawarkan Y dan GG.
Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni mengatakan, Y dan GG memasarkan perempuan muda dengan iming-iming perawan kepada pelanggannya di media sosial.
Faktanya, dua muncikari yang dikenal sebagai spesialis penjual perawan di Bogor itu ternyata berbohong.
Tak menunggu lama, modus baru di Bogor ini akhirnya terendus karena melibatkan sejumlah perempuan dari lintas provinsi, termasuk mengincar gadis-gadis desa di Kabupaten Bogor yang membutuhkan uang.
Y dan GG sebagai mucikari ditangkap pada Selasa (15/10/2019) pukul 19.40 WIB di salah satu hotel di Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Selain itu, polisi juga turut mengamankan gadis berinisial KO (20) untuk dimintai keterangan.
KO yang dipekerjakan untuk melayani hidung belang di hotel tersebut dalam pengakuannya, disuruh menggunakan obat kapsul keperawanan untuk mengelabui konsumennya.
Sedikitnya sudah 3 kali KO menggunakan obat tersebut.
"Korbannya warga Bogor dan macam-macam ada yang 18 ada 20 tahun dan dia (KO) sudah melakukan hal (obat) itu sebanyak 3 kali," kata Joni, kepada Kompas.com, Kamis (24/10/2019).
KO menggunakan obat berbentuk kapsul berwarna merah yang kemudian dimasukkan ke dalam kemaluannya sejam sebelum berhubungan.
Baca Juga: Wanita Ini Minum Air Lemon Setiap Pagi Selama Seminggu, Ini Dia Reaksi pada Tubuhnya!
"Nah, nanti setelah satu jam baru dikeluarkan yang seolah-olah akan kelihatan darah (perawan) akhirnya konsumen yakin kalau itu perawan," ungkap Joni.
"Jadi, tidak ada modus yang ditutupi makanya terlacak oleh kepolisian untuk itu kami ungkap bagaimana transaksi mereka, bahkan sampai wilayah Kalimantan pesannya," sambung dia.
Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor Silfi Adi Putri membenarkan bahwa obat tersebut dimasukkan ke dalam alat vital korban.
Mereka mengakalinya dengan membeli obat kapsul itu di toko obat di Bogor.
Baca Juga: Wanita Ini Minum Air Lemon Setiap Pagi Selama Seminggu, Ini Dia Reaksi pada Tubuhnya!
"Bentuknya pil dimasukan ke dalam vagina dan dibeli (toko obat)," singkat dia.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Benny Cahyadi mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap kedua mucikari karena telah mempekerjakan sebanyak 25 perempuan dari berbagai daerah termasuk di Bogor.
Hal itu terbukti dari transaksi dan percakapan di media sosial seperti Facebook, Instagram, WeChat hingga WhatsApp. Menurut dia, polisi masih fokus dalam hal Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Ini masih kami selidiki (obat) dan kami juga masih fokus terkait TPPO-nya dulu," ujar dia.
Atas perbuatannya, Y dan GG dijerat dengan Pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan atau Pasal 296 KUHP dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.
Kelabui pria hidung belang
Sebelumnya diberitakan, demi mengelabui pria hidung belang, dua muncikari asal Bogor, Jawa Barat, memberikan obat keperawanan kepada pekerja seks komersial (PSK).
Cara itu digunakan pelaku berinisial Y dan GG agar meraup untung jutaan rupiah.
Obat tersebut berguna memberikan kesan seolah-olah PSK yang baru saja melayani pria hidung belang itu mengeluarkan darah saat berhubungan intim seolah-olah seperti perawan.
"Iya ada mereknya, kita tahu sejenis jamu dalam bentuk kapsul biasanya satu jam sebelum berhubungan itu dimasukkan ke dalam kemaluan korban. Setelah main kelihatan darah (perawan) untuk mengelabui konsumennya," ucap Kapolres Bogor, AKBP Muhammad Joni, Kamis (24/10/2019).
Sebelum melancarkan aksinya, pelaku memanfaatkan media sosial dengan memasang foto gadis dengan tarif jutaan rupiah.
Jejaring sosial itu di antaranya Facebook, Wechat, WhatsApp, dan Instagram.
Dalam praktiknya, kedua pelaku menawarkan para gadis sesuai kriteria yang diinginkan oleh pelanggan.
Prostitusi online ini sudah berlangsung setahun dan melibatkan sejumlah perempuan dari lintas provinsi, termasuk mengincar gadis-gadis desa di Bogor yang membutuhkan uang.
"Tergantung pesanan dari pelanggannya, kalau pesannya di Kalimantan ya ke sana juga. Nah, sekarang ini yang transaksinya di wilayah Bogor, jadi korbannya ada yang orang Bogor ada juga orang luar," ujar Joni.
Untuk memuluskan aksinya, pelaku mencantumkan nomor WhatsApp kemudian meminta uang DP terlebih dahulu sebesar Rp 3 juta.
Setelah itu sang muncikari akan mengarahkan ke sebuah hotel yang telah disepakati.
"Setelah diterima uang DP maka dibawalah korban di dalam kamar hotel untuk sisanya diberikan nanti setelah selesai karena ini perawan. Jatah mami Rp 3 juta dan Rp 17 juta itu jatah gadis yang dieksploitasi tadi," ucap Joni.
Saat ini polisi masih melakukan pendalaman terkait pengungkapan kasus tersebut. Sedikitnya ada 25 orang yang menjadi korban berdasarkan temuan di media sosial.
Namun kata Joni, polisi mengamankan satu orang warga Bogor berinisial KO (20).
"Korbannya warga Bogor inisial KO, dan untuk pelaku (mucikari) inisial Y ini juga profesinya sebagai PSK yang akhirnya ikut jadi mamih juga," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, anggota Polres Bogor mengungkap kasus praktik prostitusi online yang menjajakan gadis dengan tarif jutaan rupiah, di salah satu hotel kawasan Sentul City, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat.
Polisi menetapkan dua orang sebagai tersangka yang berperan sebagai "mami", berinisial Y (28) perempuan dan GG (29) laki-laki. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy); (Kompas.com/Afdhalul Ikhsan)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Mucikari di Bogor Sudah 3 Kali Berikan Obat Keperawanan Pada PSK, Patok Tarif Rp 20 Juta Saat Kencan