Penulis
Intisari-Online.com -Seorang wanita yang memiliki tumor yang menutupi wajahnya bisa bernapas lega.
Pasalnya, setelah orang-orang asing yang baik hati mengusahakan dirinya menjalani serangkaian operasi, dia merasa tak harus sembunyi lagi.
Melansir Mirror, Sabtu (19/10/2019), Natalia Apaseray (26) bisa terbang dari Indonesia ke Australia untuk mendapat perawatan setelah sebuah badan amal mengumpulkan donasi lebih dari 14.000 poundsterling (Rp 256,8 juta).
Dilaporkan Natalia menderitakelainan genetik langka yang membuatnya disiksa oleh anak-anak yang akan melempari dia dengan batu.
Natalia dilahirkan dengan bentuk neurofibromatosis yang parah, yang menyebabkan tumor jinak tumbuh di kulitnya dan di sepanjang sarafnya.
Dia memiliki banyak tumor yang membuat dia merasa sangat malu sehingga dia akan menutupi wajahnya ketika dia pergi ke tempat umum.
Sayangnya, di rumahnya di Jayapura, Irian, belum ada bantuan medis yang tersedia baginya.
Karena fisiknya yang tak biasa, orang-orang akan menatap dan dia akan disiksa oleh penduduk setempat.
Baca Juga: Pertarungan Brutal Buaya Lawan Gajah, Tubuh Panjang Buaya Ditindih oleh Gajah Besar, Menang Mana?
Pada satuketika dia pernah bersembunyi di tempat sampah ketika anak-anak melemparkanbatu ke arahnya, kata dokter bedah plastik Dr Michael Kernohan, yang mengoperasi Apaseray di Sydney.
Sekelompok ahli bedah melakukan serangkaian operasi "kompleks dan besar" untuk menghilangkan massa.
Natalia berterima kasih kepada Rotary Club yang mengumpulkan dana dan staf yang mengoperasi dia di Rumah Sakit Liverpool di pinggiran kota Sydney.
Dia mengatakan kepada news.com.au,"Saya merasa sangat malu tumbuh di Jayapura karena wajah saya.
"Saya sangat senang bisa kembali melihat komunitas saya. Saya tidak lagi merasa perlu menyembunyikan wajah saya.
"Tidak mungkin saya bisa membayar semua orang atas bagaimana mereka telah membantu."
Ahli bedah di Australia menyadari keadaannya setelah ia ditemukan oleh anggota tim medis AS pada Februari 2018.
Orang Amerika itu menghubungi Peter Gray, presiden Rotary Club di Phnom Penh, dan meminta bantuan.
Gray mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Liverpool City Champion tahun lalu, "Tidak ada yang layak hidup seperti ini."
Rotary Club di Kamboja dan Australia mengumpulkan lebih uang untuk menerbangkan Natalia ke Sydney untuk beberapa operasi dan mencakup transportasi dan akomodasi lokal.
Rumah sakit memperlakukannya sebagai pasien kemanusiaan dan tim medis menyumbangkan waktu mereka.
Setelah operasi pertamanya pada bulan Mei, ia menjalani rekonstruksi wajah besar selama operasi tujuh jam pada bulan Juni.
Dokter mengangkat sebagian besar sisi kanan wajahnya dan membangun kembali hidung, mulut, dan kelopak matanya.
Dr Kernohan mengatakan memuji keberanian Natalia, "Natalia telah begitu berani sepanjang perjalanan yang tidak dikenal ini dan tidak pernah mengeluh satu kali pun."
Sedangkan diketahui anggota dari badan amal Rotary mengambil jalan-jalannya dalam upaya untuk menjaga semangatnya ketika dia pulih dari operasi.