Penulis
Intisari-Online.com -Soal sikap keamanan dirinya, Kim Jong-Un memang termasuk pimpinan negara paling mengutamakannya.
Sikap paranoid dirinya ini ditunjukan dalam beragam kebijakan yang terkadang terlihat aneh.
Contohnya saja sang diktator tidak ingin kotorannya diambil orang sehingga dia akan selalu menggunakan toilet pribadi di manapun berada.
Dalam kondisi lain, dirinya malah pernah memilih untuk menukar pulpen yang akan digunakannya saat akan menandatangani sebuah kesepakatan penting, karena takut diracun.
Nah, sebuah strategi keamanan dirinya juga pernah mendapat sorotan saat sedang menghadiriKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan Presiden Korsel Moon Jae-in, April 2018 lalu.
Bayangkan saja, para pengawal Kim Jong-Un terus berlari mengelilingi mobil yang ditumpangi sang diktator.
Sebuah strategi yang dianggap konyol karena pada dasarnya kendaraan Kim Jong-Un sudah kebal peluru sehingga keberadaan para pengawal tersebut nyaris tak berguna jika ada serangan.
Namun, di luar itu, ada fakta menarik dari tindakan sigap para pengawal tersebut, terutama bagaimana mereka berlatih sehingga bisa tetap terus berlari di samping mobil sang diktator.
Dalam acara kunjungan Kim Jong Un ke Korsel untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan Presiden Korsel Moon Jae-in, April 2018 lalu, pengawal pribadi Kim Jong-un dari satuan khusus Supreme Guard Command atau Unit 963 tetap melekat.
Dalam protokol internasional, seorang pemimpin negara seperti presiden memang dibolehkan membawa pengawal khusus bersenjata demi menjaga keselamatan pemimpinnya.
Pasalnya, pengawal yang selalu melekat dan terdiri dari pasukan pilihan serta loyal terhadap pemimpinnya, memang sangat dibutuhkan oleh seorang presiden untuk menjamin keselamatannya selama 24 jam.
Seperti juga Kim Jong-un, dirinya tetap membawa pengawal khusus yang selalu menyertainya selama 24 jam ketika berkunjung ke Korsel.
Meski pihak keamanan Korsel telah menjamin keamanan Kim Jong-un selama melakukan kegiatan.
Tapi karakter pasukan yang biasa mengawal pemimpin negara memang didoktrin untuk tidak mempercayai jaminan keamanan dari pihak lain sehingga prosedur tetap untuk mengamankan seorang pemimpin negara seperti presiden harus tetap dijalankan.
Demikian pula seperti prosedur para pangawal khusus Korut ketika bertugas mengawal Kim Jong-un saat berkunjung ke Korsel, semua prosedur tetap pengamanan tetap dijalankan secara ‘fanatik’ meski terkesan ketinggalan jaman.
Pasalnya teknik 12 pengawal khusus Kim Jong-un memberikan pengamanan sambil berlari di samping mobil limosin yang ditumpangi Kim Jong Un sebenarnya ‘ketinggalan zaman’.
Apalagi kondisi sekitar tidak ada kerumunan orang dan bahkan cenderung sudah steril.
Selain itu mobil limosin yang ditumpangi Kim Jong-un juga merupakan mobil antipeluru dan tahan ledakan granat atau senjata RPG sehingga kahadiran pengawal yang selalu melekat sebenarnya tidak perlu.
Seharusnya para pengawal Kim Jong-un tetap berada di mobil pengawal karena jika terjadi serangan bersenjata ke arah mobil Kim Jong-un para pengawal itu pasti akan tewas.
Tapi dalam soal lari sambil mengiringi mobil Kim Jong-un para pengawal pilihan itu sama sekali tak ada masalah karena mereka biasa latihan lari membawa peralatan militer lengkap sejauh 25 km dengan beban sekitar 20 kg.
Sebagai pasukan pilihan pengawal Kim Jong-un, para personel ini kemampuan tempur dan beladiri tidak jauh berbeda dengan pasukan-pasukan khusus pengawal presiden di negara-negara lainnya.
Mereka harus mahir beladiri, menembak, berpenampilan ideal, paham ilmu diplomatik, dan lainnya.
Semua kemampuan itu diperoleh melalui latihan keras dan brutal selama 2 tahun.
Namun khusus untuk pasukan pengawal keluarga Kim Jong-un yang jumlahnya mencapai 100 ribu personel dan bersenjata sangat lengkap, mereka harus melakukan pengawalan secara total dan fanatik serta menganggap keluarga Kim Jong-un sebagai ‘keluarga para dewa’.
Pasalnya keluarga besar Kim Jong-un bisa melakukan apa saja di Korut termasuk melakukan kejahatan dan para pengawal yang sudah dicuci otak itu, tetap harus melindunginya.
Meski keluarga Kim Jong-un memiliki pengawal sebanyak 100 ribu personel terlatih dan fanatik, personel yang selalu melekat selama 24 jam hanya sekitar 120 orang.
Sebanyak 120 orang personel ini merupakan tentara terpilih dan cenderung diisolasi termasuk dari keluarganya sendiri demi menjamin keamanan keluarga Kim Jong-un selama 24 jam di mana pun berada.
Maka tidak mengherankan jika Kim Jong-un yang akan menghadiri acara makan siang di Panmunjeon yang sudah steril dari ancaman ‘serangan semut’ sekalipun, mobil Kim masih dikeliling 12 pengawal pilihan yang lari komando dalam kondisi diam, fanatik, dan siap menghadapi gangguan jenis apa pun.
(Agustinus Winardi)