Beginilah Cara Kerja Gas Air Mata serta Dampak yang Ditimbulkan Jika Sudah Kadaluwarsa

Mentari DP

Penulis

Seperti diketahui, gas air mata bisa menyebabkan sensasi mata terbakar pada tubuh, saat ditembakkan pada demonstran.

Intisari-online.com - Beberapa waktu ini, demo besar-besaran yang dilakukan setentak di berbagai wilayah terjadi di Indonesia.

Karena massa yang begitu besar, gas air mata seringkali digunakan untuk meredam atau membubarkan aksi.

Seperti diketahui, gas air mata bisa menyebabkan sensasi mata terbakar pada tubuh, saat ditembakkan pada demonstran.

Maka mereka biasanya langsung berlarian dan menghindari gas air mata tersebut.

Baca Juga: Air Toilet Tiba-tiba Mampet dan Keruh, Saat Diperiksa Ternyata Penyebabnya Hal Mengerikan Ini

Seperti diketahui, gas air mata ada tiga jenis antara lain CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone) dan semprotan merica.

Gas air mata juga memiliki kandungan kimia seperti, arang, potasium nitrat, silikon sukrosa, potasium klorat, magnesium karbonat dan O-Chlorobenzalmalononitrile.

Sebagai dampak akibat terkena gas air mata, bisa memicu peradangan selaput lendir mata, hidung, mulut dan paru-paru.

Secara umum tidak mematikan, namun ada yang beracun dan efek yang ditimbulkan ada sekitar 30 detik setelah terkena gas.

Baca Juga: Jika Es di Kutub Mencair, 6 Wilayah Ini Diprediksi Ikut Terancam, Indonesia Masuk?

Selain itu, dampak yang terasa adalah sensasi panas di mata, pengelihatan kabur, nyeri, kesulitan bernapas, bersin berlebihan, iritasi kulit hingga terasa tercekik.

Bahkan jika sudah terkontaminasi, gas ini juga bisa menyebabkan air mata berat, muntah hingga diare.

Tentu saja yang perlu dilakukan adalah menghindarinya, atau jangan panik.

Gas ini biasanya dilepaskan dalam bentuk granat atau kaleng aerosol, garanat bisa meledak di udara, dan memuntahkan logam. Jangan sentuh wadah tersebut karena panas.

Baca Juga: Sempat Viral, Obyek Wisata Negeri di Atas Awan Gunung Luhur Ditutup Sementara, Ini Alasannya

Selain itu, bagaimana jika gas air mata itu kadaluwarsa?

Menurut beberapa sumber, jika gas tersebut kadaluarnya, struktur kimianya ternyata menurun karena proses oksidasi.

Dengan kata lain, reaksi efektivitasnya juga menurun.

Jadi jika banyak yang bilang tambah pedes itu salah, bahkan reaksi terhadap mata lebih tidak sensitif lagi.

Ketika gas air mata terasa pedih itu bukan karena sudah kadaluwarsa.

Baca Juga: Kabut Asap Melanda Beberapa Wilayah Indonesia, Studi: Polusi Udara Tak Cuma Ganggu Pernapasan, Tapi Juga Kejiwaan hingga Munculkan Keinginan Bunuh Diri

Artikel Terkait