Penulis
Intisari-Online.com – Anda tahu apa itu aneurisma?
Dalam bahasa Yunani, aneurisma berarti pelebaran.
Sementara dalam dunia medis, aneurisma disebut pelebaran dinding pembuluh darah akibat lemahnya struktur dinding tersebut.
Lihatlah foto di bawah ini. Ini adalah contoh aneurisma pada otak.
Baca Juga: Kasus Remaja Tewas Karena Sering Main Game PUBG: Ini Bahaya Game PUBG Untuk Otak Kita
Aneurisma merupakan kondisi di mana ada balon-balon kecil di pembuluh darah.
Konsepnya pun mirip seperti balon. Semakin besar dia, semakin mudah pecah.
Jika pecah, maka darah yang dari pembuluh darah akan keluar dan merembes ke otak.
Jika sudah pecah, maka darah tersebut bisa memenuhi otak. Dan jika begitu, maka fungsi otak akan bermasalah.
Akibat lain dari pecahnya aneurisma ini adalah kita bisa terkena stroke perdarahan, sebuah penyakit yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.
Angka sembuhnya sangat kecil. 1 banding 100. Jika pun sembuh, ada peluang kecacatan.
Melihat dampaknya yang sangat besar, bisakah aneurisma dicegah?
“Aneurisma bisa dicegah,” ucap Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp. BS, Ph.D, dokter spesialis bedah saraf di Rumah Sakit Pondok Indah kepada Intisari Online pada Selasa (24/9/2019).
Ada beberapa poin yang disampaikan dr. Mardjono.
Pertama, umumnya aneurisma tidak memiliki gejala. Alasannya karena balon-balon tersebut berukuran sangat kecil.
Paling kecil 3 mm dan paling besar 25 mm.
Hanya saja, jika terjadi di banyak tempat di otak dan pembuluh darah, ini bisa berbahaya.
Oleh karenanya, dr. Mardjono menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko aneurisma. Misalnya Anda merokok, suka minum alkohol, dan punya riwayat darah tinggi.
Atau jika Anda suka merasa pusing di lokasi yang sama.
Tak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaannya bisa beragam, ada CT scan kepala, MRI otak, MRA otak, hingga DSA.
Mahal memang. Sekali pemeriksaan bisa mencapai Rp1 hingga 5 juta.
Namun dana tersebut masih sedikit dengan pengeluaran yang akan Anda keluarkan untuk pengobatan.
Sebab, jika aneurisma pecah, Anda harus melakukan operasi dan menginap di ruang ICU selama 14 hari lamanya.
Bayangkan Anda berapa biaya yang harus Anda bayar untuk rawat inap hingga operasi. Tentu sangat mahal.
Belum lagi fakta peluang sembuhnya kecil. Jika pun sembuh, Anda akan menderita kecacatan.
Oleh karenanya, dr. Mardjono bersama rekannya dr. Rubiana Nurhayati, Sp. S, dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah menerangkan tidak ada salahnya mencegah sebelum aneurisma pecah.
Baca Juga: Kedaluwarsa atau Tidak, Gas Air Mata Tetap Membahayakan Kesehatan Kita
Apalagi jika Anda memiliki beberapa faktor risiko dan gejala yang sudah diterangkan di atas.
Dan wanita lebih mungkin memilikianeurisma daripada pria. Berbanding 3:2.
Penanganan aneurisma otak
Aneurisma bisa terjadi di mana saja. Sebab, pembuluh darah ada di seluruh bagian tubuh kita. Namun memang aneurisma otak yang paling berbahaya.
Sebab, darah yang merembes di otak tidak bisa disedot.
Sehingga lebih baik menyumbat aneurisma tersebut sebelum mereka pecah.
Cara yang biasanya dr. Mardjono dan dr. Rubi lakukan ada dua cara, yaitu kawat dan klip.
Namun bandingkan cara kerja dan harganya.
Untuk kawat, nantinya bagian dalam aneurisma (seperti dalam balon) akan diberi kawat agar dia tidak pecah.
Harga 1 kawat sekitar 1.500 US Dollar (Rp21 juta) per kawat. Tapi diperlukan minimal 5 kawat untuk menyumbat aneurisma.
Sementara klip dilakukan dengan memotong aneurisma agar dia tidak terus membesar.
Harganya 1 klip sekitar 200 Euro (Rp3,1 juta). Dan ini bisa ditanggung BPJS.
Hanya saja, pemilihan dua penangan ini tergantung di mana lokasi aneurisma Anda berada. Sebab, ada beberapa tempat yang sulit dilakukan dengan kawat atau klip.