Find Us On Social Media :

Pernah Terjadi Selama Berjam-jam Setelah Letusan Krakatau 1883, Kini Fenomena Langit Merah Kembali Terjadi di Jambi, Pertanda Apa?

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 22 September 2019 | 09:00 WIB

Warga Desa Pulau Mentaro, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, dikagetkan dengan fenomena langit merah pada Sabtu (21/9/2019)

 

Pasalnya, fenomena Rayleigh ini menjadi penyebab langit berwarna biru pada siang hari dan memerah kala senja atau fajar.

"Dalam kasus Jambi ini, kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara nampaknya cukup besar sehingga lebih padat ketimbang konsentrasi partikel pada udara normal," ujar Marufin.

"Karena lebih padat maka berkas cahaya Matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru dan sekitarnya) hingga medium (spektrum hijau dan sekitarnya)," kata dia.

Kesehatan mata

Sehingga, hanya menyisakan panjang gelombang panjang (spektrum merah dan sekitarnya) yang dapat menerus sampai ke permukaan bumi.

Hal itulah yang membuat langit tampak berwarna kemerahan yang terlihat seperti di Muaro Jambi.

Selain itu, Marufin menyampaikan bahwa mekanisme serupa dengan langit memerah yang cukup lama (dan tidak umum) dengan lama waktu berjam-jam sebelum terbenam matahari.

Misalnya, pasca terjadi letusan dahsyat gunung berapi seperti teramati pada kejadian pasca-letusan Krakatau pada tahun 1883 maupun Pinatubo pada tahun 1991.

Baca Juga: Kisah para Pencicip Makanan Hitler, 'Menangis Seperti Anjing' Setiap Kali Nyawa Mereka Tak Terenggut oleh Makanan yang Mereka Cicip