Penulis
Intisari-online.com - Membayangkan Pulau Salju mungkin adalah sesuatu yang dingin, dan sangat mustahil bertahan hidup di tempat itu dengan kondisi keterbatasan.
Namun, siapa sangka di dunia ini pernah ada seorang wanita yang mampu menaklukkan kehidupan di pulau Saju, dia adalah Ada Blackjack.
Pada tahun 1921 satu awak kecil beranggotakan lima orang berangkat dari Nome, Alaska, menuju pulau Wragel di dekat Siberia.
Ekspedisi itu bertujuan untuk mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari Kerajaan Inggris.
Baca Juga: Penelitian: Anak-anak yang Lahir Bulan September Lebih Cerdas Dibandingkan yang Lahir Bulan Lain
Namun sayangnya perjalanan itu berubah menjadi drama mengerikan yang membuat satu krunya hidup dalam kondisi mengerikan.
Para kru kemudian tida pada saat musim dingin dan bersalju, persediaan mereka bertahan selama berbulan-bulan tiba-tiba habis.
Maka kru tersebut bertahan hidup dengan mamancing dan berburu.
Bahkan kapal penyelamat yang dijanjikan pun juga terpaksa berbalik karena es tebal dan tanpa saluran komunikasi apapun.
Baca Juga: Ingin Selfie dengan Pose Jari 'V'? Lakukanlah dalam Jarak Ini Jika Tak Ingin 'Diri' Anda Dicuri!
Ketika itu, tahun 1923, salah seorang kru bernama Knight jatuh sakit, kemudian kru lain, Crawford, Galle dan Murer mencoba mencari peradaban dengan melintasi es.
Sayangnya mereka tidak pernah kembali, dan tidak ada berita tentang mereka yang mencapai kota Siberia.
Hanya seorang diri bersama Knight yang jatuh sakit, Ada Blackjack mengambil alih semua tugas, menumpuk kayu, berburu, bahkan merawat Knight.
Juga dia mencatat semua aktivitasnya dalam buku harian.
Sayangnya, pada 23 Juni 1923 Knight meninggal, hal itu membuat Blackjack tinggal sendirian.
Hidup sebatang kara di atas tanah es, Ada Blckjack mungkin bisa meninggal kapan saja, namun dia berpikir tentang janji pada putranya untuk kembali.
Itu yang mendoroangnya untuk tetap bertahan hidup.
Karena tidak memiliki kekuatan untuk mengubur Knight, dia meninggalkannya di kantong tidurnya dan melindunginya dari hewan.
Dengan menggunakan persediaan dan kotak-kotak tua, ia membuat lemari, tempat ia menyimpan kacamata dan amunisi di lapangan, serta rak senjata, tempat ia menyimpan senapan dan platform tinggi yang bisa diburu.
Akhirnya, iajuga membuat perahu kulit dari kayu apung dan kanvas.
Dia juga mulai menggunakan peralatan fotografi kapal dan mengumpulkan cukup banyak koleksi foto dirinya di dalam dan sekitar kampnya.
Hidupnya juga dikelilingi dengan marabahaya karena beruang kutub yang siap menerkamnya.
Hingga akhirnya sekian lama menunggu, Ada Blackjack akhirnya diselamatkan, dua tahun setelah dia pertama kali tiba di pulau itu.
Kondisinya baik-baik saja, bahkan Pers menjulukinya, "Robinson Crusoe" dan segera dia dibawa menuju kampung halamannya.
Kembali ke Nome, dia dipersatukan kembali dengan putranya Bennett, meskipun uang yang dijanjikan tidak pernah dibayarkan.
Bennett dan Blackjack akhirnya pindah dari Nome dan menjalani sisa hidup mereka di Palmer, Alaska dalam ketidakjelasan.