Penulis
Intisari-Online.com -Presiden Republik Indonesia ke 3 Bacharudin Jusuf Habibie telah berpulang pada Sang Pencipta.
Berpulangnya BJ Habibie dikonfirmasi oleh putranya, Thareq Kemal Habibie.
"Dengan sangat berat, mengucapkan, ayah saya Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, meninggal dunia jam 18.05 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.
Thareq mengatakan BJ Habibie meninggal dunia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi, salah satunya adalah jantung.
BJ Habibie, pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu bukan hanya dikenal sebagai sosok yang cerdas.
Pria yang pernah menempuh studi teknik penerbangan di Jerman ini juga dikenal sebagai sosok dengan cinta yang tulus.
Kesetiaannya pada sang istri, Hasri Ainun Besari, begitu melegenda.
Bahkan kisah cinta keduanya dirilis dalam bentuk film yang mengena di hati para penggemar.
Kembali sembilan tahun yang lalu, Ainun meninggal dunia pada 22 Mei 2010 silam.
Saat istri tercintanya meninggal dunia, kala itu Habibie menyampaikan perasaan sedihnya yang memilukan.
Mengutip dari Nakita, cerita itu disampaikan Habibie sendiri dalam sebuah wawancara media.
Habibie menyebut kematian Ainun merupakan hal terberat selama hidupnya.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Presiden Republik Indonesia Ke-3 BJ Habibie Meninggal Dunia
"Anda tahu buku Habibie dan Ainun saya tulis alasannya sakit, dan saya tidak tahu bahwa Ibu Ainun sakit cancer.
Saya baru tahu dua bulan sebelum dia meninggal. Saya kenal dia sejak umur 12 tahun, tiba-tiba dia tiada," kata BJ Habibie saat ditemui Grid.ID di kantor MD Pictures, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).
Sepeninggal Ainun, BJ Habibie merasa kehilangan hingga akhirnya berujung pada depresi hingga akan dirawat di rumah sakit jiwa.
Melansir Hai-Online.com, kondisi psikis Habibie kian memburuk, membuat dokter menyarankannya untuk dirawat di rumah sakit jiwa.
"Sesuai dengan agama Islam, kita tahlilan. Seminggu setelah Ainun meninggal, saya tidak pakai sepatu dalam kesadaran saya menangisi Ainun," kata BJ Habibie.
"Itu akan terjadi karena bapak dan ibu begitu dekat, kalo satu pergi dia akan berontak organ-organnya. Dikatakan ada 4 options, pertama, segera dimasukan ke rumah sakit jiwa.
Kedua, saya tinggal di rumah, tim dokter datang ke rumah. Ketiga, saya menyampaikan masalah. Keempat, catatan," tutur BJ Habibie menyebutkan.
Rupanya Habibie lebih memilih opsi keempat dan berhasil sembuh dari depresi itu setelah menulis catatan.
Baca Juga: Sedang Sakit, BJ Habibie Ditangani oleh 44 Dokter Kepresidenan
"Saya pilih yang ke-4 yaitu membuat catatan, dia bilang harus selesai tidak lebih dari 3 bulan. Saya selesaikan 2 bulan," lanjut BJ Habibie.
Setelah membuat catatan tentang sang istri, kondisi BJ Habibie berangsur membaik.
Pada akhirnya catatan yang dibuat BJ Habibie dibuat menjadi buku berjudul 'Habibie dan Ainun' dan kisahnya juga diangkat ke layar lebar.
Habibie dan Ainun, dua sosok terikat cinta sejati yang melegenda, bahkan ada Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun.
Monumen tersebut terletak di Parepare, Sulawesi Selatan, tempat kelahiran BJ Habibie.
Monumen Cinta Sejati ini dibuat untuk mengenang cinta Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie kepada istrinya Hasri Ainun Besari, dan untuk menginspirasi warga Parepare.
Lebih dari itu, Monumen Cinta Sejati ini adalah kado untuk Habibie pada hari ulang tahun pernikahannya dengan Ainun.