Tak Sedikit pun Takut, Warga di Desa Ini Biasa Duduk di Atas Punggung Buaya, 'Bahkan Kami Berenang Bersama Mereka'

Tatik Ariyani

Penulis

"Tidak pernah ada masalah. Mereka adalah buaya-buaya suci dan tidak akan melukai manusia,” kata seorang warga.

Intisari-Online.com -Buaya menjadi salah satu hewan buas yang ditakuti manusia.

Membayangkan gigi-gigi tajamnya saja sudah membuat orang tak mau dekat-dekat hewan ini.

Jika melihat moncongnya muncul dari dalam air yang tenang, mungkin kebanyakan orang akan langsung pergi menjauh.

Buaya memang dianggap sebagai salah satu predator yang mematikan.

Baca Juga: Menggantungkan Hidup dari Sarang Buaya, Begini Kisah Para Pencari Nipah di Hutan Rawa di Aceh, Harus Punya Nyali!

Namun, lain ceritanya dengan warga di desa kecil di Burkina Faso ini.

Di desa ini, buayajustru dianggap sahabat manusia.

Pemandangan warga yang duduk di atas badan buaya adalah hal biasa.

Orang-orang di Bazoule, desa yang terletak 30 kilometer dari ibu kota Ougadougou, berbagi kolam mereka dengan lebih dari 100 reptil bergigi tajam ini.

Baca Juga: Berburu di Malam Hari, Buaya Sepanjang 3,5 Meter Serang Pria Ini dan Seret ke Dalam Rawa, Lengannya pun Terluka

“Kami sudah terbiasa dengan keberadaan buaya sejak kecil. Bahkan, kami berenang bersama mereka,” papar Pierre Kabore, saat diwawancarai hanya beberapa meter dari buaya yang sedang memakan ayam.

“Saat ini, kami dengan mudah mendekati mereka dan duduk di atasnya. Jika memiliki keberanian lebih, Anda bisa berbaring juga di sana.

Tidak pernah ada masalah. Mereka adalah buaya-buaya suci dan tidak akan melukai manusia,” tambah Kabore.

Menurut legenda setempat, hubungan mengejutkan dengan predator ini sudah terjalin sejak abad ke-15.

Baca Juga: Peringatan untuk Pengelola Kebun Binatang, Video Ini Buktikan Bahwa Buaya Memang Benar Mahir Memanjat

Desa ini sedang mengalami kekeringan ketika buaya membawa seorang wanita ke kolam persembunyiannya.

Dengan adanya kolam tersebut, warga desa pun bisa menghilangkan rasa hausnya.

“Penduduk kemudian melakukan perayaan sebagai tanda terima kasih,” cerita Kabore.

Perayaan yang dikenal dengan nama Koom Lakre ini masih diselenggarakan setiap tahunnya.

Warga desa membuat pengorbanan dan meminta buaya untuk mengabulkan permintaan mereka akan kesehatan, kemakmuran, dan hasil panen yang baik.

Dianggap jauh dari ancaman, buaya justru memiliki koneksi mistis dengan Bazoule.

“Buaya direpresentasikan sebagai jiwa nenek moyang kami. Jika salah dari mereka mati, maka akan dikuburkan selayaknya manusia,” imbuhnya.

Baca Juga: Dimakan Buaya Hidup-hidup, Bocah 10 Tahun Diseret saat Duduk di Bagian Belakang Perahu

Menurut Kabore, buaya menangis jika kemalangan akan menimpa desa.

Para tetua bertugas untuk mengartikan tangisan buaya lalu membuat permohonan untuk menangkal nasib buruk.(Gita Laras)

Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judulDi Desa Kecil Ini, Buaya Dianggap Seperti Leluhur Manusia

Artikel Terkait