Penulis
Intisari-Online.com - Minggu lalu, datang seorang pasien yang sudah terdengar suara batuknya sejak masih di luar kamar praktik.
Batuknya keras, ngikil, nadanya tinggi, melengking, bertubi-tubi, dan diulangi secara sadar.
Dapat diterka, ia sedang berusaha keras untuk mengeluarkan dahak yang masih berada dalam sekali di bronkus (pipa paru-paru).
Banyak orang batuk dengan cara inefisien dan membahayakan ini. Batuk merupakan mekanisme alamiah dari tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari bronkus.
Selain itu, batuk juga timbul karena terdapat rangsangan di tenggorokan, pita suara, atau daerah pernapasan lain. Rangsangan ini dapat berupa radang, benda asing, atau dahak di bronkus.
Baca Juga: Derita Batuk Kronis, Ternyata Benda Masa Kecil Pria Ini Tersangkut di Paru-parunya Selama 40 Tahun
Juga perlu disadari, batuk ialah aktivitas mengembuskan udara di paru-paru dalam fraksi detik sebanyak 3-4 liter melalui lubang sekecil ujung pensil yang terbentuk oleh pita suara yang sangat sensitif.
Batuk dengan cara di atas akan menimbulkan reaksi rangsang batuk yang terus menerus. Tekanan di paru-paru meninggi sekali sehingga dapat menimbulkan cedera pada struktur paru-paru yang halus, tenggorokan, dan pita suara.
Pita suara bengkak, suara menjadi serak, gatal, dan dapat terjadi perdarahan di jalan pernapasan. Batuk pun akan semakin parah.
Wajah jadi merah, tekanan darah naik, dan menimbulkan bahaya pecahnya pembuluh darah. Ironisnya, walaupun semua ini demi mengeluarkan dahak, banyaknya dahak yang keluar juga tidak berhenti.
Dahak di bronkus sebenarnya akan dikeluarkan secara alamiah karena bronkus memiliki mekanisme unik.
Baca Juga: Jangan Biarkan Batuk Berkepanjangan, Kita Bisa Alami Komplikasi Psikologis Lho
Ia dilapisi sel-sel berbulu yang secara kontinyu menyapu dahak ke arah atas. Dahak pun akan terasa naik ke atas menuju tenggorokan dan secara refleks kita akan batuk dengan hasil yang efisien, yaitu dahak berhasil dikeluarkan.
Batuk dapat disebabkan oleh rangsangan di jalan pernapasan atas (tenggorokan), batuk sesak asma (pipa paru-paru menyempit), atau daya pompa jantung lemah sehingga cairan di dalam pembuluh darah keluar dalam paru-paru.
Ketiga jenis batuk ini memerlukan obat yang berbeda. Bila salah mendiagnosis jenis batuk itu maka penderita tidak akan mengalami perbaikan. Bila obatnya cocok, seharusnya dalam 1-3 hari ada perbaikan.
Pasien juga tidak perlu menunggu sampai obat habis, apalagi bila batuk bertambah parah. Anda dianjurkan kembali ke dokter untuk melakukan penilaian kembali dan mungkin penggantian obat.
Bila rangsangan batuk menggelitik sekali maka batuk harus dikendalikan. Yaitu, batuk harus ditahan karena batuk yang produktif akan merangsang batuk lagi.
Sebagian orang berpendapat rangsangan batuk tidak boleh ditahan dan harus dibatukkan.
Ini salah kaprah karena batuk keras akan merangsang salvo batuk lain yang merupakan lingkaran setan.
Baca Juga: Batuk Tak Kunjung Reda? Coba Oleskan Balsam Hangat Pada Kaki
Untuk menahannya, kita bisa mengulum lozonges atau permen, meskipun terkadang lozonges bisa justru merangsang batuk.
Minumlah 1-2 teguk air untuk setiap rangsang batuk yang ngikil. Bawalah botol air ke mana pun pergi.
Batuk juga akan lebih parah bila kita terembus kipas angin atau AC, banyak bergerak, seperti bekerja atau berolahraga. Karenanya, sebaiknya kurangi gerakan tubuh.
Umumnya, obat penekan batuk hanya diberi kepada penderita “batuk kering”, dan tidak boleh diberi kepada penderita asma.
Meminum obat yang berisi obat penekan batuk (kodein, doveri, dekstrometorfan, noscapin, atau antihistamin) yang terlalu besar dosisnya atau diberi terlalu sering atau lama, justru akan memperparah batuk karena asma.
Antibiotik juga tidak akan mempercepat penyembuhan batuk, sebaiknya hindari karena akan merugikan diri sendiri.
Panas, batuk, pilek akut, terutama pada anak, lebih dari 90% disebabkan oleh virus dan tidak mempan antibiotik.
Baca Juga: Kapan Harus Khawatir Ketika Batuk Tak Kunjung Sembuh?
Batuk asma memerlukan obat asma yang jenisnya cukup banyak. Kortikosteroid sebaiknya dihindari bila tanpa itu pun sudah diperoleh perbaikan.
Yang lebih penting adalah mengidentifikasi dan menghindari penyebab sesak asma tersebut.
Beberapa pencetus asma antara lain capai, asap rokok, debu, asap mobil, debu di pembongkaran rumah, hewan peliharaan, dan tungau.
Lain lagi dengan batuk akibat payah jantung yang memerlukan diagnosis dokter untuk mengenalinya karena bisa mirip asma.
Pasien harus segera diberi obat diuretik supaya bisa banyak kencing, yang melalui ginjal akan menyalurkan cairan di paru-paru keluar tubuh.
Dengan tindakan sementara ini, sesak napas segera akan reda setelah 1-2 hari. Namun, pasien harus tetap dibawa ke dokter spesialis. Pengobatan harus diteruskan untuk jangka waktu lama dan minum harus dibatasi.
Baca Juga: Batuk, Demam, hingga Pusing, Ini 7 Gejala Pneumonia, Jangan Dianggap Remeh Ya!
Ditulis ulang dari buku Advis Medis Intisari, tulisan Prof . dr. Iwan Darmansjah, Sp.Fk, Farmakolog, Jakarta